Pesawat Jayawijaya Dirgantara Air tergelincir di Bandara Wamena
Merdeka.com - Pesawat terbang Jayawijaya Dirgantara Air jenis Boeing 373 seri 200 milik Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, tergelincir di Bandara Wamena, Jayawijaya, Papua. Kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 13.05 WIT.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo mengatakan, informasi yang diterima aparat kepolisian, tidak ada korban jiwa dalam insiden tergelincirnya pesawat Jayawijaya Air itu.
"Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa itu," ujar Pudjo, Sabtu (30/8), seperti dilansir Antara.
-
Apa dampak gempa pada pesawat? Gempa tetap bisa memengaruhi penerbangan dari aspek navigasi dan keselamatan.
-
Bagian pesawat apa yang lepas? Ketika pesawat berada di ketinggian 17.300 kaki, panel kaca depan pesawat tiba-tiba meledak dengan hebatnya.
-
Bagaimana helikopter jatuh? Dalam foto yang dirilis Press TV, helikopter berwarna biru itu terlihat jatuh menghantam gunung dan tergelincir dari gunung yang curam dan dipenuhi vegetasi.
-
Apa yang terjadi pada pesawat Pelita Air? Pesawat sudah di runway siap take off tetapi nggak jalan-jalan. Menurut info sementara ada penumpang yang berencana masukin bom ke kabin pesawat. Ini masih subject to confirmation,' katanya lewat akun X @GerryS.
-
Mengapa kereta api tergelincir? Kereta ini dijadwalkan tiba di stasiun pukul 20:00 WIB, namun hingga jam menunjukkan waktu tersebut kereta tak kunjung muncul. Jangankan fisiknya, suara, kepulan asap sampai lampunya saja tidak tampak dari kejauhan.
-
Apa nama pesawat yang dibajak? Kronologi Pembajakan Pesawat jenis Vicker Viscount bermesin empat dengan registrasi PK-MVM 'Merauke' ini akan menempuh perjalanan udara menuju Makassar, dilanjutkan ke Surabaya dan berakhir di Jakarta.
Jayawijaya Dirgantara Air PK-JRB itu mengangkut bahan makanan dari Bandara Sentani Jayapura, dan mendarat mulus di Bandara Wamena. Namun, ketika pesawat hendak berputar ke arah Apron 2 untuk melakukan bongkar muat barang, secara tiba-tiba stick hydraulic ban bagian depan patah, sehingga tergelincir di ujung landasan.
Pesawat tersebut dipiloti oleh Kapten Pius Realino, dibantu copilot Kapten Ragil.
Menurut Pudjo, sejak pukul 13.50 WIT, dilakukan evakuasi pesawat tersebut dari ujung landasan menggunakan vorklip agar tidak mengganggu kelancaran pendaratan pesawat lainnya di bandara tersebut.
"Dugaan sementara stik hidrolik ban depan patah karena retak pada saat mendarat, sehingga tidak bisa sampai di Apron 2," ujar Pudjo.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyebab kejadian tergelincirnya pesawat tersebut masih dalam penyelidikan.
Baca SelengkapnyaInsiden pesawat milik Trigana Air itu menyebabkan dua penerbangan lainnya mengalami keterlambatan keberangkatan.
Baca SelengkapnyaPesawat membawa 5 penumpang yakni Pendeta Saul Bagau, Melek Bagau, Debora Bagau, James Bagau dan seorang anak kecil.
Baca SelengkapnyaEmpat penumpang dan satu pilot dievakuasi ke Rumah Sakit Bali Jimbaran, Badung.
Baca SelengkapnyaJemaah haji kloter 5 Embarkasi Makassar harus kembali ke asrama setelah pesawat Garuda Indonesia GIA 1105 yang mereka tumpangi mengalami kerusakan.
Baca SelengkapnyaDeputi Area Manager Trigana Irwan Rochendi mengatakan pesawat memuat 42 penumpang dengan 6 kru pesawat. Salah satu penumpang istri Pj Gubernur Papua.
Baca SelengkapnyaPihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaWarga dan petugas yang berjaga langsung melakukan evakuasi saat kecelakaan pesawat.
Baca SelengkapnyaBandara Internasional Sentani maupun PT Trigana sedang menunggu hasil pengecekan oleh KNKT.
Baca SelengkapnyaPesawat tersebut tampak hancur lebur. Sebanyak 10 orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaPihak Garuda Indonesia menjelaskan terjadi kendala teknis pada mesin pesawat.
Baca SelengkapnyaHelikopter terjatuh di kawasan tebing di daerah Banjar Suluban, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Jumat (19/7) sekitar pukul 14.45 WITA.
Baca Selengkapnya