Persuaan singkat Machdar dengan Mohammad Toha saat perang di Bandung
Merdeka.com - Kota Bandung menjadi salah satu wilayah yang dimasuki oleh tentara NICA yang datang bersama tentara sekutu sekitar Oktober 1945. Seluruh warga Bandung ketika itu melakukan perlawanan terhadap kedatangan mereka. Akibatnya, peperangan pecah di mana-mana, masyarakat pun bersatu melawan tentara sekutu itu.
Mochammad Machdar yang saat itu masih berumur 17 tahun ikut berperang melawan tentara NICA dan sekutu. Selama rentang waktu 1946 Machdar dipercaya menjadi komandan pleton. Dia bertugas untuk menjaga wilayah Barat dari mulai Babakan Ciparay hingga ke Cililin.
Selama berperang melawan penjajah, Machdar bersama pasukannya terus bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain. Di sela-sela perjuangannya melawan tentara NICA dan sekutu, Machdar mengaku sempat bertemu dengan Mohammad Toha. Namun Machdar tidak hafal betul mengenai lokasi detail tempat perjumpaannya dengan Toha itu.
-
Apa pesan Jenderal Iqbal untuk pasukannya? Jenderal Iqbal mengingatkan kepada anak buahnya agar memahami peraturan Kapolri. Selain itu, personel Polri juga wajib memahami Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU).
-
Apa pesan utama Topeng Jantuk? Kesenian ini menyampaikan nasihat pernikahan dengan cara yang lucu, spontan dan cerdas.
-
Bagaimana Topeng Jantuk menyampaikan pesan? Menariknya, pesan yang disampaikan menggunakan cara-cara yang mengocok perut, mirip stand up komedi.
-
Apa yang Mahfud MD pesan kepada Pangdam dan Kepala Daerah? Untuk itu Mahfud berpesan kepada Pangdam, Bupati, Wali Kota agar tidak menjemput dan menjamunya setiap ke daerah.
-
Apa tujuan dari peringatan ini? Tujuan pertama dari peringatan ini tidak lain adalah untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menghormati hak hidup setiap manusia.
-
Apa yang dibacakan oleh Mayjen TNI Mohammad Fadjar? Dalam upacara di pemakaman tersebut, sang putra yang merupakan Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Mohammad Fadjar membacakan langsung daftar riwayat hidup ayahnya di depan para peziarah.
"Bapak sedang berada di daerah persembunyian di wilayah Barat. Ternyata di situ ada Mohammad Toha," ujar Machdar kepada Merdeka Bandung saat ditemui di rumahnya Jalan Cibolerang Rt 03/01, Kelurahan Cigondewah Rahayu, Kecamatan Bandung Kulon, Rabu (11/11) lalu.
Dalam perjumpaan singkat tersebut mereka sempat menanyakan kondisi dari masing-masing wilayah penjagaan mereka. Baik Machdar maupun Mohammad Toha merupakan pimpinan pasukan. Machdar di wilayah Bandung bagian Barat, sementara Mohammad Toha di wilayah Bandung bagian Selatan.
Dalam perjumpaan tersebut Mohammad Toha sempat berpesan kepada Machdar. "Tetap melaksanakan tugas. Jaga benar-benar sebelah Bandung Barat. Berjibakulah," ujar Machdar menirukan ucapan Mohammad Toha.
Machdar pun mengatakan hal serupa. Dia mengatakan hal yang sama kepada Mohammad Toha.
"Kamu juga jaga wilayah Bandung Selatan betul betul," kata Machdar kepada Toha.
Namun rupanya perjumpaan itu menjadi perjumpaan terakhir antara Machdar dan Toha. Sebab pada 24 Maret, Kota Bandung dibumihanguskan sebagai bentuk perlawanan kepada ultimatum yang dikeluarkan oleh penjajah Belanda (NICA) dan tentara sekutu yang mengharuskan seluruh warga Bandung meninggalkan kota tersebut.
Dalam peristiwa tersebut diketahui Mohammad Toha beserta Mohammad Ramdan diyakini gugur ketika meledakkan gudang mesiu terbesar di Dayeuh Kolot.
"Tak lama dari peristiwa itu bapak tahu bahwa Mohammad Toha gugur dalam peristiwa itu," kenang Machdar.
Peristiwa itu kemudian dikenal sebagai peristiwa Bandung Lautan Api. Untuk menghormati perjuangan Mohammad Toha dibangunlah sebuah monumen yang berada di daerah Dayeuhkolot. Lokasi monumen berada di tempat bekas lokasi ledakan.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Betapa seramnya peristiwa itu, hingga memunculkan duka lantaran sosok heroiknya berakhir tragis. Toha bersama beberapa pasukan kemerdekaan didapati gugur
Baca SelengkapnyaKonflik bermula ketika seorang penghuni hotel merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh pemuda Indonesia.
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal Dudung Abdurachman sampaikan pesan penting kepada prajurit siswa Tamtama Kostrad saat menempuh pendidikan Infanteri.
Baca SelengkapnyaJenderal TNI tersebut mengaku bangga dapat bertemu sembari memberi pesan mendalam ke prajurit yang telah menjalankan operasi khusus.
Baca SelengkapnyaBegini potret lawas Mayjen Farid Makruf muda waktu latihan menembak. Pakai baret merah makin gagah.
Baca SelengkapnyaPada 1947, umat islam Tanah Air berperang melawan Belanda pada hari ketiga puasa.
Baca SelengkapnyaKepalan tangan tersebut menjadi simbol perjuangan Bagindo Aziz Chan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Padang.
Baca SelengkapnyaPeristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaAda 50 orang relawan dari Indonesia yang siap bertempur. Mereka telah dilatih dan dipersenjatai.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok pemuda terkeren dan tampan dalam sejarah Indonesia.
Baca Selengkapnya