Pintu Wisman Mulai Dibuka, Bali Akan Jadi Pilot Project Perjalanan Internasional
Merdeka.com - Pintu kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali mulai dibuka hari ini, Kamis (14/10). Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace memaparkan, pariwisata Bali akan menjadi pilot project perjalanan internasional di Indonesia.
"Setelah hampir dua tahun pariwisata Bali mengalami stagnan tanpa pergerakan, 14 Oktober besok Bali siap sebagai pilot project dibukanya perjalanan internasional," kata Cok Ace dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/10).
"Sejauh ini Bali siap dengan penerapan protokol kesehatan di sejumlah destinasi pariwisata, desa wisata, termasuk hotel yang sudah besertifikat CHSE, fasilitas umum seperti swalayan, pasar tradisional serta kesiapan rumah sakit rujukan Covid-19 bagi wisatawan yang terdeteksi positif pasca masuk pintu bandara," imbuhnya.
-
Kapan target Kutai Timur untuk menyambut wisatawan? Kutai Timur sendiri menargetkan menyambut 1 juta wisatawan di 2024.
-
Siapa yang membantu Inda untuk mengembangkan pariwisata di Bali? Apalagi, pariwisata perlu saling mendukung dengan bidang lain, khususnya pertanian dan UMKM. 'Setiap usaha juga mesti mempertimbangkan konsep 3P, yakni Profit, People and Planet,' katanya.
-
Kapan pungutan bagi wisatawan asing di Bali akan diterapkan? Babak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali.
-
Apa tujuan utama Jokowi ke Bali? Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak menuju Provinsi Bali dalam rangka menghadiri Indonesia-Africa Forum (IAF) Ke-2, pada Minggu, 1 September 2024.
-
Apa yang dibahas oleh industri pariwisata Bali saat bertemu Pj Gubernur? Selain membicarakan sejumlah isu di bidang pariwisata, pertemuan yang berlangsung di Ruang Adi Sabha Kantor Gubernur Bali itu juga membahas mekanisme pungutan wisatawan mancanegara (wisman) yang mulai diberlakukan 14 Februari 2024.
-
Siapa yang mendampingi Jokowi ke Bali? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden Jokowi dalam penerbangan menuju Provinsi Bali adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana, serta Plh. Sekretaris Militer Presiden Brigjen TNI Heri Purwanto.
Ia mengatakan, Bali telah melakukan segala upaya kesiapan, terutama penerapan protokol kesehatan. Mereka menggalakkan penggunaan masker kapan dan di mana pun, mencuci tangan secara berkala, penyediaan handsanitizer oleh masing-masing warga, dan tetap menjaga jarak, khususnya di tempat keramaian dan di luar rumah, serta penerapan aplikasi PeduliLindungi.
"Meskipun Bali siap menerima kunjungan wisatawan mancanegara dengan segala penerapan prokes yang sudah dianjurkan. Namun, kita jangan pernah lupa dengan (adanya) bermutasinya varian baru pada perkembangan Covid-19, Delta dan Mu. Sebaiknya kita tetap waspada dan tidak teledor. Hingga saat ini kita masih berada di tengah perjuangan melawan wabah Covid-19," jelasnya.
Cok Ace juga berharap semua pihak mampu bekerja sama untuk tetap menjaga diri dan kesehatan masing-masing dengan standardisasi prokes yang sudah dianjurkan.
Selain itu, ia menyampaikan dari jumlah kasus yang semakin menurun, bukan berarti bebas beraktivitas tanpa mengutamakan protokol kesehatan. Jangan sampai pembukaan Bali untuk perjalanan internasional yang sudah sekian lama ditunggu-tunggu memberikan peluang berkembangnya klaster baru yang nantinya membuat lonjakan kasus kembali naik.
"Mari kita hindari gelombang ketiga perkembangan Covid-19 di Bali, sehingga mampu mempertahankan kepercayaan dunia terhadap Bali," ungkapnya.
Sementara itu, pemberlakuan karantina selama lima hari bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali, kata Cok Ace, merupakan standar yang diputuskan untuk meminimalisasi peluang berkembangnya kembali virus Covid-19 di Bali setelah pintu masuk dibuka. Menurutnya, keselamatan dan kesehatan masyarakat masih menjadi kunci utama bagi Bali. Sebanyak 35 hotel karantina sudah disiapkan dan tidak diperbolehkan menerima wisatawan nonkarantina.
"Masker adalah budaya baru dalam menghadapi bencana nonalam ke depan, sehingga kewajiban menaati protokol kesehatan adalah kunci untuk hidup berdampingan dengan virus Covid-19 yang akan terus bermutasi. Dan bagi wisatawan yang tidak disiplin menerapkan prokes di Bali, maka kebijakan untuk deportasi dapat diberlakukan," ujar Cok Ace.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diharapkan, dana yang terkumpul nantinya dialokasikan pula untuk kegiatan yang dampaknya dirasakan langsung oleh wisatawan.
Baca Selengkapnya, jadi kita kaji pembangunan bandara di Buleleng, agar muncul titik pertumbuhan ekonomi baru." ujar Gibran
Baca SelengkapnyaDengan pungutan wisman itu, Pemprov Bali memiliki ruang fiskal termasuk untuk membenahi daya tarik wisata, infrastruktur, jalan hingga promosi pariwisata.
Baca SelengkapnyaPungutan ini akan digunakan untuk pelestarian budaya dan atasi masalah sampah.
Baca SelengkapnyaSandiaga mengatakan pendapatan negara dari pungutan wisatawan mancanegara (wisman) sebesar Rp150 ribu di Pulau Bali sudah terkumpul Rp20 miliar.
Baca SelengkapnyaUntuk saat ini kendati kunjungan wisatawannya belum balik 100 persen seperti situasi normal perekonomian Bali sudah mencapai 5,6 persen.
Baca SelengkapnyaTata cara terkait pungutan tersebut belum bisa disampaikan karena masih menunggu selesai Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan pihak bank
Baca SelengkapnyaBiaya yang dibebankan sebesar USD10 atau Rp150.000 per satu kunjungan dan berlaku pada Februari 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaWiranto yang mejadi Dewan Pembina Persatuan Becak Listrik Indonesia menyebut Prabowo berjanji menambah jumlah becak listrik jika disambut baik masyarakat.
Baca SelengkapnyaPeluncuran program pungutan wisatawan asing untuk pelindungan kebudayaan dan lingkungan alam Bali
Baca SelengkapnyaLuhut menyoroti pembangunan infrastruktur Bali saat ini yang hanya fokus di sekitar wilayah selatan.
Baca SelengkapnyaKata Moeldoko persoalan pembangunan bandara bukan karena keinginan melainkan karena kebutuhan.
Baca Selengkapnya