PNS Papua berulah di Bandara Hasanuddin, bergurau bawa bom
Merdeka.com - Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, direpotkan dengan ulah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) penumpang pesawat Lion Air. Sebab, dia mengaku membawa bom sekitar pukul 11.40 WITA, Senin (11/10, dan membikin petugas bandara sibuk memeriksa kembali barang bawaan dan calon penumpang lain.
Kapolsek Bandara Hasanuddin, Iptu Muhammad Djafar mengatakan, PNS itu bernama Dominggus H Simunapendi (42), beralamat di Kecamatan Heram, Kota Jayapura, Papua. Dia bekerja di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pemerintah Provinsi Papua.
Dominggus bersama dua rekannya menumpang pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT-795 dari Bandara Sentani, Jayapura, pukul 07.15 WIT dengan tujuan Bandara Sultan Hasanuddin.
-
Siapa yang membawa tas koper nuklir? Tas koper berat itu biasanya ditenteng oleh pejabat militer yang tak pernah berada jauh dari sang presiden, baik ketika dia turun dari helikopter atau tengah rapat dengan berbagai pemimpin dunia.
-
Dimana bom itu diyakini berada? Hal ini diduga karena nuklir ini berada di sebuah pantai lepas di pulau Tybee, Georgia, sebab selama beberapa waktu di daerah ini tercatat memiliki tingkat radioaktif yang tinggi.
-
Apa isi tas koper nuklir? Tas itu berisi pernyataan presiden--Dokumen Tindakan Darurat Presiden atau PEADS – yang menyatakan keadaan darurat nasional dan memperluas jangkauan kewenangan untuk menangani krisis nuklir.
-
Siapa yang bercanda membawa bom? 'Kami sampaikan bahwa pesawat Pelita Air dengan no penerbangan IP 205 tujuan Jakarta mengalami keterlambatan penerbangan dikarenakan terdapat penumpang yang bercanda membawa bom,' katanya.
-
Apa isi Tas Siaga Bencana? Dalam situasi banjir, Tas Siaga Bencana memiliki sifat yang tahan air (waterproof) sehingga masyarakat dapat membawa kebutuhan penting di dalamnya. Menurut Sutang, isi Tas Siaga Bencana bisa mencakup berbagai kebutuhan dasar maupun salinan dokumen penting seperti surat tanah, surat kendaraan, atau akta kelahiran.
-
Kenapa presiden AS butuh tas koper nuklir? Pada 1950-an Presiden Dwight Eisenhower dan para penasihatnya khawatir Amerika Serikat terlalu rentan akan serangan nuklir dari musuh.
"Rencananya Dominggus dan kawannya rencana ke Bandung untuk mengikuti workshop kejuruan keuangan di Bandung. Jadi transit di Makassar. Pesawat yang ditumpangi tujuan Jakarta yang kemudian Dominggu dkk akan melanjutkan perjalanannya ke Bandung," kata Iptu Muhammad Djafar.
Saat Dominggus melintasi WTMD (Walk Through Metal Detector), pemindai itu berbunyi. Petugas kembali memeriksa Dominggus menggunakan pemindai logam. Alat itu kembali berbunyi menandakan ada barang berbahan logam di dalam saku celana Dominggus.
Petugas lantas menanyai Dominggus tentang isi saku celananya, dan dijawabnya itu adalah bom. Pertanyaan itu diulang sampai tiga kali dan Dominggus masih menjawab demikian. Dominggus akhirnya digiring ke ruang pemeriksaan manual oleh petugas Aviation Security (Avsec).
Saat itu juga penumpang yang berada di area Transit Bandara Sultan Hasanuddin dievakuasi, dan dilakukan pemeriksaan ulang terhadap barang bawaan mereka. Hingga seluruh pemeriksaan selesai, Dominggus dinyatakan steril dan diketahui alat WTMD dan pemindai logam mencuit karena Dominggus membawa korek api gas dalam saku celana sebelah kanan.
"Pukul 14.00 WITA tadi pihak bandara menyerahkan pelaku ke kita, dan satu jam kemudian kita sudah bawa ke Polres Maros guna pemeriksaan lebih lanjut," kata Iptu Muhammad Djafar.
Lantas, pesawat Lion Air membawa 214 penumpang itu setelah dinyatakan bersih, dan melanjutkan penerbangan ke Jakarta pukul 12.15 WITA.
Kemarin, seorang perwira polisi, Iptu Cahyo Widyanto (27) anggota Puslabfor Polda Bali, juga berulah demikian. Saat barang bawaannya diperiksa di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, dia menyebut membawa bom. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolda menyayangkan peristiwa itu sebab personel sudah tahu aturan tidak boleh membawa senpi saat di keramaian.
Baca SelengkapnyaPelaku mencuri saat mobil dinas sedang terparkir menunggu personel Satgas Damai Cartenz
Baca SelengkapnyaGeneral Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Juanda, Sisyani Jaffar pun membenarkan soal adanya ulah penumpang bercanda membawa bom.
Baca SelengkapnyaPetugas sampai melompat ke atas perahu motor, mengambil alih kemudi, dan mengamankan dua pelaku di atas perahu.
Baca SelengkapnyaAnggota polisi mengalami kejadian tak diduga saat amankan pelaku pencurian barang elektronik di Sulut. Mereka mencium bau menyengat secara tiba-tiba.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi hari ini sekitar pukul 08.00 WIT.
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian itu, jadwal keberangkatan tertunda hingga 5 jam.
Baca SelengkapnyaAvsec memastikan tidak ada kekerasan saat kejadian. Hal itu diperkuat rekaman CCTV hingga saksi.
Baca SelengkapnyaPihak maskapai bersama tim keamanan melakukan investigasi dan didapat fakta bahwa gurauan ancaman bom berasal seorang penumpang.
Baca SelengkapnyaMaruli menyangkal isu soal adanya narkoba yang mereka bawa.
Baca SelengkapnyaOPM terus melakukan teror dan propaganda. Teranyar, mereka membakar honai di belakang Koramil 1705-4/Moanemani dan menuduh TNI sebagai pelakunya.
Baca Selengkapnya