Pimpinan MPR harap insiden Tolikara tak buat umat beragama pecah
Merdeka.com - Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid meminta agar umat Islam tidak terprovokasi untuk memunculkan sentimen keagamaan karena insiden Tolikara. Sebab jika hal itu terjadi maka ditakutkan akan muncul perpecahan di berbagai wilayah.
"Kita berharap agar umat beragama jangan ada yang terprovokasi untuk kemudian menjadikan peristiwa di Tolikara menjadi sesuatu yang bisa dijadikan sarana untuk menghadirkan konflik di tempat yang lain," kata Hidayat di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Kamis (23/7).
Hidayat juga menegaskan bahwa jika masyarakat terprovokasi, akan menguntungkan pihak asing yang ingin memecah belah masyarakat Indonesia. Menurutnya, umat Islam berkewajiban menjaga agamanya yang penuh kerahmatan dan kedamaian. Selain itu, Hidayat juga mengimbau agar umat beragama lain juga mencegah terjadinya radikalisme.
-
Apa yang dibakar massa? Tampak beberapa massa sedang membakar motor. Tak jelas motor siapa yang dibakar, yang jelas motor yang dibakar tak hanya satu.
-
Bagaimana Masjid Al-Akbar menjaga kerukunan antar umat beragama? Kerja sama dengan pihak gereja antara lain dalam hal parkir. Kalau Idulfitri, parkir di Masjid Al-Akbar tidak cukup, sehingga perlu lokasi parkir cadangan dengan meminjam halaman gereja. Sebaliknya kalau gereja punya acara besar juga bisa pinjam parkir di Masjid Al-Akbar.
-
Kenapa pondok dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Di mana teror pembakaran terjadi? Pelaku pembakaran misterius di Kampung Tipar, RT 02, RW 06, Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis, Depok mulai terungkap.
-
Kenapa Wahabi menghancurkan tempat suci? Pada awalnya aliran ini terbentuk, Abdul Wahhab bersama beberapa pengikutnya menghancurkan tempat-tempat suci, karena menurutnya semua itu bukanlah objek pemujaan yang pantas.
-
Apa yang dimaksud dengan menghormati masjid? Dalam hal ini maksudnya ialah menghormati masjid sebagai tempat ibadah untuk umat Islam. Contohnya seperti tidak berbicara dengan suara tinggi. Selain itu, tidak meremehkan masjid dengan mengomentari hal-hal yang ada di dalamnya dan semacamnya.
"Saya berharap umat beragama yang lain untuk membina umatnya jangan sampai radikalisme juga menyebar di agama yang lain. Karena kita tidak akan diuntungkan oleh itu semua," ungkapnya.
Hidayat mengapresiasi sikap berbagai pihak yang sudah saling berdamai dan bermaafan di Tolikara. Selain itu, menurutnya pemerintahan Jokowi sudah efektif gerak cepat.
"Saya kira ini bagian bahwa fakta kita tetap ingin Tolikara menjadi bagian dari Indonesia. Indonesia kita tetap kuat, intelijen kita tetap kuat, bangsa Indonesia tetap bersatu padu menjaga NKRI," tutur mantan Presiden PKS ini.
Menurutnya, program Jokowi untuk merespons insiden Tolikara sudah cepat. Dia berharap juga agar pemerintah mampu mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Maka dari itu baginya pemerintah harus segera usut tuntas pelaku di balik insiden tersebut.
"Komitmen pemerintah Jokowi betul-betul peduli dengan masalah Papua, untuk itu maka sekecil apapun masalah yang ada harus disikapi dengan cara membuktikan kehadiran negara dan penegakan hukum. Jadi karenanya kita berharap aktor yang berada di balik upaya tragedi 1 Syawal itu betul-betul dimajukan ke pengadilan agar tidak terulang lagi kejadian ini di masa depan," tutupnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Agama harus mejadi perekat, maka tempat ibadah bukan menjadi tempat pemecah belah.
Baca SelengkapnyaSejumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Lintas Iman mengingatkan para elite politik agar memberi narasi menyejukkan jelang pembacaan putusan MK.
Baca SelengkapnyaSetiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaNarasi intoleran dan radikal dari kelompok teror ini perlu diimbangi dengan narasi tandingan berupa moderasi beragama dan seruan toleransi.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, Abdul menekankan di bulan Ramadan tidak berarti melarang adanya perdebatan atau kritik yang tajam antar kelompok asal dengan kepala dingin.
Baca SelengkapnyaMenag berpesan agar pelaksanaan Pemilu 2024 nanti bisa dilakukan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaMenag mengingatkan, bangsa Indonesia dibangun oleh berbagai macam ras, suku, budaya, hingga agama.
Baca SelengkapnyaKapolri menyampaikan, agar masyarakat jangan terprovokasi oleh hal-hal yang bisa memecah belah persatuan dalam Pilkada Jawa Tengah 2024
Baca SelengkapnyaSemakin kita menyatakan diri sebagai orang yang punya iman, maka besar tanggung jawabnya untuk mengedepankan toleransi.
Baca SelengkapnyaPolisi menggandeng tokoh agama untuk memastikan tahapan Pemilu berjalan damai.
Baca SelengkapnyaRasa fanatik itu harus dicegah dengan edukasi, agar mencegah terjadinya konflik.
Baca SelengkapnyaKapolri juga meminta para jemaat untuk menjaga persatuan dan kesatuan, meski berbeda pendapat dan pilihan.
Baca Selengkapnya