Petugas bandara Kalimarau waspadai ragam cara penyelundupan satwa
Merdeka.com - Penyelundupan empat anak buaya dari Berau, Kalimantan Timur menuju Surabaya, Jawa Timur, digagalkan petugas Aviation Security (Avsec) Bandara Kalimarau, Berau, Selasa (9/5) lalu. Belakangan diketahui, upaya penyelundupan anak buaya, bukan kali ini saja.
Awal April 2017 lalu, petugas Avsec bandara juga menggagalkan penyelundupan anak buaya, tujuan Jakarta. Enam anak buaya, disita petugas, dan diserahkan ke BKSDA Kaltim beserta Balai Karantina Berau.
"Ya, empat anak buaya yang kita gagalkan pengirimannya hari Selasa kemarin itu, adalah yang kedua kalinya. Sebelumnya, ada 6 anak buaya yang sama, juga hendak dikirim ke luar Berau, tujuan Jakarta," kata Kepala Bandara Kalimarau Berau, Bambang Hartato, kepada merdeka.com, Kamis (11/5).
-
Siapa yang mengevakuasi buaya itu? Petugas BKSDA Cirebon mengevakuasi seekor buaya di wilayah permukiman warga Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu [26/7].
-
Kenapa buaya itu dievakuasi? Proses evakuasi buaya itu berlangsung menegangkan lantaran hewan buas itu sempat mengamuk saat hendak diamankan.
-
Bagaimana cara mengevakuasi buaya? Agar penyelamatan berlangsung aman, bagian kepala buaya ditutupi dengan karung, serta moncongnya diikat tali dengan prosedur yang aman bagi hewan tersebut.
-
Bagaimana buaya itu ditangkap? Saat menemukan hewan buas itu, Dimas meminta bantuan rekan-rekannya untuk menangkap. Meski sempat memberontak, namun akhirnya buaya tersebut berhasil diamankan.
-
Dimana Heru Gundul mengevakuasi buaya? Dalam video yang diunggah pada Rabu (21/4), pencinta satwa Heru Gundul sedang mengunjungi rumah salah seorang warga. Di belakang rumah itu, ada sebuah kolam tempat untuk menyimpan seekor buaya muara. Diketahui, rumah itu milik salah seorang tokoh pencinta satwa liar yang meninggal dunia setahun lalu bernama Aji Rachmat, mantan ketua Sioux Ular Indonesia.
-
Buaya apa yang dievakuasi Heru Gundul? Dalam video yang diunggah pada Rabu (21/4), pencinta satwa Heru Gundul sedang mengunjungi rumah salah seorang warga. Di belakang rumah itu, ada sebuah kolam tempat untuk menyimpan seekor buaya muara. Diketahui, rumah itu milik salah seorang tokoh pencinta satwa liar yang meninggal dunia setahun lalu bernama Aji Rachmat, mantan ketua Sioux Ular Indonesia.
"Modusnya kurang lebih sama dengan kemasan paket barang kargo, berupa kemasan makanan. Karena ini kedua kalinya, kami tentu mesti lebih berhati-hati," ujar Bambang.
Beluk diketahui jelas motif pengirim barang berisi anak buaya, untuk menyelundupkan satwa dilindungi berdasarkan berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999 tentang Perlindungan Satwa dan Tumbuhan. "Jenis buaya yang hendak dikirimkan ke luar Berau itu, buaya muara. Tentu mengacu pada PP itu, semua jenis buaya dilindungi," terang Bambang.
"Memang, beragam cara pihak yang tidak bertanggungjawab, untuk menyelundupkan satwa keluar Kalimantan. Tentu petugas kami tidak boleh lengah, mesti lebih jeli mengamati paketan barang sebelum masuk kargo," tambahnya.
Bambang mewanti-wanti, perusahaan jasa ekspedisi, lebih teliti, dan tidak menerima begitu saja paket kiriman dari pengirim. Terlebih lagi, barang-barang yang berpotensi mengganggu keselamatan penerbangan dan melanggar hukum.
"Yang jelas, kalau kirim satwa ke luar, mesti ada surat pengantar atau izin dari balai karantina," pungkas Bambang.
Diketahui, 4 anak buaya, gagal kirim ke Surabaya, 10 Mei 2017 lalu. Buaya itu dimuat dalam tupperware. Petugas Avsec yang memeriksa melalui X-Ray, sebelumnya curiga paket itu berisi satwa. Kecurigaan terbukti, setelah kemasan dibongkar. Rencananya saat itu, menggunakan penerbangan Sriwijaya Air pukul 07.30 Wita. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puluhan kilogram sabu dan ribuan butir ekstasi berhasil diamankan petugas gabungan
Baca SelengkapnyaSebelumnya lima ekor di antaranya sempat kabur karena tembok penangkaran yang jebol.
Baca SelengkapnyaRatusan ribu Benih Bening Lobster hasil selundupan disita dari Bandara Juanda
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaKKP mendorong Vietnam untuk kerja sama G to Gdalam pengembangan Industri budidaya BBL
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaUpaya penyelundupan anak Komodo (Varanus komodoensis) digagalkan petugas di Pelabuhan Labuan Bajo.
Baca SelengkapnyaPihak berwenang berhasil mengamankan 6 pekerja packing beserta barang bukti benih lobster.
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, buaya merupakan hewan yang berpotensi membunuh manusia sebab termasuk ke dalam hewan buas.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, sejumlah tempat yang menjadi pintu pelaku penyelundupan satwa harus dijaga oleh anjing pelacak sebagai upaya antisipasi.
Baca SelengkapnyaKKP Gelar Operasi Penyelundupan Benih Bening Lobster, Potensi Rugikan Negara hingga Rp30 Triliun
Baca Selengkapnya