Petugas temukan 3 sapi kurban terkena cacing hati
Merdeka.com - Dinas Peternakan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menemukan tiga sapi yang terkena cacing hati saat penyembelihan hewan kurban. Namun meski ditemukan cacing hati, dagingnya tetap dapat dikonsumsi masyarakat.
Kepala Dinas Peternakan Gunung Kidul Khrisna Berlian di Gunung Kidul, Senin, mengatakan dari data sementara hewan kurban yang diperiksa ditemukan tiga sapi yang mengalami penyakit cacing hati.
Pemeriksaan hewan kurban yang sudah dilakukan yakni sapi 318 ekor, kambing 653 ekor, dan domba 88 ekor.
-
Apa hukum makan daging kurban bagi orang yang berkurban? Dalam hal ini, telah dijelaskan dalam QS. Al Haj ayat 36, bahwa Allah berfirman: “Maka makanlah sebagiannya dan berilah makan pada orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan pada orang yang meminta-minta. Demikianlah kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu agar kamu bersyukur“ (QS. Al-Haj, Ayat: 36)
-
Apa yang harus dimakan selain daging kurban? Kandungan protein memang tidak selalu melulu pada daging hewan saja. Beberapa makanan yang memiliki protein seperti pada telur atau daging ayam juga jadi alternatif lain.
-
Mengapa sisa bangkai hewan ditemukan? Dr Russel meyakini, temuan sisa bangkai hewan di sejumlah lubang itu adalah bagian dari persembahhan terhadap dewa dan dewi dari masyarakat kala itu sebagai permohonan kesuburan dan panen sukses tanaman.
-
Mengapa orang yang berkurban dianjurkan makan daging kurban? Tujuan dari anjuran ini tidak lain untuk mengharap keberkahan Allah dari suapan daging yang dikonsumsi. Bahwa, Anda telah berkurban dan membagikan dagingnya pada yang berhak, namun juga bisa mendapatkan manfaat keberkahan dari konsumsi daging tersebut.
-
Jenis hewan kurban apa yang diperbolehkan di Sumut? Selain sapi, ada beberapa jenis hewan yang sah untuk kurban. Seperti onta, kerbau, kambing, dan domba. Baik berkelamin jantan maupun betina.
-
Apa yang bisa dibuat dengan Daging Kurban? Steak daging sapi bisa menjadi salah satu variasi untuk mengolah stok daging kurban yang masih ada di kulkas.
"Saat pemantauan, petugas menemukan penyakit cacing hati di tiga ekor hewan kurban di wilayah Piyaman, Wonosari, tetapi kami masih melakukan pemeriksaan. Itu data sementara," kata Khrisna seperti dikutip dari Antara, Senin (12/9).
Dia mengatakan secara medis karena penyakitnya cenderung berat, maka bagian tersebut harus dimusnahkan. Namun demikian, pihaknya memastikan daging hewan kurban tetap aman untuk dikonsumsi.
"Sebenarnya tidak masalah karena tidak menular. Hanya saja, hati sapi tidak layak untuk dikonsumsi," katanya.
Khrisna mengatakan penyebab cacing hati berkembang biak dari faktor makanan hijauan pakan ternak yang terkontaminasi telur cacing hati dan termakan hewan kurban. Ia pun memastikan sebagian besar hewan ternak yang terkontaminasi berasal dari luar Gunung Kidul.
"Untuk perantara penyebaran telur butuh kolam dan keong, dengan demikian kecil kemungkinan hewan ternak terjangkit berasal dari Gunung Kidul," katanya.
Ia mengungkapkan dengan 144 petugas dinas peternakan ditambah 25 mahasiswa kedokteran UGM, pihaknya akan terus memantau hewan kurban sampai tiga hari setelah hari raya.
"Kami akan terus pantau sampai tiga hari setelah hari raya," katanya.
Sementara salah seorang takmir Masjid AL fatah, Wareng, Wonosari, Kismaya mengatakan di masjidnya menyembelih sapi satu ekor dan enam ekor kambing tidak ditemukan penyakit. "Semuanya sehat, dan sudah dibagikan ke masyarakat," katanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga orang meninggal dunia diduga karena konsumsi ternak sapi yang telah mati sebelum disembelih
Baca SelengkapnyaMeski sudah berulang kali menjadi sorotan, masih ada saja sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Solo.
Baca SelengkapnyaPemprov Jateng menemukan hewan kurban terserang penyakit diare dan cacar.
Baca SelengkapnyaAntraks merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri B.antrachis. Biasanya, antraks menyerang hewan herbivora.
Baca SelengkapnyaBeberapa bagian sapi dapat mengandung kontaminan yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk tahu bagian mana yang harus dihindari.
Baca SelengkapnyaTernak yang sedang dalam keadaan sakit tidak diperbolehkan menjadi hewan kurban.
Baca SelengkapnyaTotal ada 13 sapi milik warga yang mati secara mendadak.
Baca SelengkapnyaHasil tracking Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng tidak ditemukan kasus penularan dari hewan ke manusia yang terjadi di Wonogiri.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, pasien antraks tak perlu dikarantina karena penyakit tersebut tidak menular kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaPetugas membawa beberapa alat untuk mengecek kondisi daging yang dijual oleh pedagang.
Baca Selengkapnya