Persiapan pemakaman di tengah ketidakpastian jenazah Shinta dibawa pulang
Merdeka.com - Batu nisan hitam legam berikut ukiran nama 'Shinta Putri Dina Pratiwi Binti Agus Salim' dengan tinta keemasan berada di ruang tamu rumah keluarga Ummi Shalamah di Kota Malang. Berdiri di sampingnya, foto Shinta dengan pose tersenyum lengkap bertopi laken dalam bingkai sebuah frame.
Sementara garasi samping rumahnya dipenuhi karangan bunga duka cita dari berbagai instansi, salah satunya tertulis dari KBRI Berlin. Beberapa orang tamu dan kerabat terlihat berbincang dengan Ummi Shalamah, ibunda mendiang mahasiswi Bayreuth Jerman itu.
Suasana duka menyelimuti keluarga Shinta di Kelurahan Bandulan, Kota Malang, ditambah mata bengkak Ummi Shalamah akibat menangis. Keluarga tenggah menunggu kepulangan jenazah Shinta yang hingga saat ini tak kunjung pasti.
-
Bagaimana nasib jemaah yang tertunda? “Dengan kesepakatan bersama, jemaah menambah biaya umrah sebesar Rp6 juta. Kemudian kami menanggung dan memberi kompensasi kerugian visa baru, hotel, dan Land Arrangement alias pengaturan perjalanan para jemaah selama ibadah umrah,“ Rifai mengaku PT Amana Berkah Mandiri juga merupakan korban dari KW. Namun kondisi itu tak mengurangi profesionalitas perusahaannya untuk tidak mengecewakan jemaah.
-
Siapa yang menghadang rombongan jenazah? Rombongan penggotong keranda diharuskan meyakinkan juru kunci yang membawa golok agar diizinkan masuk makam.
-
Dimana jenazah PMI diterima? Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani sambut kepulangan tiga jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) korban kapal tenggelam dari Korea Selatan di Gateway Human Remains, Gedung Duty Free Area Cargo, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (16/3).
-
Bagaimana orang-orang di makam itu meninggal? Mereka ditemukan di bagian kota yang tidak memiliki karakteristik umum dari sebuah pemakaman, menunjukkan tanda-tanda kematian yang kejam.
-
Siapa yang terlibat dalam pemindahan jenazah? Karena takut ketahuan, mereka kemudian memindahkan jasad korban dan membuangnya ke jurang.
-
Kapan pemakaman ini dimulai? Pemakaman ini diperkirakan berasal dari abad ke-6 atau ke-7 Masehi.
"Sejak Rabu nian sudah jadi. Begitu dapat kabar Shinta meninggal dunia, Sabtu langsung pesan. Rencana, Jumat sudah datang, kita tidak mau jenazah sudah datang, nisannya belum ada. Bahkan, Jumat kemarin kita sudah menyediakan kembang mayang juga," kata Ummi Shalamah di rumahnya, Selasa (21/8).
Dalam tradisi Jawa, jenazah yang belum menikah atau single, saat pemakaman harus diiringi kembang mayang. Kembang mayang itu serupa dengan yang digunakan saat temu manten.
"Dibuanglah karena layu. Kita sudah siapkan lokasi tanah makamnya. Penggali juga siap. Saya minta jangan digali dulu, jenazah datang baru digali. Bunga tabur beberapa keranjang dan lain sebagainya sudah siap kemarin. Kembang Mayang maunya disimpan dulu, tetapi ya gimana jelas layu," jelasnya.
Kata Ummi, beberapa kerabat sebagian sudah datang dan meninggalkan aktivitasnya. Namun memang kenyataanya, jenazah masih proses menunggu kepulangan dari Jerman.
Ummi mengaku mendapatkan informasi yang simpang siur yang membuat keluarga Shinta tidak mendapatkan kepastian hingga saat ini. Informasi yang didapatkan tidak pernah jelas dan pasti.
"Bahkan saya tanya posisi Shinta itu sekarang dimana? Juga tidak dijawab. Apakah masih di Bayreuth atau di Frankfrut atau di cargo bandara, juga tidak dijawab," katanya.
Ummi mengaku mendapat informasi keberadaan Shinta justru dari dari PPI (Persaudaraan Pelajar Indonesia) Jerman. Mereka justru dapat memberi kepastian kalau jenazah Shinta masih berada di rumah duka.
"Saya tanya rumah dukanya apa? Dijawab rumah duka di Klumbach, di situ ada tujuh rumah duka. Kemudian dijawab oleh PPI, Title hopner, baru kemudian Kemenlu memberi jawaban yang sama," katanya.
Saat ini jenazah Shinta versi PPI masih disemayamkan di rumah duka Little Hopner di Kulmbach, Jerman. Administrasi sudah dinyatakan selesai, tinggal menunggu kepastian dari Kemenlu dan KJRI.
"Surat-surat sudah selesai. Sudah siap, sudah dipeti rapi, tapi kenapa Kemenlu dan KJRI tidak pasti," katanya.
Informasi yang diperolehnya serba tidak pasti, bahkan sempat terima kabar kalau kepulangan diserahkan ke rumah duka. Hingga saat ini tidak jelas, kapan pastinya kepulangan jenazah putrinya.
"Saya sudah komunikasi dengan Kemenlu dan KJRI tetapi selalu mengambang. Tidak ada jawaban yang pasti," terangnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Total 77 jemaah, 26 jemaah diketahui meninggal dunia, kemudian 8 jemaah diizinkan pulang ini ke Tanah Air .
Baca SelengkapnyaNisya Ahmad mengungkapkan jika sang adik, Syahnaz tidak bisa ikut pulang ke Jakarta.
Baca Selengkapnya