Perokok mulai lirik rokok elektrik biar mulut tetap berasap
Merdeka.com - Isu kenaikan harga jual rokok menuai pro kontra. Sejumlah perokok akan menyiasati agar mulut tetap berasap, salah satunya beralih ke rokok elektrik.
Amrullah, warga Jalan Basuki Rahmad, Samarinda, terus mengikuti isu kenaikan harga rokok. Menurut dia, jika nantinya harga rokok semakin mahal, dia memilih untuk mengisap rokok elektrik.
"Mengurangi iya, karena kebiasaan mulut berasap, jadi saya pertimbangkan rokok elektrik," kata Amrullah dalam perbincangan bersama merdeka.com di sebuah warung kopi kawasan Jalan AW Syachranie, Samarinda, Senin (22/8).
-
Mengapa sulit berhenti merokok? 'Kenapa menjadi susah untuk berhenti merokok? Karena seseorang yang sudah berhenti merokok itu, awalnya dia merasa nyaman, rileks dengan merokok, itu mulai ada perasaan tidak nyaman di tubuhnya ketika tidak merokok, seperti ada ketegangan, emosinya jadi sensitif dan mudah marah,' kata Dona beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Bagaimana cara mengatasi keinginan merokok? 'Perasaan atau pikiran saat ingin merokok dapat dialihkan dengan melakukan kegiatan lain yang positif seperti makan-makanan yang sehat, berolahraga, atau bahkan ngobrol bersama keluarga dan teman,' tambahnya.
-
Bagaimana cara berhenti merokok? 'Dan kita tahu cara melakukannya, dengan menaikkan pajak rokok dan meningkatkan dukungan penghentian,' lanjutnya.
-
Kenapa anak terpengaruh rokok? Jika orang tua merokok, anak mungkin akan meniru kebiasaan tersebut.
-
Kenapa makanan pedas bisa memicu keinginan merokok? Makanan pedas dan manis dapat meningkatkan hasrat merokok dan sebaiknya dihindari.
Amrullah yang berencana beralih ke rokok elektrik, bukan tanpa alasan. Sehari dia bisa menghabiskan dua bungkus rokok yang dia beli Rp 19.000 per bungkus, dari harga sebelumnya Rp 18.000.
"Kalau harga naik mungkin naiknya sampai harga Rp 20.000-an ya. Kalau harga segitu, berat juga. Contohnya Rp 40.000 per dua bungkus kali 30 hari, sudah Rp 1.200.000. Itu estimasi sebulan ya. Sayang juga habisin uang segitu, beli, habis dibakar aja," ujar Amrullah, yang kesehariannya bekerja sebagai pegawai.
"Kalau rokok elektrik, dari referensi yang saya baca, ada yang sekali isi cairannya, bisa digunakan 2 minggu. Tapi itu baru sebatas rencana beralih ke elektrik ya," ungkap Amrullah.
"Iya, berat juga ya. Saya beli rokok Rp 21.000 per bungkus, dari sebelumnya Rp 20.000 per bungkus. Rata-rata saya dua bungkus sehari, Rp 1,2 jutaan juga. Pasti mengurangi merokok. Ya kalau naik sampai Rp 50.000 ya berhenti saja merokok," sebut Ramadhan, warga lainnya.
Meski sebatas isu kenaikan harga rokok, namun hampir sepekan terakhir ini, beredar informasi tidak terpercaya, terkait daftar harga rokok, dari harga Rp 50.000 hingga Rp 80.000. Sejumlah warga pun sempat sedikit panik, mendatangi sejumlah warung, untuk membeli rokok.
"Iya, ada yang beli rokok sampai 10 bungkus. Padahal kan harga masih sama, tidak sesuai informasi yang beredar itu. Belum naik kok, masih kisaran Rp 17.000 sampai Rp 21.000 per bungkus," kata salah seorang penjual rokok, Abdullah, di Jalan Panglima M Noor.
"Begini ya, ini harga rokok naik tiap tahun rata-rata Rp 1.000 saja, yang beli sudah berkurang. Apalagi misal nanti naik sampai Rp 50.000 itu. Padahal untung jual rokok tidak seberapa rata-rata Rp 500 per bungkus. Kalau memang mau menaikkan cukai dengan tinggi, pemerintah mesti kaji dalam-dalam dulu," demikian Abdullah menyarankan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada kecenderungan anak-anak beralih dari rokok konvensional ke rokok elektronik.
Baca SelengkapnyaPenggunaan rokok elektrik terus meningkat di berbagai belahan dunia, memunculkan pertanyaan akan keamanaannya.
Baca SelengkapnyaBerhenti merokok merupakan sebuah hal yang sulit dilakukan banyak orang dengan mudah. Kondisi ini biasanya disebabkan karena faktor di dalam diri.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan riset yang dilakukan, harga rokok dan teman sebaya menjadi dua faktor paling berpengaruh bagi anak muda yang merokok.
Baca SelengkapnyaMerokok adalah faktor risiko utama untuk berbagai penyakit mulut yang serius, termasuk kanker mulut, gigi berlubang, penyakit gusi, atau bau mulut.
Baca SelengkapnyaWHO baru-baru ini mendesak negara-negara di dunia untuk menerbitkan aturan yang melarang rokok elektronik atau vape aneka rasa.
Baca SelengkapnyaVape atau rokok elektrik memiliki dampak berbeda dibanding rokok konvensional pada kesehatan gigi dan mulut.
Baca SelengkapnyaSebuah video yang memperlihatkan seorang pria tengah membongkar celengan viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaVCD/DVD Player hingga Playstation (PS) mulai ditinggalkan masyarakat pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaSejumlah cara bisa dilakukan untuk berhenti merokok secara mudah dan murah.
Baca SelengkapnyaSejumlah makanan dan minuman yang kita konsumsi ternyata bisa mengganggu upaya kita untuk berhenti merokok.
Baca SelengkapnyaTujuan diterbitkannya PMK tersebut yaitu sebagai upaya mengendalikan konsumsi rokok oleh masyarakat.
Baca Selengkapnya