Petugas Kebersihan SMPN 2 Galesong Takalar Dikeroyok Wali Murid & 4 Siswa
Merdeka.com - Peristiwa memilukan menimpa Faisal Daeng Pole (38) seorang petugas kebersihan sekaligus SMP Negeri 2 Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Ia dikeroyok satu orangtua siswa dan empat siswa lainnya.
Orangtua siswa itu adalah Muhammad Rasul Daeng Sarrang (48), sementara empat orang siswa yang ikut mengeroyok adalah NRD (12), MRA (12), MI (12) dan MAK (12).
Pengeroyokan ini terjadi pada Sabtu, (9/2) siang, saat jam pulang sekolah. Saat itu Faisal yang sedang membersihkan halaman sekolah tiba-tiba diteriaki dengan ucapan yang tidak pantas oleh sekelompok siswa.
-
Kenapa Farouk terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kekerasan di sekolah? Satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.
-
Apa dampak dari kekerasan di lingkungan sekolah? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Siapa pelaku aksi bullying tersebut? Kepolisian Resor Bulukumba telah mengamankan dua pelaku.
-
Kapan aksi bullying itu terjadi? Sementara orang tua korban, Alimin mengaku, peristiwa dalam video tersebut terjadi pada Kamis (14/3).
"Jadi pada saat itu korban sedang memungut sampah di luar kelas, kemudian ada siswa sebanyak lima orang teriak kepada dia dengan ucapan pegawai (nama binatang), pegawai najis," kata Aiptu Mustakim, Kasubag Humas Polres Takalar saat dikonfirmasi Liputan6.com, Senin (11/2).
Karena tidak terima, Faisal pun langsung memukul salah seorang siswa dengan menggunakan tangannya. Siswa yang dipukul itupun pulang dan melapor kepada ayahnya.
"Karena diteriaki dengan ucapan yang tidak pantas seperti itu, Faisal pun spontan memukul MI (12). MI ini menangis dan pulang melapor kepada bapaknya kalau dia dipukul oleh Faisal," jelas Mustakim.
Mustakim menjelaskan, Ayah MI yang tahu anaknya dipukul pun langsung naik pitam. Tanpa berpikir panjang ia bergegas menemui Faisal untuk membuat perhitungan.
"Setibanya di sekolah, Ayah MI ini kemudian memerintahkan anaknya bersama tiga orang temannya untuk mengeroyok Faisal," imbuhnya
Empat orang siswa itu kemudian benar-benar mengeroyok Faisal, bahkan salah seorang diantaranya menggunakan gagang sapu yang terbuat dari besi untuk memukul kepada Faisal. Setelah itu Muhammad Rasul juga ikut memberikan bogem mentah kepada Faisal sebanyak lima kali.
"Kepada korban ini berdarah karena dipukul oleh siswa menggunakan gagang sapu dari besi. Orangtua siswa juga ikut memukul," jelas Mustakim.
Hingga saat ini kasus penganiayaan ini masih ditangani oleh pihak Polsek Galesong Selatan. Mustakim menyebutkan bahwa kedua belah pihak akan menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan.
"Ada upaya damai antara kedua belah pihak sehingga kami belum melakukan penahanan kepada para pelaku pengeroyokan," katanya.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
motif kelima pelaku melakukan pengeroyokan di depan rumah Komisioner KPU Sulsel karena ketersinggungan.
Baca SelengkapnyaBubarkan Tawuran Pelajar, Satpam SMP di Bantul Malah Disabet Pakai Sajam
Baca SelengkapnyaKepolisian total telah melayangkan surat panggilan terhadap tiga saksi dari pihak sekolah. Satu saksi itu merupakan kepala sekolah SMA Negeri 70.
Baca SelengkapnyaAksi penyerangan terhadap dua SMAN tersebut pun viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPerkelahian itu tidak menyebabkan luka pada dua pelajar tersebut. Usai berkelahi, mereka kembali masuk kelas seperti biasa.
Baca Selengkapnya"Yang terlibat penyiraman air keras ini untuk menyerahkan diri kepada kami," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif.
Baca SelengkapnyaPhaknya langsung memanggil seluruh siswa yang terlibat untuk mendamaikan.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan pelajar yang tak sekolah dan mesum di gedung kosong.
Baca SelengkapnyaDua guru di NTT dipolisikan karena kasus penganiayaan anak di bawah umur.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga siswa SMA di Tebet yang dianiaya hingga koma akibat berkelahi dengan kakak kelasnya
Baca SelengkapnyaPertikaian antara murid dan guru ini ujungnya berakhir damai, padahal sang guru mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga ada kelalaian dari pihak guru yang menjadi pendampingi siswa selama di sekolah.
Baca Selengkapnya