Pertama kali, alat pembaca e-KTP bakal dipakai pada Pilkada serentak
Merdeka.com - Alat pembaca e-KTP rencananya bakal dipakai pertama kalinya untuk umum dalam Pilkada serentak mendatang. Jadi, nanti pada saat pemilu tidak pakai alat pencoblosan.
"Alat pembaca KTP elektronik ini sudah diluncurkan sejak tahun 2013. Pemilu nanti tidak lagi menggunakan pencoblosan tapi gunakan alat ini," jelas Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Hamman Riza, di Puspiptek Serpong, Tangerang, Selasa (7/7).
Terang Hamman, pemerintah akan menghemat biaya jika menggunakan alat tersebut dalam melaksanakan pemilihan umum. "Murah dan masuk nanti uang administrasi seperti selama ini bisa dimasukkan ke kas negara saja," tambahnya.
-
Bagaimana PPS Pilkada 2024 membantu kelancaran pemilu? PPS mempunyai peran aktif dalam menjaga agar setiap tahanan pemilihan berlangsung sesuai dengan aturan serta prinsip demokrasi.
-
Mengapa Pemilu 2024 di Jakarta Timur lebih lancar? 'Jadi, tahun 2019 itu kami dua kali terima surat teguran, tetapi tahun 2024 ini, tidak. Proses tahapan pemilu di Jakarta Timur, selesai tepat waktu. Semua berjalan lancar,' ujar Tedi.
-
Bagaimana cara pemilihan dilakukan di pilkada serentak? Pilkada Serentak menerapkan sistem pemilihan langsung dimana pemilih secara langsung memilih calon kepala daerah dan wakilnya.
-
Sistem pemilu apa yang dipakai di Indonesia saat ini? Sampai saat ini, sistem pemilu proporsional terbuka tetap diterapkan dalam pemilihan umum di Indonesia.
-
Bagaimana cara pelaksanaan Pilkada serentak 2024? Pilkada serentak ini mencakup pemilihan gubernur, bupati, dan walikota yang akan diadakan pada waktu yang sama, sehingga diharapkan dapat mengurangi beban administratif dan logistik bagi penyelenggara pemilu.
-
Bagaimana Pilkada Serentak diadakan? Dalam sistem presidensial, pemilihan dilakukan secara langsung oleh rakyat, yang menciptakan akuntabilitas dan legitimasi bagi pemimpin daerah.
Adapun prosedur penggunaan alat ini dimana, panitia pemilu tidak perlu memberikan selebaran tanda pemilih kepada masyarakat. Mereka hanya mengimbau kepada masyarakat untuk menyertakan membawa e-KTP saat mendatangi posko pemilihan umum.
Ketika ingin melakukan pemilihan, warga hanya diizinkan menempelkan KTP elektronik di atas alat yang telah tersedia disertai menempelkan sidik jari pada bagian depan alat tersebut untuk mendeteksi kesesuaian antara KTP dengan pemiliknya.
"BPPT ini menampilkan terobosan yang diharapkan akulturasi pemilih yang selama ini gunakan undangan kalau mau coblos, Tapi kami Sudah merancang yang disebut alat membaca KTP elektronik," terangnya lagi.
Tidak hanya itu, dari sistem ini juga pemilih dimudahkan dengan hanya memastikan bahwa dirinya telah terdaftar dalam data base. Tidak disertai KTP pun akan terdeteksi dengan sidik jari. "Warga tidak bawa KTP bisa terkoneksi jika memiliki data di data base," ujar Hamman.
Sejalan dengan ini, Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi, Muhammad Nasir sangat mendukung adanya terobosan baru seperti sistem pendeteksi e-KTP ini. Menurutnya, pemerintah harus menerapkan alat ini di pemilihan kepala daerah serentak mendatang.
"Ini harus bisa digunakan di pilkades sekarang dan Pilkada serentak Nanti. Nanti saya buat catatan khusus untuk diajukan saat rapat kabinet dengan menteri lain dan presiden," ujar Nasir. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat belum memiliki KTP tetapi sudah didata dapat menggunakan surat keterangan bahwa mereka telah melakukan perekaman bisa digunakan saat Pemilu
Baca SelengkapnyaE-catalog menjadi wadah antara KPU dan penyedia jasa.
Baca SelengkapnyaHadirnya GovTech nantinya akan meningkatkan e-Government Development Index (EGDI).
Baca SelengkapnyaBerikut adalah negara-negara yang sudah melakukan pemilu secara online.
Baca SelengkapnyaSirekap yang akan digunakan pada Pilkada 2024 didesain dalam 2 format.
Baca SelengkapnyaUpaya ini salah satunya dengan mendorong Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) agar melakukan jemput bola.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo bakal menerapkan sistem ‘Satu Data Indonesia’ yang dinamakan KTP Sakti jika terpilih menjadi Presiden 2024.
Baca SelengkapnyaPengertian Pilkada beserta sejarahnya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaPilkada Serentak 2024 merupakan momentum penting dalam demokrasi Indonesia yang akan menentukan arah kepemimpinan di berbagai daerah.
Baca SelengkapnyaMenteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengklaim pelaksanaan Pilkada 2024 mengukir sejarah baru dalam Pemilu di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDia mengaku telah menginstruksikan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di seluruh Indonesia untuk memberikan atensi khusus perekaman kepada pemilih pemula.
Baca SelengkapnyaTarmizi mencatat, sebanyak 105 Anggota KPPS dari Kelurahan Cikini turut hadir untuk mengikuti pelantikan dan pengambilan sumpah janji.
Baca Selengkapnya