PKB dorong pemerintah serius selesaikan masalah beras plastik
Merdeka.com - Anggota Komisi VI DPR Neng Emeh Marhamah mendesak pemerintah serius dalam mengawasi peredaran beras di Indonesia. Dia menyarankan agar setiap produk pangan ada label halal.
Untuk mewujudkan ini diperlukan kebijakan yang terintegrasi antara Kementerian Perdagangan, Kesehatan, dam Kepolisian. "Masalah beras plastik ini masalah serius, menimbulkan keresahan. Dalam rangka swasembada beras nasional. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan, yang pertama kesejahteraan petani, kedua berkaitan dengan perdagangan, ketiga keamanan konsumen," paparnya saat memberikan keterangan pers di kantor PKB, Jakarta, Minggu (24/5).
Neng Emeh menyarankan agar Kementerian Perdagangan menata pengelolaan dengan baik. Hal ini diperlukan agar masyarakat Indonesia bisa mengonsumsi makanan dengan aman dan baik.
-
Kenapa harga beras masih mahal? Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg. Harga beras terpantau masih mahal.
-
Apa alternatif pengganti beras? 'Pengganti beras kita ini bukan ke makanan lokal seperti singkong, ubi, tapi ini ke terigu, roti-rotian,' ujar Tauhid kepada merdeka.com, Rabu (4/10).
-
Kenapa beras mahal? Harga beras yang melambung tinggi memaksa warga antre panjang untuk membeli beras murah. Warga menilai pemerintah gagal menjaga pasokan bahan pangan yang berujung pada melonjaknya harga yang ditanggung oleh masyarakat.
-
Mengapa pakai tepung beras? 'Tepung beras membuat telur dadar lebih renyah di luar, tapi tetap lembut di dalam,' jelas Puguh.
-
Kenapa Bulog impor beras? Selanjutnya menyikapi bahaya El Nino yang berdampak pada kelangkaan pasokan, Bulog juga ditugaskan menambah pasokan dari importasi.
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Untuk mengontrol adanya peredaran barang-barang berbahaya, Neng Emeh mendorong adanya kebijakan yang terintegrasi dalam mengawasi keluar masuknya barang di Indonesia. "Kami mendorong agar ada kebijakan yang terintegrasi perdagangan, kesehatan, kepolisian dan pihak terkait. Juga diberikan label halal, karena Indonesia mayoritas Islam. Sehingga dapat memproteksi barang baik dari dalam maupun dari luar," tambahnya.
Sementara anggota Komisi III DPR Rohani mengatakan, Pemerintah Indonesia terlalu lama dalam menanggapi kasus berbahaya seperti beras plastik. "Fraksi PKB bisa secepatnya memanggil Kapolri untuk menindaklanjuti kasus yang menimbulkan keresahan. Kenapa lama menanggapi ini. Kami tahu beras itu bahan pokok dari berbagai kalangan. Harus segera ditindak lanjuti," ungkapnya.
Rohani berharap semua pihak gerak cepat. Sebab, persoalan beras plastik sangat serius karena menyangkut hajat hidup orang banyak. (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Opsi itu digaungkan Bapanas merespons data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut 30% total pangan terbuang.
Baca SelengkapnyaPuan juga meminta Pemerintah mengoptimalkan operasi pasar.
Baca SelengkapnyaHal itu untuk memastikan pengelolaan pangan berpihak kepada rakyat
Baca SelengkapnyaKPK memastikan pengusutan kasus yang berpotensi merugikan keuangan negara tersebut akan dilakukan dengan prosedur pemeriksaan maupun penyidikan hukum.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyoroti heboh isu izin kelola tambang yang diberikan pemerintah kepada ormas keagamaan.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi IV DPR dari Fraksi PKS, Slamet, mengungkapkan kekhawatirannya terkait impor beras besar-besaran lima tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah melakukan langkah konkret dalam mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenyerapan produk lokal oleh BUMN ini sejalan dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2022 tentang Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Baca SelengkapnyaMegawati mengingatkan pemerintah mengenai ancaman krisis pangan ke depan.
Baca SelengkapnyaBeras saat ini langka dan harganya sangat melejit.
Baca SelengkapnyaBapanas hentikan pemberian bantuan pangan sementara dalam rangka menghormati pemilu 2024.
Baca Selengkapnya