Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perokok: Saya berhenti kalau harganya Rp 50 ribu

Perokok: Saya berhenti kalau harganya Rp 50 ribu ilustrasi berhenti merokok. ©lifecheating.com

Merdeka.com - Pekan ini salah satu topik yang paling hangat dan ramai diperbincangkan di tengah masyarakat adalah isu naiknya harga rokok menjadi Rp 50 per bungkus. Hampir di semua lapisan masyarakat (khususnya perokok) isu ini menjadi perbincangan hangat. Ada yang mendukung ada yang tidak, ada yang percaya pun ada yang tidak.

"Gw berhenti merokok kalau benar harganya naik jadi Rp 50 ribu," ujar Didi, warga Pangadegan dalam perbincangan dengan merdeka.com, Minggu (21/8) malam.

"Nek saya ya mending tingwe mas, ngelinting dewe, murah," ujar Pak Sholeh yang asli Ngawi ini menimpali.

"Paling-paling budaya patungan beli rokok kayak zaman sekolah ramai lagi. Habis beli sendiri mahal," kata Eko menyahut.

Satu isu yang mereka bahas, tetapi tiga solusi berbeda dikeluarkan satu persatu oleh para perokok itu. Namun yang jelas, kerisauan terjadi pada mereka yang memang dikenal ahli isap (para perokok) itu.

Isu harga rokok bakal naik menjadi Rp 50 ribu per bungkus berawal dari hasil studi yang dilakukan oleh Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany dan rekan-rekannya. Menurutnya ada keterkaitan antara harga rokok dan jumlah perokok di Tanah Air.

kampanye sekolah tanpa asap rokok di menteng

Kampanye Sekolah Tanpa Asap Rokok di Menteng ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Dari studi itu terungkap bahwa sejumlah perokok akan berhenti merokok jika harganya dinaikkan dua kali lipat. Dari 1.000 orang yang disurvei, sebanyak 72 persen bilang akan berhenti merokok kalau harga rokok di atas Rp 50.000.

Rupanya kajian itu benar adanya. Banyak orang mengaku akan berhenti merokok bila harga rokok tembus Rp 50 ribu per bungkus.

Soal jumlah perokok, Indonesia memang tercatat sebagai negara terbanyak ahli isapnya. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr Lily Sriwahyuni Sulistyowati mengatakan, jumlah perokok di Indonesia saat ini mencapai 90 juta jiwa.

Berdasarkan riset Atlas Tobbaco, ujar Lily, Indonesia menduduki rangking satu dengan jumlah perokok tertinggi di dunia. "Bisa dibilang Indonesia itu juara merokok," ujar Lily.

Indonesia menduduki rangking pertama dalam jumlah perokok disusul Rusia rangking kedua, kemudian China, Filipina, dan Vietnam. Dua dari tiga laki-laki di Indonesia adalah perokok.

Namun isu ini rupanya tak mungkin segera terealisasi. Hal ini lantaran Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) yang akan menjadi ujung tombak mengaku masih perlu melakukan kajian bila cukai rokok dinaikkan sangat tinggi. Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi, mengaku jajarannya harus mempertimbangkan aspek ekonomi apabila ingin menaikkan tarif cukai rokok.

Menurutnya, pemerintah harus mempertimbangkan aspek ekonomi, seperti industri, petani dan keberlangsungan penyerapan tenaga kerja dari kenaikan cukai rokok.

"Jadi kita harus komunikasikan dengan seluruh stakeholder, baik yang pro kesehatan maupun yang pro industri, petani karena pasti ada tarik ulur di situ. Kalau cuma dengarkan salah satunya, bisa bangkrut itu," kata Heru.

airin musnahkan 10 juta rokok

Airin musnahkan 10 juta rokok ©2016 merdeka.com/mitra ramadhan

Kenaikan harga rokok yang terlalu signifikan dinilai akan berdampak negatif bagi industri, bahkan efek buruknya bisa menimbulkan peredaran atau penyelundupan rokok ilegal.

Kata Heru, harga rokok dapat naik secara bertahap sesuai dengan peta jalan pemerintah. "Kalau naiknya 2,5 kali lipat sekarang, dampak negatifnya terlalu besar, komunitas dan perekonomian yang nanti akan merugi," tegas Heru.

Sebagai catatan, penerimaan negara dari cukai rokok di tahun lalu adalah Rp 139,5 triliun atau 100,3 persen dari target. Dari penerimaan tersebut, sekitar Rp 125,55 triliun disumbangkan hanya dari empat perusahaan besar yang semuanya bergerak di industri rokok di Indonesia.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai positif wacana menaikkan harga rokok. YLKI yakin dengan naiknya harga rokok di kisaran Rp 50 ribu per bungkus, dapat menurunkan angka kemiskinan.

"Harga rokok yang mahal dapat menurunkan tingkat konsumsi rokok di rumah tangga miskin. Ini hal yang sangat logis, karena 70 persen konsumsi rokok justru menjerat rumah tangga miskin," kata Ketua Pengurus Harian YLKI yang juga Pengurus Komnas Pengendalian Tembakau Tulus Abadi, Minggu (21/8).

Data BPS setiap tahunnya menunjukkan bahwa pemicu kemiskinan di rumah tangga miskin adalah beras dan rokok, maka dia menilai dengan harga rokok mahal, keterjangkauan mereka terhadap rokok akan turun.

Manfaat lainnya adalah menurunnya konsumsi rokok di rumah tangga miskin akan berefek positif terhadap kesejahteraan dan kesehatan mereka. Sehingga dana untuk membeli rokok langsung bisa untuk membeli bahan pangan.

pabrik gudang garam

pabrik gudang garam ©2014 merdeka.com/imam mubarok

Tak hanya itu, kenaikan harga rokok juga berdampak bagi negara, yaitu meningkatkan pendapatan cukai, yang bisa diperkirakan meningkat 100 persen dari sekarang.

"Harga rokok mahal selain berfungsi untuk memproteksi rumah tangga miskin, juga mengatrol pendapatan negara dari sisi cukai. Apalagi saat ini cukai dan harga rokok di Indonesia tergolong terendah di dunia," kata Tulus seperti dilansir Antara.

Dia mengatakan sudah seharusnya rokok dijual mahal, sebagai instrumen pembatasan, pengendalian.

Di negara maju harga rokok lebih dari Rp 100 ribu, harga rokok mahal tidak akan membuat pabrik rokok bangkrut atau PHK buruh. "PHK buruh rokok karena pabrik melakukan mekanisasi, mengganti buruh dengan mesin," kata dia.

Wacana kenaikan harga rokok akhir membuat perusahaan rokok angkat bicara. PT HM Sampoerna Tbk menilai penaikan cukai eksesif atau terlampau tinggi bukan langkah bijaksana untuk menekan konsumsi rokok. Sebab, pada akhirnya itu bisa mendorong kemunculan rokok ilegal.

"Jika harga rokok mahal, maka kesempatan ini akan digunakan oleh rokok ilegal yang dijual dengan harga sangat murah dikarenakan mereka tidak membayar cukai," kata Elvira Lianita, Head of Regulatory Affairs, International Trade and Communications PT HM Sampoerna Tbk, dalam siaran pers.

buruh wanita di pabrik rokok sampoerna

Buruh wanita di pabrik rokok Sampoerna ©AFP PHOTO/Juni Kriswanto

Menurutnya, setiap kebijakan penaikan harga dan cukai rokok harus mempertimbangkan berbagai aspek dari seluruh mata rantai industri tembakau nasional. Mulai dari petani, pekerja, pabrikan, pedagang, hingga konsumen.

"Sekaligus juga harus mempertimbangkan kondisi industri dan daya beli masyarakat saat ini."

Lalu benarkah dengan menaikkan harga rokok menjadi Rp 50 ribu banyak perokok berhenti?

"Yang diminta itu kan begitu. Tapi takutnya sudah harga rokok mahal, suami masih aja ngerokok. Kan katanya susah kalau sudah kecanduan. Harga rokok mahal tapi masih pada ngerokok yang makin susah buat makan dong. Mending gak usah ada rokok aja sekalian," ujar Ida, yang memiliki suami perokok.

buruh wanita di pabrik rokok sampoerna

Buruh wanita di pabrik rokok Sampoerna ©AFP PHOTO/Juni Kriswanto

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata, Masyarakat Indonesia Habiskan Rp64 Triliun untuk Beli Rokok dalam Setahun
Ternyata, Masyarakat Indonesia Habiskan Rp64 Triliun untuk Beli Rokok dalam Setahun

Rokok menjadi salah satu penyebab atau biang kerok kemiskinan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jumlah Perokok Aktif di Indonesia Capai 70 Juta Orang, Butuh Upaya dari Pemerintah untuk Mengurangi
Jumlah Perokok Aktif di Indonesia Capai 70 Juta Orang, Butuh Upaya dari Pemerintah untuk Mengurangi

Indonesia dapat mengurangi dampak negatif dari masalah merokok sambil tetap memberikan pilihan kepada perokok dewasa.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Diminta untuk Buat Harga Rokok Tidak Terjangkau untuk Tekan Beban Kesehatan
Pemerintah Diminta untuk Buat Harga Rokok Tidak Terjangkau untuk Tekan Beban Kesehatan

Kenaikan tarif cukai rokok sangat berpengaruh pada keputusan seseorang untuk merokok, semakin mahal maka prevalensi perokok semakin bisa ditekan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Geliat Penjualan Rokok Elektrik di Tengah Kenaikan Cukai dan Desakan WHO Larang Vape Aneka Rasa
FOTO: Geliat Penjualan Rokok Elektrik di Tengah Kenaikan Cukai dan Desakan WHO Larang Vape Aneka Rasa

WHO baru-baru ini mendesak negara-negara di dunia untuk menerbitkan aturan yang melarang rokok elektronik atau vape aneka rasa.

Baca Selengkapnya
Rokok Ilegal Merajalela, ini Dampaknya Pemerintah Diminta Bertindak
Rokok Ilegal Merajalela, ini Dampaknya Pemerintah Diminta Bertindak

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Indodata, peredaran rokok ilegal di Indonesia mencapai 46,95 persen pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Banyak Perokok Kini Beralih ke Rokok Murah, Ini Penyebabnya
Banyak Perokok Kini Beralih ke Rokok Murah, Ini Penyebabnya

Semakin tingginya harga rokok mendorong perokok pindah ke alternatif rokok yang lebih murah.

Baca Selengkapnya
Ada Fenomena Masyarakat Beralih ke Rokok Murah, Tarif Cukai Bisa Tercapai?
Ada Fenomena Masyarakat Beralih ke Rokok Murah, Tarif Cukai Bisa Tercapai?

Banyak masyarakat di Indonesia beralih mengkonsumsi rokok murah.

Baca Selengkapnya
Indonesia, Negara Terbanyak Sepeda Motor di Asia Tenggara
Indonesia, Negara Terbanyak Sepeda Motor di Asia Tenggara

Populasi sepeda motor di Indonesia berbanding lurus dengan jumlah penduduk.

Baca Selengkapnya
Bea Cukai Gempur Rokok Ilegal di Bekasi dan Pekanbaru, Nilainya Capai Setengah Miliar
Bea Cukai Gempur Rokok Ilegal di Bekasi dan Pekanbaru, Nilainya Capai Setengah Miliar

Bea Cukai semakin gencar memberantas peredaran rokok ilegal di masyarakat. Rokok ilegal merugikan negara hingga miliaran rupiah.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Nomor Telepon Layanan Berhenti Merokok di Bungkus Rokok, Ini Hasilnya
Menelusuri Nomor Telepon Layanan Berhenti Merokok di Bungkus Rokok, Ini Hasilnya

Quitline Berhenti Merokok merupakan inisiatif dalam upaya Kementerian Kesehatan guna mengurangi jumlah perokok di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Tak Hanya Karena Cukai Tinggi, Struktur Tarif Picu Pergeseran Konsumsi Rokok
Tak Hanya Karena Cukai Tinggi, Struktur Tarif Picu Pergeseran Konsumsi Rokok

Angka prevalensi perokok tetap tinggi dan penerimaan negara belum optimal

Baca Selengkapnya
Cukai Naik & Daya Beli Masyarakat Menurun, Jumlah Rokok Ilegal di Bekasi Meningkat Pesat
Cukai Naik & Daya Beli Masyarakat Menurun, Jumlah Rokok Ilegal di Bekasi Meningkat Pesat

Dia menduga, kian maraknya peredaran rokok ilegal di wilayah Bekasi imbas dari kenaikan cukai rokok.

Baca Selengkapnya