Pihak RSUD Labuang Baji Merasa Terancam Usai Massa Ambil Paksa Jenazah PDP Covid-19
Merdeka.com - Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji merasa terancam pasca-didatangi massa dan mengambil paksa jenazah PDP covid-19 yang terjadi Jumat (5/6) pagi.
Sesaat setelah pasien meninggal dunia pukul 09.50 wita, belum datang petugas gugus covid, massa datang tiba-tiba menerobos ruang isolasi dan membawa jenazah dengan tandu milik rumah sakit.
"Sekarang ini kami berpikir bagaimana dengan keselamatan kami. Massa datang dalam keadaan marah, anarkis bahkan mengancam. Kami juga berpikir keselamatan dokter dan perawat. Ke depannya kami perlu hati-hati dan hal ini telah dilaporkan ke tim gugus minta perlindungan," kata Direktur RSUD Labuang Baji, dr Andi Mappatoba yang dikonfirmasi, Sabtu, (6/6).
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Siapa yang sedang sakit? Sule menyempatkan diri untuk menjenguk Adzam yang sedang sakit di tengah-tengah kesibukannya sebagai seorang publik figur.
-
Siapa yang diserang di rumah sakit? Serangan mematikan terhadap rumah sakit itu menewaskan empat orang termasuk seorang anak dan 32 orang lainnya luka-luka serta menghancurkan keseluruhan bangunan rumah sakit menyisakan puing-puing dan kemungkinan korban tertimpa runtuhan.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang sakit? Ibunda Nia Ramadhani, Chanty Mercia kini tengah terbaring di rumah sakit.
Soal follow up laporan dan minta perlindungan itu, kata dr Andi Mappatoba, belum tahu pasti tapi informasinya telah dirapatkan oleh tim gugus dan sepertinya akan disiagakan aparat keamanan di rumah sakit.
Dijelaskan kembali soal kejadian ambil paksa jenazah itu. Kata dia, pasiennya laki-laki warga Makassar. Masuk ke RSUD Labuang Baji, Kamis petang jelang maghrib, (4/6) dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada.
Langsung masuk ke ruang Unit Gawat Darurat. Dilakukan pemeriksaan laboratorium, radiologi. Ditemukan gejala radang paru-paru dan ditetapkan PDP. Selanjutnya dipindahkan ke ruang isolasi.
"Puluhan orang tiba-tiba masuk ke ruang isolasi dalam keadaan marah. Saat itu ada perawat yang tengah bertugas. Mereka lalu mengambil jenazah menggunakan tandu rumah sakit. Tapi tandunya telah dikembalikan semalam. Ada juga yang sempat membawa coolbox tempat penyimpanan sampel pasien tapi ada petugas yang lihat dan tegur dikembalikan saat itu juga," terang dr Andi Mappatoba.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban disebut mengamuk saat berada di dalam ruang perawatan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil sementara autopsi, ditemukan patah tulang leher korban.
Baca SelengkapnyaKerabat korban, Aswan menjelaskan, ada sejumlah luka di tubuh Sahrullah.
Baca SelengkapnyaSaat dianiaya korban sempat menyelamatkan diri, meski sudah dalam kondisi terluka.
Baca SelengkapnyaAda 42 adegan yang menggambarkan kejadian meninggalnya Sahrullah di Ruang Perawatan Kenari RSKD Dadi Makassar.
Baca SelengkapnyaTernyata terdapat fakta baru usai dilakukan visum, dokter menemukan luka lubang di dada kiri korban.
Baca SelengkapnyaJenazah korban ditemukan saat tetangga mencium aroma busuk dari rumah BT.
Baca SelengkapnyaTim Reaksi Cepat Satuan Lalu Lintas Polres Malang yang bertugas dalam Operasi Ketupat Semeru 2024 langsung mengevakuasi lansia itu ke RS Saiful Anwar Malang.
Baca Selengkapnya