Petani Garam Karawang Tunda Produksi Khawatir Tumpahan Minyak Pertamina Makin Parah
Merdeka.com - Petani garam di pesisir pantai utara Karawang berhenti berproduksi akibat dampak air laut sebagai sumber utama pembuatan garam tercemar minyak Pertamina yang bocor hampir satu bulan. Para petani garam memilih tidak produksi untuk menghindari kerugian lebih besar.
Para petani Garam di pesisir utara Karawang, luasnya sekitar 108 hektare, yang tersebar di tiga desa di Kecamatan Tempuran dan Pedes, merugikan sekitar 64 petani garam yang memproduksi sekitar 927 ton sekali panen.
"Akibat peristiwa oil spill yang tercecer hingga ke pantai, sekitar 64 petani garam berhenti produksi," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karawang, Hendro Subroto.
-
Kenapa Pabrik Gula Karangsuwung berhenti beroperasi? Faktor kekurangan lahan tebu, sampai menurunnya permintaan gula akibat munculnya pabrik yang lebih produktif dan modern membuat pabrik ini berhenti beroperasi pada 2014.
-
Kenapa Pertamina turun tangan? Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan, penanggulangan karhutla penting dilakukan untuk meminimalisir penyebaran dan dampak lainnya, terutama dampak bagi kesehatan masyarakat dan keberlangsungan lingkungan.
-
Mengapa petani di Banyumas terancam gagal panen? BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya atau biasa disebut dengan fenomena El Nino. Adanya El Nino membuat para petani terancam gagal panen.
-
Mengapa petani udang di Kebumen merugi? Hal ini membuat para petani tambak rugi puluhan juta rupiah. Mesin sirkulasi yang seharusnya berfungsi kini dibiarkan karena tak ada lagi air. Sejumlah kolam memang masih beroperasi.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Kenapa Pabrik Gula Tanjung Tirto ditutup? Namun pada 1 November 1933, Pabrik Gula Tanjung Tirto ditutup dan dilebur dengan Pabrik Gula Bantul.
Petani garam, kata Hendro, tersebar di tiga desa, yaitu di Desa Ciparage Jaya, Pasirjaya dan Desa Tambaksari, sehingga hasil produksi sekitar 726 ton dalam sekali panen terancam tak bisa dijual karena sudah terkontaminasi tumpahan minyak yang sudah masuk pada area tambak garam.
"Otomatis dengan adanya tumpahan minyak, produksi garam terancam tidak laku dijual, " katanya.
Akibat air laut tercemar membuat sebagian petani enggan menggarap lahannya, lantaran bahan baku pembuatan garam sudah tidak layak untuk diproduksi menjadi garam.
Suwito (52) petani garam asal Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya mengatakan, sejak adanya insiden kebocoran Anjungan Lepas Pantai YY Area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ), Kawarang, petani garam berhenti memproduksi karena air laut sudah terkontaminasi minyak.
"Sejak adanya peristiwa kebocoran anjungan lepas pantai, para petani garam berhenti produksi," kata Suwito, saat ditemui di lokasi.
Dia juga mengatakan para petani garam enggan menggarap lahannya, karena khawatir tumpahan minyak yang terus naik ke bibir pantai akan masuk ke lahan garapan pembuatan garam sehingga akan merugikan semua pihak.
"Petani sudah tidak menggarap lahan tambak pembuatan garam karena khawatir air bercampur bahan berbahaya masuk ke tambak garam, " katanya.
Ketua Koperasi Garam Segara Jaya Kabupaten Karawang, Aep Suhardi, menjelaskan petani garam menunda aktivitas menggarap lahan tambak garam dalan seminggu terakhir terhitung sejak minggu terkahir bulan Juli.
"Minggu ini sudah kembali produksi tetapi sebagian di wilayah Tambaksari, berhenti produksi, tapi petani di Ciparagejaya sudah normal produksi kembali," jelasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Area persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang
Baca SelengkapnyaKondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaDi panen ini, mereka hanya menerima nominal amat kecil yakni Rp700 per kilogram. Ini jauh dari pendapatan saat harga normal, di kisaran Rp4.000 per kilogram
Baca Selengkapnya"Sumur-sumur sudah mengering, sehingga warga hanya bisa mendapatkan air dari dasar sungai,” Sunardi.
Baca SelengkapnyaBerbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus
Baca SelengkapnyaKemarau panjang membuat petani padi di berbagai daerah terancam gagal panen.
Baca SelengkapnyaTeknologi yang dikembangkan berupa pengenalan cuaca, teknologi ulir filter (TUF) dan kristalisasi garam berbahan bakar briket rakyat.
Baca SelengkapnyaDampaknya, produksi air bersih sempat dihentikan sehingga pelayanan kepada pelanggan terganggu.
Baca SelengkapnyaKondisi rumah membuat warga cemas terjadi bahaya, mereka meminta pihak terkait bertanggung jawab.
Baca SelengkapnyaMeski 5.000 hektare lahan tak produktif, dipastikan tidak mengganggu target produksi padi tahun ini.
Baca SelengkapnyaPersawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.
Baca SelengkapnyaBendungan ini menjadi tumpuan utama warga Jatisari dan sekitarnya. Sehari-hari, air dimanfaatkan untuk keperluan mandi, mencuci bahkan memasak
Baca Selengkapnya