Petani di Solok Selatan keluhkan beredarnya pupuk palsu
Merdeka.com - Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, menerima laporan dari penyuluh pertanian setempat terkait beredarnya pupuk palsu jenis SP 36 di Kecamatan Sangir Balai Janggo.
"Pupuk yang diduga palsu tersebut tidak larut direndam dalam air dan sekarang kita masih menunggu penyuluh tersebut membawakan sampel untuk dilakukan pengujian laboratorium," kata Kepala Bagian Ekonomi Pembangunan setempat, Endri Karani di Padang Aro, Senin (13/6).
Dia mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan dari mana asal pupuk palsu ini dan diduga ada permainan oleh oknum yang mencari keuntungan.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Apa yang ditemukan oleh petani tersebut? Artefak yang dia temukan berupa batu besar berbentuk agak bulat dan ada tiga retakan terlihat di batu itu sehingga membuat benda itu mirip jamur.
-
Apa yang terjadi di Sumbar? Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi memerintahkan Rumah Sakit Achmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi untuk menerima semua korban bencana yang dirujuk tanpa terkecuali.
-
Dimana Pupuik Batang Padi berkembang? Pupuik Batang Padi cukup berkembang di daerah agraris atau pertanian.
-
Apa yang ditemukan petani di ladang? Seorang petani secara tidak sengaja menemukan gelang kuno langka berusia 3.300 tahun di ladangnya di desa Çitli, distrik Mecitözü, Çorum, Turki.
-
Kapan kejadian ini terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @lantaspolrestuban memperlihatkan prajurit TNI dari KODIM 0811 Tuban menggeruduk kantor Polisi sambil membawa banner ucapan HUT Bhayangkara ke-78 dan kue ulang tahun raksasa.
Kios dan distributor, katanya, kemungkinan kecil melakukan kecurangan ini sebab lokasinya berada dalam permukiman warga serta pupuk tidak disimpan lama di gudangnya.
"Kita tunggu dulu sampelnya dan dilakukan uji labor apabila benar baru ditelusuri keberadaannya karena tim KP3 juga melibatkan aparat hukum," tegasnya.
Sementara itu Penyuluh Pertanian Kecamatan Sangir Balai Janggo, Zulfahmi mengatakan keberadaan pupuk palsu tersebut berdasarkan laporan dari petani kepadanya dan langsung dilakukan pengecekan ke lokasi.
"Sekarang ada setengah ember dengan isi sekitar tiga kilogram yang direndam oleh petani tetapi tidak juga larut dan ini yang akan kita berikan pada KP3," jelasnya.
Pupuk setengah ember ini sudah direndam petani selama dua bulan tetapi tidak juga larut dan saat dihancurkan dengan palu juga keras.
"Kejadian ini sudah lama terjadi tetapi baru dilaporkan oleh petani dan sekarang hanya tersisa sampel yang direndam dalam air," ungkap Endri dilansir dari Antara.
Berdasarkan laporan petani ada dua karung pupuk seperti ini dan sudah ditebarkan petani ke lahannya. Selain itu warna pupuk ini juga ada dua jenis, yaitu hitam pekat dan agak pucat tetapi keduanya tidak larut dalam air.
Imeh (39) salah seorang petani jagung mengatakan, dirinya juga pernah mendapatkan pupuk palsu sekitar dua tahun lalu tetapi jenisnya NPK Poska.
"Saya tahu pupuk itu palsu setelah panen jagung dan terlihat pupuknya masih utuh padahal sudah tiga bulan di tanah dan saat saya cek dalam air ternyata tidak larut," ucapnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi mengungkap biang kerok penyaluran pupuk subsidi langka buat petani.
Baca SelengkapnyaStok Pupuk di Gudang PKT Capai 7 Kali Lipat dari Ketentuan, tapi Petani Masih Teriak Pupuk Langka
Baca SelengkapnyaAnggota DPR dari fraksi PDIP, Dolfie, protes ke Menkeu Sri Mulyani terkait bantuan pupuk.
Baca SelengkapnyaPolda Jawa Tengah menggagalkan upaya penyalahgunaan distribusi pupuk subsidi pemerintah.
Baca SelengkapnyaPupuk bersubsidi ini hanya bisa disalurkan kepada petani yang memenuhi syarat atau kriteria yang ditetapkan.
Baca SelengkapnyaOno menyampaikan ini berdasarkan aspirasi dari petani dan kios-kios pupuk
Baca SelengkapnyaKepolisian di sejumlah daerah gencar menggerebek praktik pupuk ilegal. Kebijakan itu untuk mendukung program 100 hari kerja Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPeternak sapi perah di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah nekat membuang susu hasil panennya, Sabtu (9/11).
Baca SelengkapnyaPengoplos beras akan dikenakan sanksi pidana Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
Baca SelengkapnyaOno menyampaikan aspirasi ini berdasarkan aspirasi dari petani dan kios-kios pupuk.
Baca SelengkapnyaTotal ada 13 sapi milik warga yang mati secara mendadak.
Baca SelengkapnyaDinas Pangan melakukan pemeriksaan setelah seorang warga sakit setelah mengonsumsi beras yang diduga sintesis.
Baca Selengkapnya