Pesan Profesor Azyumardi ke Keluarga: Kerja Keras dan Tanggung Jawab
Merdeka.com - Almarhum Profesor Azyumardi Azra dikenal sebagai sosok kepala rumah tangga bertanggung jawab dan giat kerja. Hingga akhir hayatnya, pria asal Sumatera Barat ini juga diketahui akan melakukan berbagai kegiatan kuliah umum dan seminar di Kuala Lumpur.
"Sayang sama keluarga, waktu hari Kamis itu beliau masih bagi-bagiin oleh-oleh dari Sumbar, makanan," kata Ratusan, anak pertama Azyumardi ditemui di rumah duka, Senin (19/9).
Mendengar kabar kepergian ayahnya, Ratusan mengaku sangat syok, sebab ayahnya yang dikenal pekerja keras tidak pernah sekalipun mengeluhkan rasa sakit yang dialami.
-
Apa yang menjadi tugas utama almarhum? Ya, keluarga Bani Syaibah ini memang menjadi keluarga yang bertanggungjawab untuk membuka, menutup, membersihkan, mencuci, memperbaiki Kiswah (penutup) Ka'bah dan menyambut para pengunjung yang datang.
-
Kapan ilmuwan ini meninggal? Kematian Tycho Brahe pada tanggal 24 Oktober 1601, hanya 11 hari setelah insiden pesta yang tragis, meninggalkan kekosongan besar dalam dunia ilmu pengetahuan.
-
Kapan almarhum meninggal? Melansir dari akun Instagram infookutiimur, Rabu (26/6), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Di mana almarhum meninggal? Kabar duka datang dari Mekkah, Arab Saudi.
-
Kapan pria itu meninggal dunia? Sejak kejadian tersebut, ia terus positif mengidap virus corona selama 613 hari hingga kematiannya pada Oktober tahun lalu.
-
Dimana Gus Azmi terkenal? Tak hanya di Jawa Timur, kiprah Gus Azmi dalam dunia musik religi juga sudah diakui masyarakat dari berbagai daerah lain.
"Makanya kami pada kaget, kok sakit. Ternyata sebelum ngajar di Kuala Lumpur sudah alami sesak napas, habis itu alami serangan jantung," jelas dia.
Sebagi anak pertama, Rausan, mengenang pesan-pesan dari sang Ayah, untuk giat bekerja dan selalu cinta terhadap keluarga.
"Itu saja sih, kerja keras, sayang sama anak-anaknya, bertanggung jawab," kata dia.
Menurut dia, mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, adalah penggemar pertandingan sepak bola. Meski hanya menyaksikan lewat layar kaca, guru besar Pasca Sarjana UIN Ciputat itu tidak pernah melewatkan setiap pertandingan yang digelar di televisi.
"Senang musik-musik barat, masih senang nonton bola. Kalau jamnya bersahabat dengan beliau, kalau jam tiga atau jam empat, beliau masih suka nonton. Hiburannya ya itu saja, sepak bola sama nonton film," terang dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain dakwahnya secara langsung, ia juga membagi ilmunya dalam bentuk buku.
Baca SelengkapnyaTokoh politik sekaligus pejuang Indonesia asal Sumatra Barat ini pernah menjadi gubernur serta menduduki jabatan penting dalam pemerintahan.
Baca SelengkapnyaBikin haru, anak guru ngaji ini berhasil lulus S2 fast track dari UNAIR.
Baca SelengkapnyaCerita perjuangan salah satu tokoh intelektual Indonesia saat berjuang mengadu nasib ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaKami hanya bisa mendoakan, semoga surga Allah untukmu. Dan keluarga yang ditinggalkan, diberi ketabahan dan kekuatan selalu.
Baca SelengkapnyaKabar duka datang dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Rektor UGM periode 1998-2022 Prof Ichlasul Amar meninggal dunia, Kamis (14/11).
Baca SelengkapnyaLulusan pascasarjana UGM ini rela lepaskan peluang berkarier di perkotaan demi menemani orang tuanya di rumah
Baca SelengkapnyaSimak profil dan perjalanan pendidikan Buya Syakur, ulama Indramayu yang kharismatik.(Instagram/@maiaestiantyreal)
Baca SelengkapnyaKeluarga mengenang Hamzah Haz sebagai sosok orangtua sangat baik.
Baca SelengkapnyaDemi tetap menyekolahkan putranya, orang tua Sarijaya harus merelakan pendidikan anak perempuannya.
Baca SelengkapnyaSaat masih hidup, Marchia dikenal sebagai siswa berprestasi. Ia rela belajar hingga larut malam untuk mewujudkan mimpinya.
Baca SelengkapnyaTokoh besar pejuang dan sesepuh dari Nahdlatul Ulama (NU) yang paling disegani di Lampung inii telah tutup usia pada Rabu (15/5) siang.
Baca Selengkapnya