Polda DIY Bentuk Tim Khusus Usut Kotak Amal Diduga untuk Pendanaan Kelompok Teroris
Merdeka.com - Sebanyak kurang lebih 20 ribu kotak amal disebut Mabes Polri diduga menjadi sumber pendanaan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI). 20 ribu kotak amal ini tersebar di sejumlah daerah termasuk Yogyakarta.
Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yuliyanto mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah berkoordinasi dengan Dinas Sosial DIY untuk melakukan penelusuran. Penelusuran dilakukan untuk mengecek ada tidaknya kotak amal yang dimanfaatkan oleh JI di DIY.
"Kita mengoordinasikan dengan Dinsos karena selama ini yang berkaitan dengan hal sumbang menyumbang, itu kan pengawasan ada di dinsos. Sementara tindakan terhadap itu belum ada," ujar Yuliyanto, Senin (21/12) di Polda DIY.
-
Dimana rumah kader PDIP yang digeledah? Rumah yang digeledah itu diketahui berada jalan Halim perdana Kusuma Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
-
Apa yang dilakukan Polda Jatim? DPR melalui Komisi III mengapresiasi langkah Polda Jawa Timur (Jatim) yang memberikan pendampingan kesehatan terhadap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat Pemilu 2024 lalu. Selama bekerja, mereka didampingi 1.000 anggota medis Polri Biddokkes Polda Jatim yang dikomandoi Kepala Biddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim.
-
Siapa kader PDIP yang digeledah rumahnya? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah seorang anggota DPRD Jawa Timur bernama Mahfud dari Fraksi PDIP.
-
Kenapa polisi memeriksa yayasan di Bali? 'Saat ini Polda Bali masih melakukan proses lidik dan pengembangan terhadap dugaan perdagangan bayi tersebut dan sudah melakukan pemeriksaan terhadap yayasan Bali Luwih yang berada di Tabanan,' kata Kombes Jansen dalam keterangannya, Jumat (20/9).
-
Siapa yang di dampingi Polda Jatim? DPR melalui Komisi III mengapresiasi langkah Polda Jawa Timur (Jatim) yang memberikan pendampingan kesehatan terhadap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat Pemilu 2024 lalu. Selama bekerja, mereka didampingi 1.000 anggota medis Polri Biddokkes Polda Jatim yang dikomandoi Kepala Biddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim.
-
Apa yang disita KPK di rumah kader PDIP? Dia melanjutkan, di rumah Mahfud yang berada di perumahan Halim Perdana Kusuma telah disita dua handphone dan uang tunai pecahan Rp 20 ribu senilai Rp 300 juta rupiah
"Karena itu kalau yang di masjid-masjid kan selama ini jelas itu untuk penggunaan lingkungan masjid. Nah ini yang ada di luaran itu informasinya. Ini sedang didalami bersama dengan instansi yang berkepentingan," sambung Yuliyanto.
Terkait penelusuran kotak amal ini, Yuliyanto menjabarkan Polda DIY tak sampai membentuk tim khusus. Yuliyanto menambahkan bahwa penelusuran kotak amal ini merupakan tugas Polda DIY dan memang sudah ada bagian tugasnya.
"Saya kira tidak ada tim khusus, karena ini menjadi bagian dari dinamika sehari-hari. Dan ada yang fenomena-fenomena di masyarakat itu harus disikapi dan ditindaklanjuti oleh polisi, ada bagiannya itu," ucap Yuliyanto.
Polisi Koordinasi dengan Kemenag
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror akan berkoordinasi dengan Departemen Agama (Depag) terkait temuan kotak amal yang diduga milik jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) sebagai sumber dana mereka. Dalam penyampaiannya, Polri menyebut kotak amal itu akan dipakai untuk aksi-aksi terorisme.
"Terkait kotak amal, kita koordinasi dengan di Depag ya kita komunikasi di sana berkaitan kotak amal seperti apa," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Argo Yuwono, di Mabes Polri, Jumat (18/12).
"Nanti kita sampaikan ke mereka bahwa kotak amal ini untuk kegiatan teroris. Kotak amal itu dipasang atau tidak, itu dari instansi terkait ya," sambungnya.
Sebelumnya, modus pendanaan lewat infaq dan kotak amal tersebut terungkap usai polisi memeriksa tersangka Fitria Sanjaya alias Acil dari Yayasan Abdurrahman Bin Auf (ABA).
Dari pemeriksaan tersebut terungkap ternyata modus kotak amal yang dipakai JI telah tersebar di 12 daerah, yakni Sumatera Utara (4.000), Lampung (6.000), Jakarta (48), Semarang (300), Pati (200), Temanggung (200), Solo (2.000), Yogyakarta (2.000), Magetan (2.000), Surabaya (800), Malang (2.500), dan Ambon (20).
Argo menyebut, ciri-ciri kotak amal yang berhasil diidentifikasi oleh polisi, ternyata memiliki perbedaan di setiap daerah. "Pertama, kotak kaca dengan rangka alumunium untuk wilayah Jakarta, Lampung, Malang, Surabaya, Temanggung, Yogyakarta, dan Semarang," kata Argo dalam keterangannya, Kamis (17/12).
Sedangkan yang kedua, kotak kaca dengan rangka kayu untuk wilayah Solo, Sumut, Pati, Magetan, dan Ambon. Sementara ciri-ciri lain yakni terdapat lampiran nama yayasan dan mencantumkan nomor handphone pengurus Yayasan.
"Melampirkan nomor SK Kemenkum HAM (Kementerian Hukum dan HAM), nomor Sk Baznas (Badan Amil Zakat Nasional), SK Kemenag (Kementerian Agama) dan di dekat kotak dilampirkan majalah yang menggambarkan program-program yayasan," ujar dia.
Argo melanjutkan terkait penempatan kotak Amal mayoritas di warung-warung makan konvensional karena tidak perlu izin khusus dan hanya meminta izin dari pemilik warung yang biasanya bekerja di warung tersebut.
"Untuk ciri-ciri spesifik yang mengarah ke organisasi teroris tidak ada, karena bertujuan agar tidak memancing kecurigaan Masyarakat dan dapat berbaur," tuturnya.
Lebih lanjut, kata Argo, kelompok JI bisa dengan mulus menyebarkan kotak-kotak amal dan tidak terdeteksi, karena pemotongan biaya untuk kelompok JI dipotong sebelum adanya audit atau pemeriksaan dari lembaga resmi.
"Setiap penarikan atau pengumpulan uang Infaq dari kotak Amal (Bruto / jumlah kotor), sebelum dilaporkan atau audit sudah dipotong terlebih dahulu untuk alokasi Jamaah, sehingga Netto / jumlah bersih yang didapatlah yang dimasukkan ke dalam laporan audit keuangan, yang mana laporan keuangan tersebut yang nanti akan di laporkan kepada Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) setiap per semester agar legalitas kotak amal tetap terjaga," kata Argo.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Densus 88 menangkap 10 terduga teroris di Solo Raya
Baca SelengkapnyaRumah Kepala Dispertaru DIY Digeledah karena kasus ini.
Baca SelengkapnyaKejati DIY menggeledah Kantor Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispentaru) DIY, Rabu (12/7) untuk mencari bukti kasus penyalahgunaan tanah kas desa (TKD).
Baca SelengkapnyaKPK mencecar para saksi perihal pengurusan dana hibah hingga dugaan aliran suap dari Pokmas.
Baca SelengkapnyaPenyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyita sejumlah uang tunai dan barang bukti elektronik Menteri Abdul Halim Iskandar
Baca SelengkapnyaTessa Mahardika Sugiarto mengaku pemeriksaan itu dipastikan akan dilakukan.
Baca SelengkapnyaPerintah Kapolri itu guna memastikan apakah DE yang merupakan pegawai KAI berdiri sendiri atau tergabung dalam jaringan kelompok teroris lain.
Baca SelengkapnyaBerdasakan informasi di lapangan, warga berinisial S tersebut diamankan Tim Densus 88 Jumat pekan lalu.
Baca SelengkapnyaPKB meminta agar pihak lain tidak mengkaitkan penggeledahan rumah Gus Halim dengan isu lain.
Baca SelengkapnyaSalah satu simpatisan ISIS bergerak sendiri adalah DE, karyawan BUMN yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaProses penyidikan masih terus dilakukan oleh Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami asal dan rencana penggunaan senjata tersebut.
Baca Selengkapnya