Persi: Pencapaian Vaksinasi Kelompok Rentan Masih Rendah
Merdeka.com - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Lia G Partakusuma meminta pemerintah memberi perhatian lebih pada vaksinasi untuk penduduk lanjut usia (lansia) dan berkebutuhan khusus (disabilitas).
"Vaksinasi kelompok rentan masih rendah pencapaiannya. Lansia, ada penyakit-penyakit tertentu yang memang harus diperhatikan betul, juga disabilitas," kata Lia dalam webinar terkait akses vaksin Peluncuran Makalah Kebijakan Terbaru: Bekerja Sama Melawan Pandemi secara daring di Jakarta, Kamis (2/9).
Lia mengatakan selain pemberian vaksin kepada kelompok rentan masih cukup rendah, permasalahan yang terjadi selanjutnya di lapangan pada warga disabilitas adalah sulitnya akses transportasi untuk mereka bisa datang ke tempat vaksinasi.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Di mana akses terhadap layanan kesehatan tidak merata? Namun, sayangnya tidak semua daerah mendapatkan akses yang memadai terhadap layanan tersebut. Masalah infrastruktur dan jangkauan ke fasilitas kesehatan menjadi kendala, sehingga banyak masyarakat yang tidak dapat memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa yang terdampak kesenjangan? Dampaknya dapat dirasakan oleh individu dan kelompok yang kurang beruntung, seperti penurunan kualitas hidup, ketidakadilan, perasaan terpinggirkan, dan kesulitan untuk meraih kesempatan yang sama dengan kelompok yang lebih beruntung.
-
Siapa yang berisiko tinggi dapat layanan skrining? Kita kelompokkan peserta JKN yang berisiko rendah, sedang, dan tinggi melalui skrining riwayat kesehatan yang diakses peserta lewat Aplikasi Mobile JKN, Chat Assistant JKN (CHIKA), atau website BPJS Kesehatan.
"Kami sudah siap, vaksinnya sudah ada. Tetapi, warga disabilitasnya tidak bisa datang ke tempat vaksinasi. Ini menjadi repot karena mereka merasa bahwa kesulitan harus dijemput dan sebagainya, ini butuh sekali,” kata dia menjelaskan kesulitan yang dialami di lapangan.
Dia menjelaskan, walaupun beberapa pihak telah memberikan bantuan transportasi untuk membantu mengantarkan warga kelompok rentan menuju tempat vaksinasi, dia merasa bantuan tersebut masih kurang karena belum mencakup seluruh wilayah di Indonesia.
Dia berharap pemerintah mampu memberikan lebih banyak bantuan berupa akses transportasi untuk mempermudah warga lansia dan disabilitas menuju ke tempat vaksinasi, agar dapat segera memenuhi angka capaian yang ditargetkan.
“Kami kemarin menginginkan penyediaan transportasi yang lebih banyak lagi, untuk bisa menjemput mereka yang disabilitas atau kelompok rentan ini ke tempat vaksinasi. Akan sangat dihargai,” ujar dia.
Anggota Komisi IX DPR Nabil Haroen mengatakan perlu adanya sebuah usaha khusus yang dilakukan untuk dapat membantu para lansia dan disabilitas datang ke tempat vaksinasi yang ditentukan.
“Ini juga menjadi masalah di daerah kami. Rata-rata memang orang yang sudah sepuh ini, kemudian diajak ke tempat vaksinasi juga butuh sebuah kerja keras yang khusus,” kata Nabil.
Ia mengatakan, untuk lansia dengan usia 60 tahun ke atas terkadang mengalami kesulitan berjalan untuk bisa menuju tempat vaksinasi yang jaraknya cukup jauh dari daerah tempat tinggalnya.
Menanggapi permasalahan tersebut, dia menyarankan agar pemerintah segera melakukan kegiatan vaksinasi dari desa ke desa, mengingat cakupan wilayah vaksinasi menjadi lebih kecil dan dekat dari rumah pada kelompok rentan.
“Saya kira perlu ada strategi-strategi khusus di daerah. Misalnya daerah dengan jumlah lansia yang cukup banyak, ini Dinas Kesehatan (Dinkes) yang datang, bawakan vaksin ke tempat tersebut,” kata dia memberikan sebuah kiat.
Ia mengatakan dengan melakukan vaksinasi di setiap desa dapat membantu mempercepat pencapaian target vaksinasi pada penduduk lansia dan disabilitas.
“Jadi bisa melakukan vaksinasi di desa-desa dengan memanfaatkan bidan atau mantri, saya rasa itu bisa dilakukan,” kata dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satunya, karena rumah tak layak huni tidak memiliki air yang bersih.
Baca SelengkapnyaMasalah sosial lebih mengemuka ketimbang persoalan teknis.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengaku banyak kelompok disabilitas belum mendapatkan kartu subsidi atau Kartu Layanan Gratis (KLG) yang ingin naik TransJakarta dan Mikrotrans.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaMasalah kesenjangan ini tidak hanya terjadi dalam aspek sosial masyarakat, tetapi juga berbagai aspek lainnya.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan kondisi jalan kampung yang tidak memadai sehingga jenazah harus ditandu oleh warga untuk dibawa pulang.
Baca SelengkapnyaBerbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengatakan, kegiatan yang dilakukan olehnya ini juga untuk menampung aspirasi dari golongan atau kaum disabilitas.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BPS mencatat di 2022 baru 60,66 persen rumah tangga di Indonesia yang menempati rumah yang layak.
Baca SelengkapnyaHanya pesawat kecil yang bisa masuk ke distrik tersebut. Namun bantuan logistik perlu diantar ke kampung-kampung yang terjal.
Baca SelengkapnyaProgam jemput bola ini memudahkan pelayanan administrasi kependudukan bagi yang tidak mampu datang ke kantor Dispendukcapil.
Baca Selengkapnya