Petani di Bali Diimbau Waspadai Banjir dan Tanah Longsor saat Musim Hujan
Merdeka.com - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnu Wardhana mengimbau para petani mewaspadai banjir dan tanah longsor saat musim hujan.
"Iya waspada saja, terhadap tanah longsor dan kebanjiran di lahan usaha tani," kata Wardhana saat dihubungi, Senin (6/1).
Selama musim hujan, pihaknya sudah memonitoring lahan-lahan pertanian di Bali. Sampai saat ini, belum ada laporan lahan pertanian terendam banjir maupun terkena longsor.
-
Dimana longsor itu terjadi? Pada 6 Februari 2024, terjadi longsor di Dusun Sigadung, Desa Kalitlaga, Pagentan, Banjarnegara.
-
Kapan longsor terjadi? Peristiwa tanah longsor tersebut diperkirakan terjadi sekitar pukul 06.50 WITA.
-
Di mana lokasi longsor? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Di mana wilayah terdampak banjir dan longsor di Pesisir Selatan? 'Paling parah terjadi di Kecamatan XI Koto Tarusan, Kecamatan IV Jurai, Kecamatan Batang Kapas, Kecamatan Lengayang dan Kecamatan Sutera,' tuturnya.
-
Bagaimana keadaan korban longsor? Sebanyak 23 orang korban banjir dan lonsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
-
Dimana tanda-tanda tanah longsor terlihat? Selain itu, waspada juga jika halaman atau lantai pada rumah tiba-tiba ambles, adanya tanah yang runtuh dalam jumlah yang besar, serta munculnya mata air secara tiba-tiba.
"Ini kan musim hujan sekarang, biasanya kita minta dari teman-teman kabupaten di setiap bulan ada update, ada apa tidak yang banjir (lahan tani) karena musim hujan. Sementara, belum ada laporan yang kebanjiran dan menyebabkan kerusakan tanaman belum ada," ujarnya.
Sebagai antisipasi, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan sudah menyiapkan pompa air, bila ada sawah-sawah terkena banjir.
"Iya paling kita lihat nanti kalau ada bencana banjir, kalau perlu dibuang kita bantu pompa air dan dibuang airnya. Kita koordinasi dengan BPBD," jelasnya.
Namun, Wardhana menyebut petani tidak akan gagal panen karena kekeringan saat musim hujan. Sebab, kekeringan ekstrem kerap melanda wilayah Bali yang berakibat gagal panen.
"Selama ini kekeringan ekstrem dan tanaman sudah mulai layu. Sekarang sudah mulai segar lagi dan sudah mulai tumbuh sekarang. Iya tidak gagal panen," tandas Wardhana.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petani pun harus merogok kocek lebih banyak untuk menyelamatkan tanaman padinya.
Baca SelengkapnyaBPBD Bali, mengeluarkan sejumlah titik potensi banjir bandang di wilayah Pulau Bali, selama masuk musim penghujan
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaDinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas optimistis sebagian besar tanaman padi di wilayahnya selamat dari kekeringan.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi telah mengimbau kepada para petani untuk menunda penanaman komoditas pertanian yang membutuhkan air banyak.
Baca SelengkapnyaBPBD selalu siaga dan melakukan langkah antisipatif agar bencana hidrometeorologi tidak terjadi
Baca SelengkapnyaHujan lebat mengakibatkan genangan di sedikitnya empat titik di Kabupaten Badung dan enam titik di Kota Denpasar.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari Dinas Pertanian Banyuwangi, stok beras di Banyuwangi jumlahnya mencukupi sampai akhir tahun.
Baca SelengkapnyaKenaikan suhu dapat mempengaruhi produktivitas tanaman pangan.
Baca SelengkapnyaYulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.
Baca SelengkapnyaCuaca buruk akibat terbentuknya bibit siklon tropis di Samudra Hindia bagian tenggara.
Baca SelengkapnyaIndonesia bagian tengah dan timur mayoritas masih akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga deras pada Agustus
Baca Selengkapnya