Pilih Komjen Tito, Jokowi dinilai butuh 'kawan' jangka panjang
Merdeka.com - Mantan Komisioner Kompolnas, Adrianus Meliala mengaku setuju jika Komjen Tito Karnavian diusung menggantikan Jenderal Badrodin Haiti sebagai Kapolri. Menurutnya, Tito polisi lengkap karena bisa merangkul baik dari Polri maupun TNI.
"Bagus saja Tito jadi Kapolri. Dia bisa merangkul semuanya, Polri maupun TNI. Sekarang gini, mana ada Presiden yang mau melepaskan grip pada dua kaki, yakni kaki TNI dan Polri, maka dia akan memilih orang yang loyal betul pada dia, seperti Tito," kata Adrianus kepada wartawan, Rabu (15/6).
Adrianus mengungkapkan, loyalitas Tito terlihat saat menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya. "Dalam rangka menghadapi 2019, Jokowi butuh sosok Tito yang mampu mengangkat Polri dan menjadi ikon yang bisa dijual," ucapnya.
-
Siapa Ketua TKN Prabowo-Gibran? Foto momen itu dibagikan oleh Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Golkar, Bambang Soesatyo atau Bamsoet di akun Instagram pribadinya @bambang.soesatyo. Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia menanggapi kehadiran Ketua DPP PDIP Puan Maharani dalam buka bersama (bukber) di rumah Ketua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani pada Sabtu (30/3).
-
Siapa yang dijuluki Bapak Satpam Indonesia? Jenderal Polisi Awaloedin Djamin merupakan seorang tokoh kepolisian Republik Indonesia. Dia pernah menjadi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) pada periode 1978-1982.
-
Siapa yang lolos seleksi Bintara Polri? 'Kini dinyatakan lulus seleksi bintara Polri,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Siapa Bapak Brimob Polri? Atas perjuangannya, Komisaris Jenderal Polisi (Purn.) Dr. H. Moehammad Jasin dikenal sebagai Bapak Brimob Polri.
-
Siapa yang memimpin TKD Prabowo-Gibran di Jabar? 'Di Jawa Barat saya yakin Prabowo-Gibran akan menang telak karena TKD dipimpin Pak Ridwan Kamil. Tanggal 14 Februari datang ke TPS. Nomor satu buka kertas suara, nomor dua coblos, dan nomor tiga lipat kertas suara,' tandasnya.
-
Siapa yang menyapa Kapolri? Bapak saya kan masuk polisi tahun 83, bapak Kapolri kan tahun 91. Di belakang katanya Bapak Kapolri katanya adik-adikannya Pak,' kata komika ini yang langsung membuat para Jenderal tertawa.
Selain itu, alasan Jokowi memilih Tito, menurut Adrianus, karena kepala negara butuh teman jangka panjang.
"Pada Pak Badrodin itu kan ganjel pintu yang pertama, daripada enggak ada yaudah Badrodin aja. Sebetulnya Pak Dwi Priyatno bisa juga sebagai ganjel pintu yang kedua, tapi itu kan membuat Presiden berada pada posisi jangka pendek terus, padahal dia butuh teman jangka panjang untuk berpikir bangsa ini," ujarnya.
"Nah ketika berpikir tidak ada ganjel pintu lagi, yaudahlah kita ambil sekalian jauh yang tidak diprediksi dan tidak diunggulkan tapi mampu," paparnya.
Disinggung apakah akan ada gangguan internal Polri, mengingat Tito bakal melangkahi beberapa generasi, Adrianus tak menepisnya. Menurut dia, itu pasti terjadi namun tak berlangsung lama dan akan normal kembali.
"Saya justru berpikir sebaliknya, jadi Polri sekarang ini sangat 'di-Budi-Gunawan-kan', amat disiapkan Kapolri baru bernama Pak Budi Gunawan, dilihat orang-orangnya, suasananya. Ketika yang muncul adalah Tito maka akan sedikit goyang. Tapi segera akan balik lah. Saya yakin," paparnya.
"Dalam hal ini, saya lihat Jokowi bukan pemikir tentang polri, maka dalam melihat situasi ini Pak Jokowi seperti berinvestasi dalam tanda kutip, dan Jokowi berinvestasi kepada orang kredibel secara kemampuan, track-nya bagus, yang loyal, bebas skandal dan merah putihnya terjaga juga. Daripada tadi memilih kapolri ganjel pintu, setahun ganti dan menghadapi situasi seperti ini. Dan saya bisa menerima," tambahnya.
Tentunya, lanjut Adrianus, pihaknya memilih Tito memakai pertimbangan seperti dilihat dari selesai dengan pendidikan kelembagaan dan strategic di pemerintahan, juga pernah di kesatuan, kewilayahan bolak-balik, juga pernah menjabat di Polda tipe A bahkan pernah di Papua.
"Jadi apalagi yang harus dilakukan Tito untuk meyakinkan? Jadi presiden berpikir ah soal misal Tito kemudaan itu hanya isu yang dibesar-besarkan dari orang yang posisinya tidak mau terganggu. Dulu waktu Dai Bahtiar oke juga itu masih muda," ujarnya.
"Tito sudah Phd, sespimti nomor 1, Lemhanas nomor 1. Malah saya kira dia bisa membanggakan, di Polri banyak pejabat yang tidak segan, antara kamu dan aku hanya beda di pangkat saja. Tapi kalo Tito dia punya semuanya," tutupnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi Arie menegaskan, hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan presiden terpilih Prabowo Subianto terjalin solid.
Baca SelengkapnyaTeddy Indra Wijaya menjadi sorotan usai namanya ditunjuk Presiden Prabowo Subianto sebagai Sekretaris Kabinet dalam Kabinet Merah Putih pada Minggu malam
Baca SelengkapnyaJabatan Kasad saat ini kosong usai Jenderal Agus Subiyanto dilantik menjadi Panglima TNI.
Baca SelengkapnyaTeddy pernah tugas sebagai asisten ajudan Presiden Jokowi periode 2014-2019.
Baca SelengkapnyaMayor Teddy memang dikenal sebagai ajudan yang loyal kepada kepala negara
Baca SelengkapnyaDeretan mantan ajudan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang punya karir moncer di militer.
Baca SelengkapnyaDia menyebut, adanya hubungan tersebut membuat persepsi publik buruk terhadap Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaMayor Teddy. Ajudan Prabowo pemberian dari Jokowi ini menjadi Sekretaris Kabinet
Baca SelengkapnyaPrabowo awalnya mengungkit pepatah mengenai 'kawan sejati adalah kawan di saat susah'.
Baca SelengkapnyaBanyak usulan untuk Jokowi setelah pensiun menjadi presiden.
Baca SelengkapnyaJabatan KSAD saat ini kosong usai Jenderal Agus Subiyanto dilantik menjadi Panglima TNI.
Baca SelengkapnyaTito menambahkan, sampai hari ini ia juga memiliki ajudan yang selalu melekat dengannya.
Baca Selengkapnya