Pocut Meurah, pejuang Aceh lawan pasukan elite Belanda sendirian
Merdeka.com - Memasuki abad ke-21, Belanda hampir menguasai seluruh Indonesia. Namun, ada satu daerah yang masuk ke dalam bidikan mereka namun belum juga berhasil ditaklukkan, yaitu Aceh. Provinsi paling Barat Indonesia ini termasuk yang paling sulit dibuat tunduk, pelbagai perlawanan terus berlangsung, bahkan para bangsawan tak rela tanah kelahirannya jatuh ke tangan penjajah.
Di antara para pejuang, ada satu wanita yang sangat disegani oleh balatentara Belanda. Dia adalah Pocut Meurah Intan. Keberaniannya sampai membuat seorang komandan militer Belanda dari Jawa merasa kagum dan menghormatinya sebagai seorang pejuang.
"Katakan kepadanya bahwa saya merasa sangat kagum kepadanya," ucap Kolonel Scheur kepada anak buahnya Letnan Veltman, demikian dikutip instagram MataPadi, Rabu (8/6).
-
Siapa tokoh inspiratif dari Aceh yang melawan Belanda? Teuku Nyak Arif, sosok pejuang dan gubernur pertama Aceh. Saat kolonialisme menguasai tanah Aceh, muncul orang-orang yang ingin melawan dan mengusir Belanda dengan berbagai cara.
-
Siapa pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang melawan Belanda? Sosok Ilyas Ya'kub mungkin masih belum begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Sumatera Barat yang punya jasa besar dalam melawan Belanda.
-
Mengapa Suku Basemah melawan penjajah Belanda? Selain itu, Suku Basemah dan sekitarnya juga sempat melawan penjajah Belanda yang berlangsung selama puluhan tahun.
-
Siapa pahlawan yang berjuang melawan penjajah di Sumatera Utara? Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.
-
Mengapa Belanda menyerang Aceh? Belanda masih terus berusaha menebus pertahanan Aceh sampai tahun 1896.
-
Kenapa Siti Manggopoh melawan Belanda? Perlawanan Siti Manggopoh dimulai saat Ia mengetahui bahwa orang-orang Belanda memperlakukan rakyat Minang dengan semena-mena.
Pocut Meurah Intan terlahir dari keluarga bangsawan Aceh. Ayahnya bernama Keujruen Biheue. Sedangkan panggilan Pocut Meurah merupakan nama khusus bagi wanita keturunan keluarga Sultan Aceh, terkadang dia juga dipanggil dengan nama tempat kelahirannya.
Sedangkan suaminya Tuanku Abdul Majid, seorang anggota keluarga Sultan Aceh. Karena sikapnya terhadap Belanda membuat penulis dari negeri tersebut menjulukinya sebagai perompak laut, pengganggu keamanan kapal-kapal yang lewat di perairan wilayahnya. Sebutan ini tak lepas dari profesi Tuanku Abdul Majid sebagai pejabat kesultanan yang ditugaskan untuk mengutip bea cukai di Pelabuhan Kuala Batee.
Semula, Pocut Meurah Intan mengikuti jejak sang suami untuk melawan Belanda, kemudian diikuti ketiga putranya Tuanku Muhammad, Tuanku Budiman dan Tuanku Nurdin. Kiprahnya memimpin para pejuang Aceh menjadikan dirinya sebagai sosok yang paling dihormati rakyatnya, bahkan Belanda.
Setelah bertahun-tahun berjuang, Pocut Meurah Intan akhirnya tertangkap oleh pasukan elite Belanda, Marechaussee atau dikenal dengan nama Marsose. Meski menerjunkan 18 prajurit untuk menangkapnya, namun hal itu bukanlah tugas yang mudah. Pasukan pemburu dan kontra gerilya tersebut sampai berjibaku melawannya.
Pocut Meurah Intan tetap menunjukkan keberaniannya menghadapi 18 orang pria yang ingin membekuknya. Bersenjatakan rencong, dia menyabet satu per satu prajurit Belanda. Meski dia sendiri terluka parah dalam serangan itu hingga tak bisa lagi mengayunkan senjatanya.
Mengetahui musuhnya terluka parah, sang komandan, Letnan Veltman berusaha menolongnya. Tapi Pocut Meurah Intan menolak. Muncul rasa kagum atas keberanian wanita itu, hingga dia menjulukinya 'Heldhafting' yang berarti 'yang gagah berani'.
Meski beberapa kali menolak pertolongan Belanda, akhirnya dia dirawat dan seluruh lukanya diobati. Bahkan, komandan militer Belanda sampai mendatanginya dan memberikan penghormatan layaknya prajurit yang berjuang di medan pertempuran.
Setelah tertangkap, ia dibuang di Blora, Jawa Tengah. Hingga akhirnya beliau meninggal pada tahun 1937. Masyarakat Blora mengenalnya sebagai 'Mbah Tjut'.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosok srikandi asal Aceh menjadi panglima perang menggantikan Cut Nyak Dien saat melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan dan ulama wanita dari Serambi Mekkah ini begitu besar tekad dan kegigihannya dalam melawan Belanda demi mempertahankan tanah kelahirannya.
Baca SelengkapnyaAtas jasa serta perjuangannya, namanya kini diabadikan menjadi nama sebuah ruas jalan yang ada di Jakarta.
Baca SelengkapnyaAceh disebut jadi daerah yang sangat sulit ditaklukkan oleh penjajah, ternyata ini alasannya.
Baca SelengkapnyaSosoknya dikenal sebagai ulama karismatik yang memiliki rasa cinta yang begitu besar dengan agama dan negerinya.
Baca SelengkapnyaHari ini adalah 128 tahun wafatnya Teuku Nyak Makam yang patut dikenang oleh masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaIpar Pangeran Diponegoro ini bikin pihak lawan kewalahan. Bahkan, pihak lawan mengerahkan ribuan pasukan hingga mengadakan sayembara untuk mengalahkan sosoknya.
Baca SelengkapnyaPutra dari Teuku Chik Abubakar Sidik ini memutuskan untuk terjun ke panggung politik demi membela rakyat dari belenggu penjajah Belanda.
Baca SelengkapnyaCut Nyak Meutia, pahlawan srikandi asal Aceh dengan kisah asmara yang rumit.
Baca SelengkapnyaKIsah pembantaian masyarakat Aceh oleh penjajah Belanda.
Baca SelengkapnyaPria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.
Baca SelengkapnyaPutra penguasa Pangala ini memimpin masyarakat di Tanah Toraja untuk melawan kolonial Belanda dalam rentang waktu yang cukup lama.
Baca Selengkapnya