Petani di Daerah Tertinggal Terapkan Smart Farming
Merdeka.com - Pertanian salah satu sektor penting dalam membangun ketahanan pangan memerlukan dukungan teknologi untuk memaksimalkan hasilnya. Daerah tertinggal yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani mulai memanfaatkan teknologi.
Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Dirjen PDT), Samsul Widodo mengungkapkan, konsep Smart Farming secara sederhana bisa diartikan sebagai precision agriculture atau bertani yang tepat. Karena dapat mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan dari setiap tanaman.
"Dari pengidentifikasian tersebut petani jadi lebih paham tindakan apa yang harus dilakukan pada setiap tanamannya. Tanaman mana yang membutuhkan air, tanaman mana yang harus diberikan pestisida dan tanaman mana yang harus dipupuk," ujar Samsul Widodo, dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/10).
-
Bagaimana Kementan mengoptimalkan potensi pertanian? Kenapa? Karena Indonesia bisa mengoptimalkan potensi tersebut,' ujar Amran dalam rapat koordinasi Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten se-Indonesia, Senin (30/10).
-
Apa itu Smart Agri Plant Factory? Dilansir dari Ugm.ac.id, pengembangan Smart Agri Plant Factory merupakan langkah inovatif dalam mewujudkan penerapan pertanian modern, cerdas, dan berkelanjutan oleh Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB) Fakultas Teknologi Pertanian.
-
Siapa yang mengembangkan Smart Agri Plant Factory? 'Ini memungkinkan pertanian dilakukan di dalam ruangan, terlindung dari variabilitas cuaca dan tantangan lingkungan eksternal,' jelas coordinator penelitian Smart Agriculuture Research, Dr Andri Prima Nugroho, dikutip dari Ugm.ac.id.
-
Kapan KWT D'Shafa menerapkan smart farming? Kelompok Wanita Tani (KWT) D'Shafa merawat tanaman dengan sistem smart farming di Agroeduwisata Edufarm Malakasari, Jakarta, Sabtu (29/6/2024).
-
Bagaimana cara kerja Smart Agri Plant Factory? Fasilitas ini dilengkapi dengan pemanfaatan teknologi tanpa tanah seperti otomatisasi untuk pemberian nutrisi, pengamatan kualitas air dan udara, serta pencahayaan. Lalu ada hidroponik dan kecerdasan buatan untuk memperkirakan pertumbuhan tanaman, panen, serta diagnosis kesehatan tanaman. Sistem ini memungkinkan pertumbuhan tanaman dalam sebuah lingkungan yang terkontrol sepenuhnya.
-
Siapa yang menjadi Plt. Menteri Pertanian? Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian RI berdasarkan Keputusan Presiden nomor 92/P Tahun 2023 tanggal 6 Oktober 2023.
Samsul Widodo menambahkan, penerapan teknologi dibidang pertanian dapat meningkatkan potensi pertanian karena akan turut menarik perhatian kaum muda untuk ikut serta menggeluti pertanian di daerahnya.
Implementasi smarf farming di daerah tertinggal terus digenjot oleh Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT). Pada tahun 2019, Ditjen PDT telah menetapkan 5 kabupaten daerah tertinggal sebagai lokasi pilot project impelemntasi smart farming, yaitu Kabupaten Situbondo, Kabupaten Dompu, Kabupaten Sumba Timur, dan Kabupaten Pasaman Barat.
"Pemilihan pilot project tergantung dari komitmen pemerintah kabupaten tersebut dan jenis tanamannya disesuaikan dengan potensi masing-masing daerah," kata Rudi kepada wartawan.
Pada Rabu lalu (16/10) telah dilakukan launching smart farming di Kabupaten Pasaman Barat melalui Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 dan Implementasi Pertanian Presisi. Kegiatan tersebut diawali dengan penandatanganan Nota Kesepakatan antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) dengan PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB) yang sudah mulai bekerja sama untuk menerapkan Pertanian Presisi 4.0 di daerah tertinggal sejak 27 Maret 2019.
Selain itu, Implementasi Pertanian Presisi 4.0 di Kabupaten Pasaman Barat juga turut didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Asian Development Bank (ADB), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Bank Negara Indonesia yang menyediakan fasilitas peminjaman modal melalui program Kredit Usaha Tani dengan sistem bayar pada saat panen.
"Proyek kerjasama antara MSMB dengan Kemendesa PDTT, Kemenkominfo, Bappenas, ADB dan BNI ini diharapkan dapat meningkatkan potensi warga lokal sehingga dapat meningkatkan produktivitas pada daerah-daerah tertinggal di Indonesia," ujar Chief Marketing Officer MSMB, Anita Hesti.
Metode smart farming bukan sekadar tentang penerapan teknologi. Kunci utama smart farming adalah data terukur berdasarkan analisa sensor yang telah dipasang di areal penanaman.
Sensor itu akan memberikan informasi mengenai berbagai hal yang terkait dengan tanaman. Misal, apakah perlu menambah pupuk, apakah perlu menambah air, suhu di sekitar lokasi tanam hingga rekomendasi jadwal panen. Hal itu membuat hasil panen yang diperoleh petani menjadi lebih baik, efektif dan efisen.
"Smart farming secara sederhana bisa diartikan sebagai precision agriculture atau bertani yang tepat, karena dapat mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan dari setiap tanaman. Dari pengidentifikasian tersebut, petani jadi lebih paham tindakan apa yang harus dilakukan pada setiap tanamannya. Tanaman mana yang membutuhkan air, tanaman mana yang harus diberikan pestisida, dan tanaman mana yang harus dipupuk," ujar Rudi.
Tidak hanya itu, konsep smart farming juga bisa dimanfaatkan untuk penanganan penjualan hasil pertanian. Dengan begitu, petani tidak perlu khawatir hasil produksi tidak terbeli. Mereka juga dapat menjual sendiri produk dan mendapat penghasilan yang lebih tinggi.
Teknologi tersebut juga dapat mengidentifikasi, menganalisa, serta mengelola informasi keragaman spasial dan temporal di dalam lahan untuk mendapatkan keuntungan optimum, berkelanjutan, dan menjaga lingkungan. Oleh sebab itu, penggunaan teknologi smart farming yang disesuaikan dengan zamannya, diharapkan mampu mengatasi masalah perawatan tanaman yang selama ini tidak bisa diselesaikan secara tradisional.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelompok Wanita Tani (KWT) D'Shafa mampu mendapatkan tambahan penghasilan setelah berhasil mengubah tempat penampungan sampah menjadi lahan pertanian produktif.
Baca SelengkapnyaPeluncuran teknologi ini merupakan langkah inovatif dalam mewujudkan penerapan pertanian modern, cerdas, dan berkelanjutan
Baca SelengkapnyaMentan juga mengajak Komite II DPD RI untuk mendukung pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan.
Baca SelengkapnyaLuas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca SelengkapnyaLangka nyata ini untuk mendorong peningkatan produktivitas padi nasional.
Baca SelengkapnyaUpaya tancap gas ala Mentan ini dilakukan sebagai bukti kongkrit dalam menekan kebijakan impor.
Baca SelengkapnyaData yang valid, akurat dan terkini amat dibutuhkan sebagai pondasi perencanaan pembangunan.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, hasil panen raya di daerah tersebut mencapai 6,2 ton per hektare.
Baca SelengkapnyaPenjabat (Pj) Gubernur Kaltim, Akmal Malik pun turut memberikan perhatian serius pada visi kedaulatan pangan.
Baca SelengkapnyaMentan Amran menyebutkan modernisasi sebagai kunci peningkatan produksi.
Baca SelengkapnyaPlt Menteri Pertanian (Mentan), Arief Prasetyo Adi panen raya sekaligus tanam padi di Kabupaten Sukoharjo guna mendorong percepatan tanam nasional.
Baca SelengkapnyaTerutama, kata dia terkait produksi pangan nasional.
Baca Selengkapnya