Polda Jateng: Tidak Ada Penusukan Nakes, Hanya Keributan dengan Keluarga Pasien
Merdeka.com - Polda Jawa Tengah memastikan video penusukan tenaga kesehatan (nakes) oleh keluarga pasien di RSUD Ambarawa pada Jumat (23/7) kemarin adalah hoaks atau tidak benar.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Iqbal Alqudusy, menjelaskan, kejadian yang sebenarnya adalah adalah keributan karena kesalahpahaman antara keluarga korban Covid dengan satpam dan nakes di rumah Sakit tersebut.
"Itu tidak benar (penusukan), kejadiannya ada kesalahpahaman hingga terjadi keributan antara keluarga korban Covid dengan satpam dan nakes saja, tidak ada penusukan terhadap nakes oleh keluarga korban," kata Iqbal, saat dikonfirmasi Sabtu (24/7).
-
Siapa yang menyebarkan video hoaks? Video diunggah oleh akun @margiyo giyo
-
Kenapa video itu disebut hoaks? Video yang mengeklaim Mahfud dan DPR bongkar kebusukan hakim di Pilpres adalah hoaks karena narasi yang disampaikan dalam video tidak relevan dengan judul video.
-
Apa yang diklaim pelaku dalam video viralnya? Pelaku hanya mengaku-aku kerabat Mayjen TNI Rifky Nawawi,' kata dia.
-
Bagaimana video korban tersebar? Setelah handphone selesai diperbaiki, selang beberapa hari sejumlah rekaman video syur milik korban bersama seorang pria beredar di media sosial dan menjadi viral.
-
Apa yang diklaim video tersebut? Video tersebut mengandung narasi bahwa Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD bersama DPR membongkar kebusukan hakim MK saat pelaksanaan Pilpres.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
Adapun pristiwa yang sebenarnya, lanjut Iqbal, keributan terjadi di depan ruangan Anyelir di RS Gunawan Mangunkusumo Ambarawa, sekitar pukul 14.30 WIB pada hari Jumat (23/7).
"Berita tersebut tidak benar kalau ada penusukan nakes, saya harap kejadian jangan dijadikan provokasi masyarakat," jelas Iqbal.
Iqbal juga menambahkan, dari hasil klarifikasi kedua belah pihak, bahwa NH yang juga kakak kandung sekaligus saksi, mengungkapkan kepada kepolisian, bahwa salah satu keluarga korban dirawat di RS GM dan dinyatakan meninggal dunia oleh pihak rumah sakit.
Kemudian Keluarga korban ingin mengetahui kondisi jenazah dan meminta tolong difotokan, namun ditolak oleh sekuriti. Tidak lama kemudian, datang perawat yang memakai APD dan bersedia membantu untuk memfotokan, sambil memberikan edukasi terkait protokol dalam pemulasaraan jenazah dan penyebab kematian.
"Mendapat penjelasan dari perawat tersebut, keluarga menerima dan mengikhlaskan kepergian korban dalam keadaan terpapar Covid 19," terangnya.
Selang beberapa waktu, kata Iqbal, kesalahpahaman terjadi, saat NA yang baru tiba dan berdebat dengan salah satu sekuriti tentang masalah minta foto dan mengatakan kepada sekuriti tersebut "Fotokno, piro-piro tak bayar (fotokan saya bayar) dengan nada emosi."
"Mendengar perkataan NA, kemudian security tersebut menjawab "Lha maksudmu piye, (lah maksud kamu apa ini)", kemudian sekuriti dan NA sudah adu badan dan cekcok mulut," ungkap Iqbal.
Saat adu badan dan cekok tersebut, lanjut Iqbal, untuk meredam emosi NA yang memegang gunting menusukkan ke meja, para security dan perawat berhasil merebut gunting tersebut. "Gunting patah dan melukai tangan NA dan perawat yang mencoba mengambil gunting tersebut," ungkapnya.
Akibat kejadian itu, kepolisian Polres Semarang langsung mendatangi TKP dan mengamankan pelaku, serta meminta keterangan dari pelaku dan saksi-saksi di lokasi kejadian.
Pihak Rumah Sakit hingga kini belum melaporkan peristiwa itu secara resmi. Namun, pihak rumah sakit meminta bantuan polisi agar difasilitasi untuk dipertemukan dengan pihak keluarga almarhum untuk diberikan edukasi.
"Rencananya Pertemuan akan dilakukan hari ini Sabtu 24 Juli, antara pihak rumah sakit dan keluarga almarhum tersebut, jadi tidak benar kalau ada penusukan terhadap nakes," pungkas Iqbal.
Sebelumnya, beredar di media sosial pada akun twitter @infoUngaran yang menyebut dalam keterangan video menjelaskan telah terjadi penusukan kepada nakes oleh keluarga jenazah di RSUD Ambarawa.
"Keluarga Pasien menusuk nakes dengan Gunting karena tidak mau pasien dikubur secara prokes. Lokasi Rumah Sakit Gunawan Mangunkusumo (RSUD AMBARAWA). Kronologi, Pasien datang kondisi sudah buruk. Mau dimasukkan ke R. Isolasi namun keluarga mencegah sampai mau memukul nakes," tulis keterangan dikutip dalam akun tersebut.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Padahal, terlihat dalam video Andika telah menyodorkan tangannya tanda ingin berjabat tangan.
Baca SelengkapnyaKabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi menjelaskan, tidak ada penyekapan di hotel tersebut.
Baca SelengkapnyaSatpol PP yang mendatangi lokasi memastikan tidak ada penyekapan.
Baca SelengkapnyaCamat di Gresik menjelaskan duduk perkara tuduhan intimidasi ke keluarga bocah dicolok tusuk bakso.
Baca SelengkapnyaKapolres menyebut video itu untuk menjatuhkan institusi Polri dan memecah belah TNI-Polri.
Baca SelengkapnyaTidak benar Pos TNI di Kampung Pamebut Distrik Yugumuak Kabupaten Puncak diserang KKB pada hari Jumat 1 Maret 2024," kata Kapendam XVII/Cen Letkol Inf Candra
Baca SelengkapnyaNana Sudjana klaim tak punya masalah pribadi dengan Andika Perkasa.
Baca SelengkapnyaKapolda Sumbar: Ledakan di Semen Padang Hospital Dipicu Percikan Api pada Pengerjaan Instalasi AC
Baca SelengkapnyaBeredar video banjir di Aceh pada 18 November 2023 yang diklaim menyebabkan tumpukan mayat
Baca SelengkapnyaVideo perampokan yang disebut terjadi di Supermarket Grand Lucky, Badung, Bali, viral di media sosial. Polisi menyatakan informasi itu hoaks.
Baca SelengkapnyaBenarkah WNA Mexico tembak polisi hingga tewas? Begini penelusurannya
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi buka suara terkait isu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menampar wamentan.
Baca Selengkapnya