Petugas gabungan akan sampaikan SP2 diserang warga Dadap saat apel
Merdeka.com - Bentrokan antara warga Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang dengan petugas gabungan yang terdiri dari Satpol PP, Polri dan TNI, terjadi pada Selasa (10/5). Alhasil, dua polisi mengalami luka-luka.
Petugas gabungan mendatangi kawasan Dadap buat menyampaikan surat peringatan kedua (SP2), terkait rencana penggusuran bangunan liar di lokasi itu. Saat mereka menggelar apel, warga langsung menyerang.
Petugas gabungan terkejut dan berhamburan. Sebab, di antara warga ada yang membawa senjata tajam, bom molotov, serta melempari petugas dengan batu. Namun, aksi itu dibalas aparat keamanan dengan tembakan gas air mata.
-
Siapa yang melakukan pemalakan? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu. 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-Rp40 juta per bulan,' ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Minggu (1/9).
-
Dimana semburan gas terjadi? Beredar di media sosial semburan gas bercampur air di lahan belakang bangunan kontrakan, Kampung Leuwi Kotok, Desa Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/10).
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Bagaimana cara polisi tersebut mengancam warga? Dalam rekaman itu, pelaku mengenakan baju putih dan membawa sajam mencengkeram baju korban serta membentaknya.
-
Bagaimana semburan gas terjadi? Ditambahkan Birman, semburan tersebut muncul setelah para pekerja hendak menghentikan pencarian sumber air baru. Saat itu mereka merasa putus asa, dan hendak membereskan alat.Di tengah suasana itu, tiba-tiba semburan kencang dengan suara gemuruh muncul di lokasi hingga menghebohkan orang di sana.
-
Siapa yang mengancam warga? 'Setelah kami periksa secara maraton, kami tingkatkan ke penyidikan dan sudah ditetapkan sebagai tersangka,' ungkap Kasatreskrim Polrestabes Palembang AKBP Haris Dinzah, Selasa (19/12). Tersangka Bripka ED dijerat Pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan dengan ancaman paling lama satu tahun penjara.
Usai menyerang, warga kembali ke dalam perkampungan sambil bersiap mengadang aparat masuk ke pemukiman mereka.
"Kami sudah tidak gentar dengan kekuatan aparat. Kami butuh keadilan. Jangan kami digusur untuk kepentingan swasta," teriak seorang warga.
Warga semakin beringas dan menyebabkan sebuah mobil Toyota Rush berwarna putih terparkir di sekitar lokasi rusak. Kaca kendaraan itu pecah.
"Woi pergi, enggak usah ganggu ketenangan kami," teriak warga sembari terus melempar batu.
Saat petugas menembakkan gas air mata buat membubarkan massa, terlihat para ibu membawa anak-anaknya ke tempat yang lebih aman. Mereka menjauh ke arah jalan utama Dadap.
Tak hanya mengancam Polisi, TNI, dan Satpol PP, warga juga meminta wartawan tidak mengambil gambar.
"Ngapain lu pada foto-foto, orang lagi pada kesusahan," ucap warga sembari menghunuskan golok.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban tertembak dan terlindas mobil polisi kini dirawat di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaUnjuk rasa warga Dago Elos berujung tindakan represif dari kepolisian.
Baca SelengkapnyaSpontan anggota yang lain langsung melindunginya dengan tameng plastik dan diarahkan menjauh dari lokasi.
Baca SelengkapnyaPihak damkar sangat menyayangkan tindakan warga yang merusak armada dan juga memukul personel Damkar Makassar
Baca SelengkapnyaPolri harus membuka diri dengan melakukan evaluasi pelaksanaan operasi pengamanan massa.
Baca SelengkapnyaKoordinator aksi demo kamisan Semarang, Iqbal Alam merinci total 26 orang luka-luka dan 16 diantaranya harus dilakukan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPolisi memastikan gas air mata hanya ditembakkan ke jalan tidak ke arah permukiman warga.
Baca SelengkapnyaKericuhan pada Senin (16/8) malam dipicu penolakan laporan soal dugaan pemalsuan dokumen yang disampaikan warga Dago Elos ke Mapolrestabes Bandung.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaPolisi memukul mundur pendemo karena sesuai aturan batas waktu menyampaikan aspirasi pukul 18.00 Wib.
Baca SelengkapnyaBentrokan dipicu proses pengukuran tanah untuk pengembangan kawasan
Baca Selengkapnya