Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pertumbuhan rusun warga miskin Bekasi kalah pesat dengan apartemen

Pertumbuhan rusun warga miskin Bekasi kalah pesat dengan apartemen Rusun Muara Baru. ©2015 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Gara-gara tak mempunyai lahan, pembangunan rumah susun sewa sederhana di Kota Bekasi masih mandek. Hal ini, berbanding terbalik dengan pertumbuhan hunian vertikal seperti apartemen yang mulai menjamur.

"Kebutuhan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah cukup tinggi, karena penduduk setiap tahunnya mengalami peningkatan," kata Kepala Dinas Bangunan dan Pemukiman, Kota Bekasi, Dadang Ginanjar, Senin (28/3).

Sayangnya, kata dia, pemerintah kesulitan menyediakan rusunawa, lantaran sulitnya mencari lahan. Padahal, kata dia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) siap membangun rumah susun tersebut asalkan lahannya tersedia.

"Tahun lalu pemerintah pusat membangun satu unit rusun di Bekasi Jaya, Bekasi Timur. Pembangunan itu menambah satu tower lagi yang telah terbangun sebelumnya," kata Dadang.

Ia mengatakan, satu tower rumah susun memiliki 96 kamar, sehingga hanya mampu menampung 96 kepala keluarga. Padahal, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2014 masyarakat miskin di wilayah setempat mencapai 140.900 jiwa atau 33.922 keluarga.

Mayoritas masyarakat berpenghasilan rendah tersebut merupakan buruh serabutan, tukang becak, pemulung, dan profesi lainnya yang memiliki penghasilan di bawah USD 2 per hari.

Kepala Bappeda Kota Bekasi, Jumhana Lutfi mengakui pemerintah kesulitan memenuhi kebutuhan lahan bagi pembangunan rusunawa. Karena itu, secara bertahap, pemerintah bakal melakukan pengadaan lahan. "Kami prioritaskan di wilayah Bantargebang dan Mustikajaya," ujar dia.

Menurut dia, kebutuhan lahan untuk pembangunan satu unit rumah susun tersebut minimal 5.000 meter persegi. Karena itu, dibutuhkan dana yang cukup besar untuk pengadaannya, sebab harga tanah di Kota Bekasi semakin mahal. Jika harga tanah rata-rata Rp 2 juta per meter, artinya dibutuhkan Rp 10 miliar untuk kebutuhan satu rumah susun.

Jumhana mengakui, kalau pertumbuhan rumah susun sewa sederhana kalah pesat dibanding dengan pembangunan apartemen. Soalnya, kata dia, apartemen dibangun oleh pihak swasta dengan kepentingan bisnis, sehingga memiliki modal yang cukup banyak. Adapun, harga apartemen jauh tak terjangkau oleh masyarakat miskin.

Berdasarkan data dihimpun merdeka.com, harga jual apartemen di Kota Bekasi berkisar Rp 200 juta hingga Rp 1 miliar. Padahal, masyarakat berpenghasilan rendah membutuhkan rumah susun yang sewanya berkisar Rp 150-200 ribu perbulan. (mdk/ang)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Penampakan Deretan Bangunan Kumuh Memadati Bantaran Kali Ciliwung di Tengah Kemiskinan yang Semakin Bertambah
FOTO: Penampakan Deretan Bangunan Kumuh Memadati Bantaran Kali Ciliwung di Tengah Kemiskinan yang Semakin Bertambah

Bangunan kumuh yang berdiri sepanjang bantaran Kali Ciliwung di Jakarta semakin mencolok.

Baca Selengkapnya
FOTO: Suramnya Rumah Subsidi Jokowi yang Terbengkalai di Cikarang, Bangunan Rusak dan Dipenuhi Semak Belukar
FOTO: Suramnya Rumah Subsidi Jokowi yang Terbengkalai di Cikarang, Bangunan Rusak dan Dipenuhi Semak Belukar

Banyak rumah di kompleks tersebut sangat tidak terurus. Tak sedikit bangunan yang hancur karena tidak berpenghuni.

Baca Selengkapnya
Kampung Apung Muara Baru, Potret Kemiskinan 'Ekstreme' di Pesisir Jakarta
Kampung Apung Muara Baru, Potret Kemiskinan 'Ekstreme' di Pesisir Jakarta

Sebetulnya ada wacana warganya akan di relokasi ke sebuah rusun yang nantinya bakal disiapkan oleh Pemprov.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai Bak 'Kota Mati'
Menelusuri Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai Bak 'Kota Mati'

Perumahan tersebut sangat tidak terurus. Mayoritas bangunan rumah-rumah itu hancur karena tidak berpenghuni.

Baca Selengkapnya
Alasan Warga Tak Ingin Huni Rusun Nagrak: Kampung Susun Bayam Sudah Ada, Untuk Apa Pindah
Alasan Warga Tak Ingin Huni Rusun Nagrak: Kampung Susun Bayam Sudah Ada, Untuk Apa Pindah

"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”

Baca Selengkapnya
Penduduk Miskin di Pesisir Jakarta Terbebani Perubahan Iklim, Ini Penyebabnya
Penduduk Miskin di Pesisir Jakarta Terbebani Perubahan Iklim, Ini Penyebabnya

Pembangunan saluran pembuangan banjir belum cukup menyelamatkan penduduk pesisir dari dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya
Anies Heran Nasib Warga Kampung Bayam Terkatung-Katung: Kunci Rusun Sudah Diberikan Kok
Anies Heran Nasib Warga Kampung Bayam Terkatung-Katung: Kunci Rusun Sudah Diberikan Kok

Anies Heran Nasib Warga Kampung Bayam Terkatung-Katung: Kunci Rusun Sudah Diberikan Kok

Baca Selengkapnya
Ternyata Rumah Tak Layak Huni Bisa Naikkan Tingkat Stunting, Ini Alasannya
Ternyata Rumah Tak Layak Huni Bisa Naikkan Tingkat Stunting, Ini Alasannya

Salah satunya, karena rumah tak layak huni tidak memiliki air yang bersih.

Baca Selengkapnya
DPRD DKI Beberkan Penyebab Rusunawa Marunda Terbengkalai hingga Akhirnya Dijarah
DPRD DKI Beberkan Penyebab Rusunawa Marunda Terbengkalai hingga Akhirnya Dijarah

DPRD DKI membeberkan penyebab Rusunawa Marunda terbengkalai hingga akhirnya dijarah

Baca Selengkapnya
Anies Baswedan Bicara Kampung Bayam di DPW PKB DKI
Anies Baswedan Bicara Kampung Bayam di DPW PKB DKI

Kunci hunian tinggal diserahkan ke warga eks gusuran Jakarta Internasional Stadium (JIS), Jakarta Utara.

Baca Selengkapnya
Warga Menengah Atas Tinggal di Rumah Susun, DPRD DKI: Punya Mobil Kok Dapat Rusunawa?
Warga Menengah Atas Tinggal di Rumah Susun, DPRD DKI: Punya Mobil Kok Dapat Rusunawa?

DPRD DKI Jakarta mempertanyakan warga menengah atas yang tinggal di rusunawa.

Baca Selengkapnya
60,66 Persen Masyarakat Tempati Rumah Tak Layak Huni, Ini Sebabnya
60,66 Persen Masyarakat Tempati Rumah Tak Layak Huni, Ini Sebabnya

Berdasarkan data BPS mencatat di 2022 baru 60,66 persen rumah tangga di Indonesia yang menempati rumah yang layak.

Baca Selengkapnya