Pernyataan Wiranto soal DKP bisa merusak jiwa korsa TNI
Merdeka.com - Pernyataan Jendral (Purn) Wiranto terkait Surat Keputusan (SK) Dewan Kehormatan Perwira (DKP), yang berisi rekomendasi pemberhentian Prabowo Subianto dari ABRI (TNI), menuai kritik keras dari kalangan purnawirawan TNI yang merapat ke kubu mantan Danjen Kopassus tersebut.
Mantan Pangdam V Brawijaya, Mayjen (Purn) TNI Suwarno mengkritik keras pernyataan Wiranto itu. Karena dinilai bisa memecah belah anggota TNI, baik yang sudah purnawirawan maupun prajurit yang masih aktif.
"Saya mendengar berbagai pernyataan dari para senior TNI purnawirawan, yang bisa merusak keharmonisan dan merusak jiwa korsa TNI, serta bisa mempengaruhi prajurit TNI aktif itu sendiri," tegas Suwarno di Surabaya, Jumat (20/6).
-
Siapa ajudan Prabowo Subianto? Pada masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu nama Mayor Teddy mendadak naik daun. Ia diketahui merupakan abdi negara yang bertugas sebagai ajudan pribadi Prabowo Subianto. Selain Mayor Teddy, sosok Rajif Sutirto juga ikut viral di masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu. Laki-laki yang bertugas sebagai Komponen Cadangan (KC) TNI ini juga menjadi ajudan pribadi Prabowo Subianto bersama Mayor Teddy.
-
Apa jabatan Prabowo Subianto saat ini? Menteri Kementerian Pertahanan (2019-sekarang)
-
Bagaimana Panglima TNI memperkuat hubungan pertahanan? Di bawah kepemimpinan Jenderal TNI Agus Subiyanto, kedua angkatan bersenjata memperluas interaksi profesional dan hubungan antar masyarakat melalui kunjungan tingkat tinggi secara berkala, mengikuti kursus, pertukaran profesional, dan latihan bilateral dan multilateral.
-
Siapa kakek Prabowo Subianto? Ia adalah cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) 46 dan anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
-
Apa yang dihalangi dari Prabowo dan Megawati? Sesungguhnya pertemuan antara Prabowo dengan Megawati tidak ada halangan atau hambatan. Dia menyebut, perbedaan politik antara Prabowo dan Megawati di Pilpres 2024 tidak menjadi permasalahan.
Purnawirawan TNI yang kini menjadi Ketua Dewan Pengarah Tim Pemenangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa di Pilpres 9 Juli itu, kecewa dengan pernyataan Wiranto tersebut. "Kami semua kecewa dengan sikap itu, yang mestinya para senior purnawirawan TNI memberi contoh baik kepada junior dan prajurit TNI aktif."
"Karena itu bisa merusak Jiwa Korsa dan Sapta Marga dari para junior maupun senior TNI, serta bisa mempengaruhi keutuhan TNI itu sendiri, yang sudah tertutup ambisi masing-masing. Mestinya para senior sudah cukup dan bersyukur. Semuanya tidak ada yang sempurna semua ada kekurangan, apalagi jika berkaca dari situasi masa lalu," sambung dia.
Suwarno berharap, agar para purnawirawan TNI tidak terpengaruh pernyataan Wiranto terkait masalah pemecatan Prabowo. "Dan prajurit TNI aktif dan adik-adik saya anggota TNI aktif, tidak terpengaruh dan lakukan tugas. TNI adalah pilar-pilar bangsa yang akan menjaga keutuhan NKRI. Milik NKRI yang masih utuh adalah TNI yang masih terjaga," tegas dia.
Oleh sebab, masih kata dia, jangan terpengaruh hentikan kata-kata yang tidak patut dan dapat merusak persatuan dan kesatuan TNI. "Kita melihat sejarah 1965, TNI terpecah belah. Dan saya melihat sekarang sudah ke arah itu. Mari kita rapatkan barisan menuju jiwa korsa. Kita tidak perlu tanggapi (penyataan Wiranto tentang pemecatan Prabowo). Ini perlu untuk NKRI. Perlu ada kesadaran menyadari Jiwa Korsa dan Sapta Marga," tandas dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Moeldoko menyebut, pada zaman dulu TNI memiliki yayasan yang cenderung digunakan untuk alat bisnis. Saat ini hal tersebut sudah tidak ada lagi di TNI.
Baca SelengkapnyaTNI sudah melakukan reformasi internal, baik dari segi struktur, doktrin hingga kultur atau budaya.
Baca SelengkapnyaPDIP menyatakan Revisi UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia akan berdampak pada kebebasan publik.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI, Agus Subiyanto mengingatkan, netralitas TNI pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfandi diduga terima suap Rp88,3 miliar.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Jokowi kepada Pejabat TNI-Polri di Istana Negara Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Kamis (12/9).
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut tetap memastikan tidak akan pandang bulu apabila ada prajurit TNI AD yang terbukti tidak netral.
Baca SelengkapnyaSidang berlangsung panas saat kubu pengacara Haris Azhar dan Fatia mencecar Heri Wiranto soal bisnis TNI.
Baca SelengkapnyaApabila menyangkut evaluasi pos penempatan perwira TNI pada jabatan sipil tentu harus evaluasi undang-undang.
Baca SelengkapnyaIa juga melontarkan pernyataan menarik. Yudo mengaku bahwa tak ingin satuan TNI diremehkan.
Baca SelengkapnyaMoeldoko mengatakan dirinya salah satu Panglima TNI yang memperkuat netralitas prajurit setiap ada pesta demokrasi.
Baca Selengkapnya