Pimpinan Komisi I tak masalah calon dubes orang politik
Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais tak mau mempermasalahkan perihal 33 nama calon duta besar (dubes) yang telah diajukan oleh Presiden Joko Widodo ke DPR, kendati beberapa di antaranya diketahui memiliki latar belakang partai politik.
Menurutnya, yang lebih penting adalah kesanggupan mereka memenuhi kriteria yang dibutuhkan sebagai Dubes.
"Relawan atau bukan kalau tidak memenuhi parameter ya lebih baik dipertimbangkan pengajuannya," kata Hanafi saat dihubungi, Senin (10/8).
-
Apa keterampilan yang dianggap penting oleh perusahaan di Indonesia? Menariknya adalah sebanyak 69 persen pemimpin perusahaan di Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak akan merekrut seseorang tanpa keterampilan AI.
-
Apa yang menurut BJ Habibie penting untuk sukses? Kesempurnaan tidak datang dengan sendirinya. Kesempurnaan harus diupayakan. Kesempurnaan harus dinilai. Proses dan hasil pekerjaan harus diawasi.
-
Apa yang penting untuk sukses dalam karier? Berdasarkan informasi dari CNBC pada Rabu (13/11/2024), banyak pemimpin perusahaan yang mempertimbangkan cara berkomunikasi saat menentukan siapa yang pantas mendapatkan tanggung jawab besar.
-
Kriteria apa yang Arafah Rianti cari dalam pasangan? 'Nggak selektif sih, yang penting baik sih. Kata aku semuanya kayak bakal terseleksi sendiri. Kalau fisik yang enak dipandang aja,' ujarnya.
-
Kenapa karakteristik penting? Mengetahui pengertian karakteristik menurut para ahli dapat membuat kita senantiasa memahami konsepnya dengan baik.
-
Apa saja kriteria pemimpin yang baik? Selain itu, Anda juga harus tahu beberapa kriteria pemimpin yang baik.
Parameter itu, lanjut dia, adalah kompetensi dan kapabilitas sebagai seorang dubes. Sebab, menjadi seorang dubes harus memiliki komunikasi politik yang cakap guna membangun jaringan di negara tempat dia bertugas.
"Layak dan pantas atau tidak untuk jadi dubes. Dubes itu harus multiskills dari soal kemampuan berbahasa asing minimal Inggris, komunikasi politik, jaringan, hingga kemampuan koleksi informasi," jelasnya.
"Beberapa parameter itu yang akan kita nilai nanti," katanya.
Waketum Partai Amanat Nasional (PAN) itu melanjutkan, Komisi I terlebih dahulu akan mengadakan rapat internal sebelum uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test).
"Setelah itu baru ada kepastian," tuntasnya.
Salah satu dari 33 nama dubes tersebut, yaitu Amelia Ahmad Yani, putri ketiga pahlawan nasional Jenderal Anumerta TNI Ahmad Yani.
Selain itu, ada juga nama anggota DPR Alexander Litaay. Dia pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan dua periode sekaligus yakni 1993-1998 dan 1998-2000.
Informasi dihimpun merdeka.com, Sabtu (8/8), nama-nama itu ada yang berasal dari Kementerian Luar Negeri. Tetapi ada juga yang berasal dari partai politik dan kalangan profesional.
Nama tersebut diajukan Presiden Jokowi pada 6 Agustus 2015. Berikut 33 nama calon dubes baru yang diusulkan Jokowi ke DPR:
1. Hasan Bagis, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab
2. Safira Machrusah, Alffer, Aljazira
3. Bambang Antarikso, Baghdad, Irak
4. Husnan Bey Fananie, Baku, Azerbaijan
5. Ahmad Rusdi, Bangkok, Thailand
6. Yuri Octavian Thamrin, Brussel, Belgia dan merangkap Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa
7. Helmy Fauzi, Kairo, Mesir
8. Mayjen TNI (Purn) Mochammad Luthfie Wittoeng, Caracas, Venezuela
9. Mansyur Pangeran, Dakar, Senegal
10. I Gusti Agung Wesaka Puja, Den Haag, Belanda merangkap OPCW
11. Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi, Doha, Qatar
12. Ibnu Hadi, Hanoi, Vietnam
13. Alfred Tanduk Palembangan, Havana, Kuba
14. Wiwiek Setyawati Firman, Helsinski, Finlandia
15. Iwan Suyudhie Amri, Islamabad, Pakistan
16. Muhammad Ibnu Said, Kopenhagen, Denmark
17. Rizal Sukma, London untuk Inggris dan Irlandia
18. Tito Dos Santos Baptista, Maputo, Mozambique
19. Mohammad Wahid Supriyadi, Moscow, Rusia
20. Musthofa Taufik Abdul Latif, Muscat, Oman
21. R Soehardjono Sastromihardjo, Nairobi, Kenya
22. Marsekal Madya TNI (Purn) Budhy Santoso, Panama City, Panama
23. Dian Triansyah Djani, New York untuk utusan tetap PBB
24. Diennaryati Tjokrisuprihatono, Quito, Ekuador
25. Agus Maftuh Abegebriel, Riyadh, Arab Saudi
26. Amelia Achmad Yani, Sarajevo, Bosnia-Herzegovina
27. I Gede Ngurah Swajaya, Singapura
28. Sri Astarai Rasjid, Sofia, Bulgaria
29. R Bagas Hapsoro, Stockholm, Swedia
30. Octaviano Alimudin, Tehran, Iran
31. Antonius Agus Sriyono, Vatican
32. Eddy Basuki, Windhoek, Namibia
33. Alexander Litaay, Zagreb, Kroasia
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Baswedan tidak ingin mempermasalahkan dikotomi profesional dan orang partai untuk mengisi jabatan menteri.
Baca SelengkapnyaAnies menjelaskan kriteria tidak bermasalah artinya tokoh tersebut tidak mudah tersandung kasus di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaMasyrakat diimbau tidak golput pada Pilpres dan Pemilu 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaNasDem menilai Anies terlalu banyak kriteria, padahal nama cawapres yang ada pada Anies sudah disaring kriterianya oleh koalisi.
Baca SelengkapnyaPertanyaan itu dilontarkan anggota Komisi II Fraksi PDI Perjuangan Komarudin Watubun saat rapat di Komisi II DPR, Jakarta, Selasa (31/10) malam.
Baca SelengkapnyaMenurut Awiek, partai politik juga memiliki banyak orang yang profesional.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan menyatakan cawapresnya memiliki kriteria 0 yang artinya tidak bermasalah dengan hukum. Demokrat mengkaim AHY sesuai dengan kriteria itu.
Baca SelengkapnyaKetua MK Anwar Usman menjawab opini publik tentang istilah 'Mahkamah Keluarga'.
Baca SelengkapnyaPKB menyatakan siapapun bakal calon kepala daerah dari PKB perlu mengikuti uji kelayakan dan kepatutan (UKK) Bacakada, tak terkecuali Anies.
Baca SelengkapnyaAnies ternyata merupakan murid politik Jusuf Kalla sejak lama.
Baca SelengkapnyaSebagai pemerintah, Anies mengaku harus mendengar banyak masukan, bukan diputuskan karena menyesuaikan selera sepihak.
Baca SelengkapnyaIsu Cawapres Anies Tersandera Hukum, PKS: Airlangga Diperiksa, Khofifah Digeledah
Baca Selengkapnya