Pernyataan ICW Soal Bisnis Ivermectin Dinilai Sesuai UU Kebebasan Berpendapat
Merdeka.com - Koalisi Masyarakat Sipil menilai pernyataan Indonesia Corruption Watch (ICW) terkait dugaan bisnis Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko di balik promosi obat Covid-19, Ivermectin beberapa waktu lalu merupakan bentuk menyampaikan pendapat. Pernyataan ICW itu sesuai Pasal 28 UUD 1945 yang dijuantahkan dalam UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum.
Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Fakultas Hukum Universitas Andalas, Feri Amsari mengatakan, pernyataan ICW juga termasuk UU Nomor 28 Tahum 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme.
Bahkan terkait hasil temuan ICW itu, ujar Feri, seharusnya Moeldoko menjelaskan data kepada publik bahwa selaku penyelenggara negara wajib kiranya menjauhkan diri dari tindakan mencari keuntungan, kepentingan pribadi, kelompok, dan orang-orang lain, sesuai Pasal 5 Angka 6 UU Nomor 28 Tahun 1999.
-
Siapa yang mendapatkan pesan dari Kapolri? Peraih Adhi Makayasa Akpol 2024 diberi pesan oleh Kapolri. Begini isinya.
-
Bagaimana Istana merespon kejadian tersebut? 'Tentu kami sangat sedih dan menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Bapak Kamaluddin,' kata Yusud kepada media, Jumat (5/7). Istana mendoakan agar amal ibadah almarhum dapat diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
-
Siapa yang lapor ke Soeharto tentang Kemal Idris? Laporan itu konon ditulis oleh Ali Moertopo.
-
Siapa yang memimpin delegasi Indonesia di pertemuan Konsultasi? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Kenapa Soeharto copot Kemal Idris? 'Dia terlalu populer di sana. Popularitas itu diperlukannya untuk memperoleh jabatan tertinggi. Laporan itu konon ditulis oleh Ali Moertopo. 'Dulu dia berani melawan Bung Karno yang sedang dalam puncak kejayaannya. Tentu dia akan berani pula melawan Soeharto,' tulis laporan itu.
-
Apa saja program pelatihan yang diusulkan Moeldoko? 'Yang meliputi pelatihan berjenjang dari hulu hingga hilir dengan melibatkan dunia usaha, kementerian/lembaga, Bank Sentral Indonesia, asosiasi petani, dan organisasi kepemudaan,' sambungnya.
"Pada dasarnya berkaitan dengan penyelenggaraan negara yang tidak benar. Jadi ICW sudah melakukan tugas konstitusional dan dilindungi UU dan konstitusi itu sendiri. Jadi pertanyaan besarnya di mana salah ICW kok bisa disomasi," kata Feri dalam jumpa pers disiarkan melalui chanel youtube KontraS, Senin (9/8).
"Apalagi harus diingat pak Moeldoko tidak bisa memisahkan dirinya kapan dia menjadi penyelenggara negara atau pribadi. Karena sebagai penyelenggara negara dia berkewajiban publik selama 24 jam. Dia tidak boleh meresponsnya secara personal, tetapi harus meresponnya secara profesional," imbuh dia.
Adapun diketahui dalam pernyataan sikap yang dilayangkan atas kritik dari respons Kepala KSP Moeldoko atas langkah somasi kepada ICW turut digagas sekitar 135 lembaga yang tergabung dalam koalisi masyarakat sipil.
Dia pun mengkritik respons Moeldoko dengan melayangkan surat somasi atas temuam ICW tersebut. Somasi dilayangkan Moeldoko itu dinilai Koalisi Masyarakat Sipil sebagai pembungkaman.
"Malah akan menjadi aneh, kalau kemudian informasi yang wujudnya berupa penelitian atau data itu, direspons dengan pelaporan atau melakukan upaya hukum seperti somasi. Yang tujuannya adalah membungkam informasi atau data yang diperoleh ICW," kata Feri.
Oleh sebab itu, Feri meminta kepada Moeldoko agar menjawab penelitian dari ICW dengan menyodorkan data-data yang mampu membantah semua hasil dugaan keterlibatannya dalam bisnis obat tersebut.
"Itu yang akan jadi pertanyaan publik luas. Karena dalam dunia akademik kalau ada pertanyaan A yang dianggap oleh ahli yang lain tidak benar. Dia akan mengeluarkan kenapa pernyataan A tidak benar dengan data-data dan pembuktian lainnya," ujar dia.
"Jadi, Pak Moeldoko saya pikir tidak boleh kebakaran jenggot. Karena jenggot tidak punya ya, yang punya saya. Jadi agak aneh juga kalau responnya agak berlebihan melakukan upaya somasi kepada ICW," kata dia.
Layangkan Surat Somasi Kedua
Sebelumnya, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko melalui pengacaranya, Otto Hasibuan menyampaikan jika akan memberikan waktu tambahan bagi Indonesia Corruption Watch (ICW) dalam membuktikan tuduhannya terkait bisnis obat Ivermectin dan ekspor beras.
"Pak moeldoko mengatakan kita berikan lagi kesempatan yang luas bagi ICW. Kita berikan lagi kepada mereka untuk punya waktu," kata Otto saat jumpa pers secara virtual, Kamis (5/8).
Padahal, kata Otto, pihaknya sudah beberapa hari lalu melayangkan surat somasi pertama kepada ICW namun tak kunjung ada balasan. Sehingga dengan perpanjangan waktu ini dia menantang pihak ICW untuk segera membuktikan tuduhan-tuduhan tersebut.
"Pertama kapan dimana Pak Moeldoko, terlibat mendapatkan keuntungan dalam peredaran ivermectin, kalau ada keuntungan yang didapatkan siapa yang berikan rente, sehingga dia diberikan untung atas peredaran tersebut," ujar Otto.
Termasuk tuduhan kedua, Otto juga menantang tudingan ICw terkait keterlibatan Moeldoko dengan PT NoorPay dalam ekspor beras, yang diduga kliennya meraup keuntungan.
"Inilah yang kami mintakan kepada ICW sebenarnya tidak sulit bagi ICW," ujarnya.
Lebih lanjut, Otto juga akan mengirim surat somasi kedua kepada ICW atas permintaan kliennya yang tidak langsung membawa tudingan tersebut ke pihak berwajib.
"Besok kami akan kirim lagi somasi kedua kepada saudara Egi (peneliti ICW, Egi Primayogha) dan kawannya," ujar Otto.
Awal Mula Kasus
Sebelumnya diketahui Indonesia Corruption Watch (ICW) mengungkap adanya keterkaitan PT Harsen Laboratories selaku produsen obat Ivermectin dengan sejumlah pejabat publik dan politisi untuk mendorong penggunaan Ivermectin sebagai obat Covid-19. Dugaan keterlibatan sejumlah pejabat publik dan politisi itu hasil penelusuran singkat dilakukan ICW selama Juni dan Juli 2021.
Peneliti ICW Egi Primasyogha mengatakan, sumber penelusuran dilakukan ICW melalui digital baik itu pemberitaan, media sosial, akte perusahaan dan lain sebagainya. Dari hasil penelusuran itu ditemukan bahwa aktivitas PT Harsen Laboratories mendorong Ivermectin sebagai obat Covid-19 diduga melibatkan Kepal Staf Kepresidenan Moeldoko dan politikus PDIP Ribka Tjiptaning.
"Ada banyak temuan dalam aktivitas yang kami lakukan namun ada tiga hal yang akan kami soroti pertama tentu PT Harsen Laboratories itu sendiri, kedua partai politik PDIP, ketiga kantor staf presiden melalui kepala staf presidennya Moeldoko," kata Egi dalam diskusi dengan tema 'Berburu Rente di Tengah Krisis: Siapa di Balik Distribusi Ivermectin' secara virtual di akun Youtube Sahabat ICW, Kamis (22/7).
Egi membeberkan sejumlah nama pemegang saham maupun pengurus PT Harsen Laboratories memiliki jejaring bisnis di perusahaan lain. Mereka adalah Haryani Herman Sunaryo, Heryoseno dan Runi Adianti yang juga pasangan suami istri, Iskandar Purnomohadi dan Sofia Koswara.
"Memang nama ini tidak kami temukan semuanya melalui akte perusahaan," ujar Egi.
Egi mengatakan, salah satu nama disoroti ICW adalah Sofia Koswara. Meski tidak tertera dalam akte perusahaan, ICW menduga Sofia Koswara memiliki peran sentral dalam menjalin relasi dengan berbagai pihak.
"Sofia punya keterkaitan dengan Front Line Covid-19 Critikal Care (FLCC) dia juga punya jabatan di situ dan salah satu anggota FLCC Budhy Antariksa dia adalah tim uji klinis Ivermectin dan juga dokter kepresidenan dan Sofyan juga punya keterkaitan dengan perusahaan bernama PT Noorpay Perkasa dia tercatat sebagai direkturnya dan pemilik saham juga dan di sini kita bisa melihat keterkaitan PT Noorpay Perkasa dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rocky Gerung menilai pernyataan Moeldoko tidak mencerminkan seorang pejabat publik.
Baca SelengkapnyaMoeldoko meminta Rocky tidak menganggu Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi tidak mempermasalahkan kritikan tersebut, dan menegaskan soal kebebasan berpendapat.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menantang wartawan yang membuat berita tidak sesuai.
Baca SelengkapnyaKepala Staf Kepresidenan Moeldoko memperingati Rocky Gerung.
Baca SelengkapnyaSaat menyampaikan pidato, Mega curhat dirinya dibully soal pernyataannya soal petugas partai.
Baca SelengkapnyaMoeldoko pun mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga suasana politik agar tetap damai, dengan tidak mencampuri urusan hukum.
Baca SelengkapnyaPernyataan Rocky Gerung, kata Hasto, sangat tidak dipantas diucapkan. Sehingga wajar direspons oleh kader PDIP.
Baca SelengkapnyaPengamat Rocky Gerung menjadi pembicara di Universitas Katolik Widya Mandira, Minggu (12/5).
Baca SelengkapnyaIbu Kota Negara (IKN) Nusantara merupakan amanat undang-undang yang mesti dijalankan.
Baca SelengkapnyaRocky mengaku dekat dengan anak Jokowi. Dan dia tidak mengkritik personal Jokowi.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menantang wartawan yang menyebutnya bodoh, saat peresmian Kebun Raya Mangrove di Surabaya, Rabu (26/7)
Baca Selengkapnya