Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perubahan Iklim Jadi Salah Satu Penyebab Populasi Lebah Turun

Perubahan Iklim Jadi Salah Satu Penyebab Populasi Lebah Turun Pemasangan alat pelacak di lebah raksasa. ©2020 WSDA/Karla Salp/Handout via REUTERS

Merdeka.com - Populasi lebah di Indonesia mengalami penurunan dampak perubahan iklim, ketersediaan pakan, dan pestisida yang digunakan di bentang alam. Hal itu diungkapkan oleh 57 persen responden dari 272 peternak yang dilakukan riset oleh Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI) sepanjang tahun lalu.

Guru Besar Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor (IPB) Damayanti Buchori mengungkapkan, kondisi serupa juga terjadi di Eropa dan Amerika, bahkan terjadi penurunan populasi besar-besaran, baik lebah yang diternakkan maupun alami. Padahal, lebah memiliki peranan yang sangat penting dalam ketahanan pangan dan kesehatan manusia.

"Studi menyebutkan ada penurunan populasi lebah yang dialami oleh 57 persen dari 272 responden dari pulau Jawa, Bali, dan Sumatera, Sulawesi, Sembawa, dan Maluku," ungkap Damayanti dalam lokakarya Bee and Polinator Awareness Day secara virtual, Selasa (6/4).

Dikatakan, fenomena penurunan populasi lebah secara global merupakan sebuah fakta. Menurut dia, mendeteksi kondisi populasi lebah sangatlah penting agar dapat melakukan tindakan-tindakan penyelamatan. "Data awal ini perlu ditindaklanjuti dengan riset yang lebih komprehensif mengenai kondisi lebah di Indonesia," ujarnya.

Dari wawancara yang dilakukan, kata dia, juga didapatkan temuan bahwa jumlah peternak lebah terus meningkat, sebagian besar dari mereka baru memelihara lebah dalam kurun 3-5 tahun terakhir. Hampir setengah dari total peternak memperoleh koloni lebah pertama mereka dari alam liar.

Menurut dia, para peneliti mengumpulkan berbagai spesies lebah di setiap lokasi untuk diidentifikasi dan dianalisis pollen yang terdapat dalam tubuh lebah. Hal ini dilakukan untuk meneliti jenis-jenis tumbuhan yang didatangi oleh lebah karena memberikan informasi sumber mengenai jenis tanaman yang biasa dijadikan sebagai pakan oleh lebah.

"Untuk pertama kalinya, kita bisa mendapatkan perspektif dunia dari pandangan seekor lebah dan memusatkan perhatian kita dalam menemukan solusi atas masalah-masalah yang mereka hadapi," kata dia.

Dia menjelaskan, lebih memiliki banyak kelebihan, yakni hidupnya selalu bersih dan tidak mau merusak alam bahkan memberikan pertolongan terhadap makhluk lain. Madu yang dihasilkan untuk obat kesehatan manusia, sebagai pemulia (breeder) menyelamatkan manusia untuk memperoleh varietas atau clon tanaman perkebunan secara tidak langsung.

"Sarang lebah diekstrak (propolis) juga sebagai bahan kosmetik, obat ketahanan tubuh manusia dari infeksi bakteri virus, bakteri dan jamur hingga mampu mengendalikan tekanan darah (hypertensi) serta menekan pertumbuhan kanker. Laporan menarik bahwa propolis sudah digunakan sejak sebelum abad 300," terangnya.

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Antarjo Dikin menjelaskan, keanekaragaman populasi lebah yang popular diternakkan di Indonesia, yaitu 22 spesies lebah, yang terdiri dari empat spesies lebah madu, seperti apis cerana dan Apis mellifera, dan 18 spesies lebah tak bersengat (dalam bahasa daerah sering disebut kelulut), termasuk heterotrigona itama, tetragonula laeviceps, dan T cf biroi.

Keanekaragaman tertinggi terdapat di Pulau Sumatera tercatat 16 spesies, diikuti oleh Jawa dan Kalimantan, masing-masing 10 spesies. Lebah madu Asia (Apis cerana) spesies yang paling umum tercatat di semua pulau, sementara beberapa spesies lainnya yang unik di pulau-pulau tertentu seperti Apisnigrocincta di Sulawesi, Tetragonula melanocephala di Nusa Tenggara, Homotrigona fimbriata di Kalimantan, dan Tetragonula minangkabau, Heterotrigona erythrogastra dan Lophotrigona canifrons, yang hanya terdapat di Pulau Sumatera.

Studi ini mengidentifikasi tiga faktor utama penyebab kematian lebah di nusantara, yaitu iklim (31 persen), sumber makanan (23 persen), dan pestisida (21 persen). Berbagai masalah lain juga dapat memengaruhi kuantitas dan kualitas hasil madu seperti cuaca, sumber pakan, jenis lebah, dan perlakuan saat panen dan pascapanen.

"Penelitian terbaru yang dilakukan PEI ini merupakan sumber daya yang berharga, berbagai macam usaha perlu dilakukan untuk meningkatkan perhatian masyarakat terhadap lebah di Indonesia, dengan cara menggali pengetahuan dan informasi mengenai lebah, dan juga kolaborasi erat antar pihak terkait," kata dia.

Ketua Umum PEI Dadang mengatakan, polinator termasuk lebah memiliki peranan yang penting dalam ekosistem dimana kesuksesan reproduksi dari bebarapa spesies tumbuhan tergantung pada keberadaannya. Khalayak umum perlu diberikan informasi dan pengetahuan betapa pentingnya menjaga dan melestarikan polinator, pada khususnya lebah, sehingga ke depannya dapat memanfaatkan secara bijak dan berkelanjutan.

"Dengan gambaran yang lebih jelas mengenai populasi lebah di Indonesia dan pemahaman yang lebih baik terhadap cara para peternak lebah dalam membudidayakan lebah," tutupnya.

(mdk/cob)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspada, Pasokan Air Bersih Indonesia Berkurang dan Berpotensi Picu Konflik
Waspada, Pasokan Air Bersih Indonesia Berkurang dan Berpotensi Picu Konflik

Kekeringan sudah melanda sebagian wilayah Indonesia.

Baca Selengkapnya
Terserang El Nino dan Anomali Mahalnya Harga Beras
Terserang El Nino dan Anomali Mahalnya Harga Beras

Dampak El Nino akan menganggu komoditas tanaman utama, seperti gandum, jagung, beras, kedelai, dan sorgum.

Baca Selengkapnya
Ternyata Sudah Banyak Wilayah Indonesia yang Tenggelam Permanen
Ternyata Sudah Banyak Wilayah Indonesia yang Tenggelam Permanen

Perubahan iklim juga berpengaruh terhadap ketahanan air di sebagian besar wilayah Indonesia yang diperkirakan akan mengalami penurunan tingkat curah hujan.

Baca Selengkapnya
20 Mei Peringati Hari Lebah Sedunia, Begini Asal Usulnya
20 Mei Peringati Hari Lebah Sedunia, Begini Asal Usulnya

Hari Lebah Sedunia ini adalah momen untuk mendidik, mengenal, dan membangkitkan kesadaran akan keberadaan dan pentingnya lebah.

Baca Selengkapnya
BRIN Ingatkan Dampak Peningkatan Suhu Terhadap Sektor Pertanian
BRIN Ingatkan Dampak Peningkatan Suhu Terhadap Sektor Pertanian

Kenaikan suhu dapat mempengaruhi produktivitas tanaman pangan.

Baca Selengkapnya
Impor Beras Indonesia Diramal Mencapai 6 Juta Ton, Ternyata Ini Penyebabnya
Impor Beras Indonesia Diramal Mencapai 6 Juta Ton, Ternyata Ini Penyebabnya

Peningkatan kebutuhan pangan sejalan dengan pertumbuhan laju penduduk.

Baca Selengkapnya
Ratusan Mumi Lebah Berusia Hampir 3.000 Tahun Ditemukan di Portugal, Hidup di Akhir Kekuasaan Nabi Sulaiman
Ratusan Mumi Lebah Berusia Hampir 3.000 Tahun Ditemukan di Portugal, Hidup di Akhir Kekuasaan Nabi Sulaiman

Lebah-lebah ini hidup di zaman menjelang berakhirnya kekuasaan Nabi Sulaiman di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya
Apa Akibat dari Badai Lanina? Indonesia Mengalami Peningkatan Curah Hujan yang Signifikan
Apa Akibat dari Badai Lanina? Indonesia Mengalami Peningkatan Curah Hujan yang Signifikan

La NiƱa menyebabkan peningkatan curah hujan di Indonesia, yang dapat berisiko menimbulkan banjir dan berdampak negatif bagi para petani.

Baca Selengkapnya
Dampak Cuaca Panas Ekstrem bagi Lingkungan, Picu Berbagai Bencana Alam
Dampak Cuaca Panas Ekstrem bagi Lingkungan, Picu Berbagai Bencana Alam

Cuaca panas ekstrem dapat mengancam kehidupan di bumi.

Baca Selengkapnya
Produksi Pangan Turun, Jokowi Ungkap Hasil Panen Indonesia Tertinggal dari Negara Lain
Produksi Pangan Turun, Jokowi Ungkap Hasil Panen Indonesia Tertinggal dari Negara Lain

Jokowi mengungkapkan, riset-riset pangan dan holtikultura di Indonesia sendiri masih tertinggal dengan negara lain.

Baca Selengkapnya
Penyebab Hujan di Indonesia Tak Menentu Belakangan Ini
Penyebab Hujan di Indonesia Tak Menentu Belakangan Ini

Salah satunya adalah masa peralihan musim, yang dikenal sebagai pancaroba.

Baca Selengkapnya
77,6 Persen Daratan Bumi Jadi Lebih Gersang Secara Permanen, 5 Miliar Orang Terdampak
77,6 Persen Daratan Bumi Jadi Lebih Gersang Secara Permanen, 5 Miliar Orang Terdampak

Temuan ini diterbitkan dalam laporan terbaru Konvensi PBB untuk Memerangi Desertifikasi (UNCCD) .

Baca Selengkapnya