PKS: Bila BBM Naik, Ibu Rumah Tangga Makin Menjerit
Merdeka.com - Pemerintah berencana akan menaikkan harga BBM subsidi pekan depan. Salah satu alasan yang dipakai pemerintah karena beban subsidi energi yang terlampau besar.
Ketua DPP PKS Kurniasih Mufidayati mengungkapkan, kenaikan harga BBM bersubsidi pasti akan berdampak pada meningkatnya inflasi dan harga-harga kebutuhan pokok.
Apalagi saat ini inflasi pangan sedang tinggi mencapai 11 persen. Jika ditambah efek kenaikan harga BBM subsidi, kenaikan inflasi pangan pasti juga diikuti dengan kenaikan harga bahan pangan.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Kenapa pemerintah mau kurangi subsidi BBM? 'Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya,' tegasnya di Jakarta, Senin (5/8).'Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan,' kata Rachmat.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
"Akhirnya siapa yang harus menanggung beban ini? ya ibu rumah tangga para emak-emak yang setiap hari sudah dibebani cara mengirit pengeluaran karena ekonomi keluar sedang bangkit sejak pandemi, ditambah beberapa kenaikan komoditas pokok dan sekarang dapat kado kemerdekaan berupa harga BBM subsidi naik. BBM subsidi naik, emak-emak makin menjerit," Kata Kurniasih dalam keterangannya, Rabu (24/8).
Kurniasih menyebut ekonomi keluarga pasti terpukul. Keluarga kelas menengah sudah merasakan dampak kenaikan harga Pertamax belum lama ini dan beralih ke Pertalite. Sementara, keluarga kelas bawah akan semakin dalam terpukul dengan dampak kenaikan harga-harga kebutuhan sehari-hari.
"Jika harga Pertalite ikut dinaikkan maka baik keluarga kelas menengah dan keluarga kelas bawah harus mengurangi alokasi pengeluaran rutin. Pilihannya mengurangi penggunaan BBM subsidi, padahal itu untuk aktivitas ekonomi sehari-hari warga atau mengurangi pos pengeluaran lain yang sudah mepet sehingga semakin tertekan," ungkapnya
Kurniasih juga mengingatkan belum lama ini Presiden Joko Widodo dalam pidato di Sidang Tahunan MPR RI 16 Agustus 2022 menyebut APBN 2022 Semester I masih surplus sehingga masih mampu memberikan subsidi energi hingga Rp502 Triliun.
"Presiden dengan jelas menyebut subsidi BBM diberikan agar harga di masyarakat tidak melambung tinggi. Tapi istilahnya belum kering ucapan beliau sudah keluar rencana kenaikan harga BBM subsidi," kata dia.
Bagi Kurniasih, pemerintah bisa mengevaluasi beberapa proyek nasional yang justru menghambur-hamburkan anggaran seperti proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang dampaknya tidak bisa dirasakan seluruh masyarakat.
"Keluarga-keluarga Indonesia utamanya ibu rumah tangga sedang harap-harap cemas. Beban negara dikurangi dengan kenaikan harga BBM subsidi tapi bebannya beralih ditanggung oleh keluarga menengah ke bawah ini. Sementara proyek-proyek yang memakan APBN besar seperti kereta cepat Jakarta-Bandung dan IKN jalan terus," ujar Kurniasih.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemerintah tengah memperhitungkan dengan matang soal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi, seperti pertalite dan solar. Dia mengaku tak ingin sembrono menaikkan harga BBM, karena komoditas ini menyangkut hajat hidup orang banyak.
"Ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Jadi semuanya harus diputuskan secara hati-hati. Dikalkulasikan dampaknya, jangan sampai dampaknya menurunkan daya beli rakyat, menurunkan konsumsi rumah tangga," ujar dia.
Bila seluruh indikator itu naik, dia juga khawatir laju inflasi Indonesia yang sedang dalam tren kenaikan bisa makin menjulang, sehingga berdampak langsung terhadap pelemahan ekonomi. "Semuanya saya suruh ngitung betul, ngitung betul sebelum diputuskan," tegas Jokowi.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan menyebut, jika Presiden Jokowi bakal mengumumkan rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pekan depan.
Reporter: Delvira Hutabarat
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Padahal, masyarakat masih terbebani kenaikan PPN dari 10 persen menjadi 11 persen pada April 2022 lalu.
Baca SelengkapnyaDia juga mengajak masyarakat Indonesia untuk terus meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).
Baca SelengkapnyaInflasi naik di bulan Febuari terutama harga beberapa komoditas.
Baca SelengkapnyaDampak tarif PPN 12 persen dapat mendorong ekonomi masyarakat kelas menengah kian sulit hingga mengurangi belanjanya.
Baca SelengkapnyaArifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.
Baca SelengkapnyaPadahal, buruh menuntut kenaikan UMP hingga 15 persen di tahun depan.
Baca SelengkapnyaHarga-harga pangan meningkat yang menyumbang kepada inflasi,
Baca SelengkapnyaMengutip Reuters, Brent berjangka untuk pengiriman November pada Jumat ini, berada di posisi USD 95,38 per barel.
Baca SelengkapnyaPelemahan daya beli masyarakat kelas menengah karena kebijakan struktural pemerintah.
Baca SelengkapnyaMereka mengkritisi kenaikan harga bahan pokok, terutama beras, setelah pelaksanaan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaHarga beras medium di pasaran rata-rata telah melampaui harga acuan sebesar Rp 10.900-Rp 11.800 per kg.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca Selengkapnya