Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PKB Minta Pemerintah Prioritaskan Vaksin Covid-19 yang Halal untuk Rakyat

PKB Minta Pemerintah Prioritaskan Vaksin Covid-19 yang Halal untuk Rakyat Ilustrasi vaksin Covid-19 AstraZeneca. ©2021 Merdeka.com/liputan6.com

Merdeka.com - Anggota Komisi VI DPR dari PKB, Nasim Khan meminta Pemerintah bersikap hati-hati dan mempertimbangkan berbagai aspek, tak terkecuali tentang unsur halal-haram ketika akan menyediakan vaksin Covid-19. Hal ini perlu dilakukan, supaya tak menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat.

Menurut dia, apabila penyediaan vaksin dilakukan tanpa mempertimbangkan aspek Halal-Haram, dikhawatirkan masyarakat akan ragu untuk mengikuti program Vaksin dan malah bisa menghambat kelanjutan dan kelancaran program Vaksinasi.

Untuk itu, Politisi asal Dapil Jawa Timur III (Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi) ini pun mendorong agar Pemerintah tetap berupaya menyediakan vaksin Covid-19 yang aman, berkualitas, memiliki efektivitas dan halal serta suci.

Diketahui, sebelumnya, LPPOM MUI menemukan bukti bahwa vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca dalam proses produksinya menggunakan menggunakan unsur tak suci dan haram lantaran mengandung tripsin yang berasal dari pankreas babi. Komisi Fatwa pun memutuskan Vaksin tersebut haram. Kendati demikian, Vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca itu tetap boleh digunakan karena adanya unsur darurat dan mendesak demi mengatasi pandemi Covid-19.

"PKB ingin memperjuangkan prinsip-prinsip dan kepentingan semua umat, kami meminta pemerintah menjalankan prinsip kehati-hatian, agar nantinya tidak mubazir dan tidak menimbulkan kontroversi di masyarakat,” kata Nasim Khan, Selasa (30/3).

Pria yang akrab disapa Bang NK ini mengaku memahami fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang membolehkan penggunaan vaksin AstraZeneca tersebut. Akan tetapi, saran dia, ke depan pemerintah bisa lebih peka dengan kondisi masyarakat Indonesia yang mayoritas berkeyakinan Islam. Untuk itu, dia meminta pemerintah memprioritaskan vaksin halal dan suci supaya bisa diterima semua masyarakat dan tidak menimbulkan kontroversi.

“Walaupun MUI sudah (mengeluarkan Fatwa) memperbolehkan penggunaan vaksin tersebut, tapi, menurut saya, sebaiknya ke depan penyediaan vaksinnya bisa lebih maksimal diterima oleh masyarakat, karena masyarakat Indonesia mayoritas Islam, semestinya bahannya halal,” Jelas Wakil Bendahara Umum DPP PKB ini.

Indonesia sendiri diperkirakan membutuhkan sekitar 420 juta dosis vaksin untuk memenuhi kebutuhan 181,5 juta sasaran vaksinasi. Untuk itu, sudah semestinya, Pemerintah tak hanya mengandalkan pasokan Impor Vaksin dari satu produsen.

politikus pkb nasim khan©2021 Merdeka.com/istimewa

Terlebih, katanya, kemampuan Pemerintah dan BUMN Sektor Farmasi dalam mengakses vaksin Covid-19 yang aman, berkualitas, memiliki efektivitas dan halal serta suci juga tak diragukan lagi.

Sebab, kata Nasim, pemerintah memiliki Sumber Daya Manusia yang mumpuni dan jejaring koneksi yang tak terbatas di kancah internasional.

“Seperti yang sudah disampaikan para Dirut BUMN sektor farmasi tadi (PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk), Ketersediaan Vaksin pasti akan bisa dilakukan oleh beliau-beliau. Bila bisa ada yang halal, buat apa yang haram,” ujar dia.

“Bagaimana dengan kehalalan vaksin produk Sinopharm? Apakah lebih baik (tingkat keamanan, kualitas dan efektivitas) dari AstraZeneca? Bila memang halal (Suci dan Halal) mengapa tidak menggunakan Sinopharm saja bagi umat Islam,” tegas dia melanjutkan.

Dorong Vaksin Merah Putih Dipercepat

Selain mengandalkan pasokan impor, kata Nasim, Pemerintah juga harus memprioritaskan pengadaan vaksin dari dalam negeri seperti Vaksin merah putih.

Apalagi, Indonesia memiliki banyak lembaga penelitian yang mumpuni, seperti lembaga riset Biologi Molekuler (LBM) Eijkman yang di dalam lembaga tersebut banyak diisi peneliti-peneliti yang ilmunya sangat mumpuni.

Untuk mempercepat proses pengembangan Vaksin Merah Putih itu, dia pun mendorong agar pemerintah melalui Kementerian Kesehatan, BPOM, Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN, BUMN Sektor Farmasi dan lembaga terkait untuk terus melakukan penguatan koordinasi dan kolaborasi.

“Kami mendorong agar pemerintah bisa mempercepat pengembangan Vaksin Merah putih dan terus membantu mengawal persiapan vaksin tersebut. Sampai saat ini, sejauh mana keterlibatan BUMN Sektor farmasi dalam mempersiapkan vaksin merah putih,” ujar dia.

Sementara itu, terkait sudah adanya stok Vaksin produksi AstraZeneca yang kini masih dimiliki pemerintah, Nasim mengusulkan agar Vaksin tersebut segera digunakan masyarakat.

“Bagaimana dengan stok AstraZeneca yang sudah memicu kontroversi ini? Silakan distribusikan saja secepatnya bagi masyarakat yang mau (menggunakannya). Sebab, setahu saya, masa kedaluwarsanya sangat pendek,” ujar dia lagi.

Pada kesempatan ini, Nasim kembali menegaskan Fraksinya di DPR selalu mendukung dan siap mengawal keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memutuskan agar seluruh masyarakat mendapatkan Vaksin Covid-19 secara gratis.

“Kami mendukung dan membantu mengawal program pengadaan vaksin untuk masyarakat secara gratis sesuai keputusan Presiden Jokowi,” katanya.

Untuk itu, dia berharap, agar Pemerintah melalui Kementerian terkait dan BUMN Sektor Farmasi dapat menyampaikan informasi kepada masyarakat secara transparan agar tidak menimbulkan kontroversi nantinya.

“Saya menekankan kepada semua stakeholder pengadaan vaksin, ke depannya, ketika akan mengambil keputusan agar ditinjau dan dikordinasikan terlebih dahulu dengan matang, agar tidak muncul kontroversi. Pemerintah juga harus lebih terbuka dalam menyampaikan informasi tentang merk-merk dan jenis-jenis vaksin,” kata Nasim.

MUI mengeluarkan fatwa membolehkan penggunaan Vaksin produksi AstraZeneca dengan pertimbangan keadaan darurat.

Berdasarkan hasil kajian Komisi Fatwa MUI vaksin Astrazeneca itu mengandung tripsin (enzim babi) yang akhirnya membuat sidang Komisi Fatwa menentukan bahwa vaksin tersebut haram, namun tetap boleh digunakan karena keadaannya darurat.

Pihak AstraZeneca sendiri awalnya sempat mengatakan bahwa proses tersebut tidak ada kandungan babi. Namun, LPPOM MUI melalui kajian ilmiah menemukan fakta bahwa ada kandungan babi.

Ditolak di Gorontalo Utara

Kepala Dinas Kesehatan Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo Rizal Yusuf Kune mengatakan penolakannya terhadap penggunaan vaksin Astrazeneca untuk vaksinasi Covid-19 di daerah itu.

"Sejauh ini, kita konsisten menggunakan vaksin Sinovac, dan tegas secara pribadi saya menolak Astrazeneca," kata dia, dikutip dari Antara.

Penolakan tersebut katanya, karena belajar dari Sulawesi Utara dalam penggunaan vaksin Astrazeneca berdampak pada tingginya kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI).

Dengan penggunaan vaksin Sinovac, kondisi itu tidak ditemukan di kabupaten ini selain banyak peserta vaksinasi yang takut alias phobia pada jarum suntik.

Rizal menegaskan tidak ingin ada KIPI menonjol, maka vaksinasi Covid-19 di daerah itu aman dan halal hanya menggunakan vaksin Sinovac.

Namun memang, kata dia lagi, belum ada vaksin merk lain yang masuk ke daerah itu selain Sinovac.

Dia berharap, tidak ada pendapat atau pandangan menyimpang terhadap maksud penolakan Astrazeneca. Sebab pemerintah daerah sangat mendukung pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 yang terus berlangsung di seluruh Puskesmas dan rumah sakit.

Data Dinas Kesehatan setempat, total penggunaan vaksin Sinovac di daerah itu mencapai 4.210 dosis terdiri dari 1.760 dosis untuk tenaga kesehatan yang telah tuntas vaksinasi dua tahap.

Serta 2.450 dosis untuk pelayan publik dan lanjut usia (lansia) untuk tahap satu. Sisanya akan diperuntukkan untuk tahap dua yang sebentar lagi segera dilakukan.

Ia mengatakan, vaksinasi Covid-19 di daerah itu terus berlangsung dan sementara bergulir termasuk untuk 500 orang guru honorer yang pelaksanaannya di 14 Puskesmas dan 1 rumah sakit. (mdk/rnd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis

Maxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox
Menkes Ungkap Alasan Tak Masif Minta Masyarakat Vaksinasi Mpox

Sebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
7 Dampak Kesehatan yang Bisa Dialami Anak-anak ketika Tidak Mendapat Vaksin Rutin
7 Dampak Kesehatan yang Bisa Dialami Anak-anak ketika Tidak Mendapat Vaksin Rutin

Melewatkan atau tidak memberi imunisasi pada anak bisa berdampak buruk pada kesehatannya.

Baca Selengkapnya
Menkes Sebut Vaksinasi Covid-19 Gratis Berakhir 31 Desember 2023
Menkes Sebut Vaksinasi Covid-19 Gratis Berakhir 31 Desember 2023

Mulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.

Baca Selengkapnya
Kemenag: Produk Halal Bukan soal Agama Saja
Kemenag: Produk Halal Bukan soal Agama Saja

Tak hanya makanan, produk halal juga sudah menjadi gaya hidup bagi konsumen. Misalnya seperti kosmetik.

Baca Selengkapnya
Menteri Teten Minta Aturan UMKM Wajib Sertifikasi Halal Ditunda, Ini Alasannya
Menteri Teten Minta Aturan UMKM Wajib Sertifikasi Halal Ditunda, Ini Alasannya

Dia tidak yakin UMKM bisa memiliki sertifikat halal hingga 17 Oktober 2024. Karena saat ini hanya bisa disertifikasi dakam setahun 200 produk.

Baca Selengkapnya
Mulai Januari 2024 Vaksin Covid-19 Berbayar, Berapa Harga Idealnya?
Mulai Januari 2024 Vaksin Covid-19 Berbayar, Berapa Harga Idealnya?

Mulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.

Baca Selengkapnya
Menkop Teten Minta Aturan Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Sejumlah Alasannya
Menkop Teten Minta Aturan Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Sejumlah Alasannya

Teten khawatir banyak UMKM yang tidak dapat mempunyai sertifikat halal dalam waktu yang ditetapkan itu.

Baca Selengkapnya
Menkes Dorong Percepatan Produksi Vaksin Dalam Negeri untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
Menkes Dorong Percepatan Produksi Vaksin Dalam Negeri untuk Ketahanan Kesehatan Nasional

Produksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.

Baca Selengkapnya
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah

Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca

Baca Selengkapnya
Cegah Diare dan Kanker Serviks, Vaksinasi RV dan HPV Dimulai di Tasikmalaya
Cegah Diare dan Kanker Serviks, Vaksinasi RV dan HPV Dimulai di Tasikmalaya

Pemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).

Baca Selengkapnya