Polda Jatim ungkap kasus pembobolan Bank Danamon Cabang Pasuruan
Merdeka.com - Direktorat Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Jawa Timur membongkar kasus pembobolan bank PT Danamon Cabang Pasuruan senilai Rp 12 miliar yang dilakukan 15 tersangka dengan dua di antaranya diduga sebagai "otak" pembobolan yakni pimpinan bank dan seorang kreditur.
"Kami mengungkap kasus pembobolan bank yang melibatkan pimpinan cabang PT Bank Danamon dan debitur," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setyono yang didampingi Kasubdit II/Perbankan Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Wahyu Sribintoro di Mapolda Jatim, Selasa.
Dia menjelaskan modus operandi pembobolan bank itu bermula dari tersangka AA (42) selaku manajer PT Bank Danamon Pasuruan yang memproses kredit dari tersangka AAB (35) dan kawan-kawan yang tak sesuai prosedur, karena tanpa verifikasi lapangan.
-
Kapan perampokan bank terjadi? “Kami akhirnya mengidentifikasi sekitar 40 transaksi ilegal dari akhir Juni hingga Oktober 1994, sebagian besar masuk ke rekening bank luar negeri dan tercatat berjumlah lebih dari USD10 juta,“
-
Siapa yang melakukan perampokan? Dua perampok yakni J (45) dan R (32) berhasil menggondol tas korban yang berisi uang, laptop, dan 50 gram berlian.
-
Di mana perampokan itu terjadi? Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Makassar Komisaris Besar Mokhamad Ngajib mengatakan kejadian perampokan Jumat (19/1) dini hari, tepat di depan rumah korban di Jalan Rappocini Raya Makassar.
-
Apa yang dicuri dari bank? Suatu hari, tiba-tiba nasabah korporat datang ke salah satu bank di Amerika Serikat (AS). Ia melaporkan kehilangan uang. Tak tanggung-tanggung jumlahnya sampai USD 400.000.
-
Di mana perampokan terjadi? Toko jam mewah di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 Tangerang disatroni perampok pada Sabtu (8/6).
-
Siapa perampok dalam peristiwa ini? Empat orang disandera oleh perampok selama enam hari.
"Akhirnya, tim investigasi PT Bank Danamon Pusat dari Jakarta menemukan bahwa 68 debitur hanya dipinjam nama dengan surat-surat keterangan usaha yang juga dipalsukan, kemudian tim Bank Danamon Pusat melapor perkara itu ke polisi pada Juni 2012," katanya.
Selanjutnya, polisi pun melakukan pemeriksaan hingga menetapkan 15 tersangka yang meliputi 10 tersangka dari pimpinan dan karyawan Bank Danamon setempat serta lima tersangka dari pihak debitur.
Ke-10 tersangka dari pimpinan dan karyawan Bank Danamon yakni AA (pimpinan) dan karyawannya yakni WS (39) selaku pegawai Danamon Unit Bangil asal Sumbersari, Jember, dan HRPI (28) selaku pegawai Unit DSP Wonorejo Pasuruan asal Jl Terusan Surabaya, Lowokwaru, Malang.
Selanjutnya, AZ (36), selaku pegawai Danamon Unit Kebonagung dari Jl Patiunus, Krampyangan, Bugulkidul, Pasuruan, YN (28) selaku pegawai Bank Danamon dari Kelurahan Sladi, Kejayan, Pasuruan, dan NK (28) yang merupakan mantan karyawan Danamon Unit Wonorejo dari Rejoso, Pasuruan.
Berikutnya; TIP (31) selaku pegawai Danamon Unit Wonorejo dari Polowijen, Blimbing, Kota Malang, FR (32) selaku mantan karyawan Danamon DSP Unit Kepanjen Pasuruan dari Kedung Wonorejo Timur, Prambon, Sidoajo, IH (37) selaku pegawai Danamon Unit DSP Nongkojajar Pasuruan dari Sukabumi, Mayangan, Kota Probolinggo, dan P (37) dari Perum Karya Bhakti Kencana Asri, Pasuruan.
Lima tersangka lainnya berasal dari debitur yakni AAB (otak pembobolan bersama pimpinan PT Bank Danamon Pasuruan/AA), lalu H (30), warga Kalirejo, Bangil, Pasuruan, AR (31), warga Kauman, Bangil, MI (30), asal Beji, Pasuruan; dan MF (30), warga Kelurahan Pogar, Bangil, Pasuruan.
"Dua dari 15 tersangka yang merupakan otak pembobolan ditahan di Mapolda Jatim yakni AA (42) yang beralamat di Jl Karimata Gang Avon 2, Sumbersari, Jember, dan AAB (35) yang merupakan pengusaha properti asal Jl Bader, Kelurahan Kalirejo, Bangil, Pasuruan," katanya.
Barang bukti yang disita dari PT Bank Danamon Pasuruan antara lain buku kebijakan kredit PT Bank Dnamon, SK Pengangkatan Karyawan PT Bank Danamon, 68 bendel berkas kredit DP-200 PT Bank Danamon Cluster Pasuruan dan 72 bundel sertifikat hak milik (SHM).
Sementara itu, barang bukti yang disita dari tersangka AAB di antaranya tabungan BCA atas nama berinisial RJJ, HNR, MF, HL, AR, M dan IF. Satu bundel bukti transaksi, surat perjanjian Fidusia, satu bundel sertifikat (SHM) nomor 2243 di Kelurahan Rejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, dan satu bundel slip penyetoran Bank Mega.
"Atas perbuatan itu, para tersangka dijerat Pasal 49 Ayat 1 dan atau Pasal 2 UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana diubah dengan UU Nomor 10 Tahun 1998 dengan ancaman hukuman penjara delapan tahun dan denda paling besar Rp100 miliar," katanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembobolan diduga dilakukan teller semenjak tahun 2015 silam.
Baca SelengkapnyaMobil pengisian ATM iyu dirampok di atas fly over Jalan By Pass, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Selasa (27/8).
Baca SelengkapnyaDugaan tersebut mencuat setelah pihak PT Pool Advista Finance Tbk (POLA) melaporkan BVS ke Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya).
Baca SelengkapnyaPelaku menawarkan program Bank BUMN fiktif kepada nasabah.
Baca SelengkapnyaSaat beraksi, pelaku membawa pisau untuk mengancam korban kemudian menutup mata korbannya dengan lakban.
Baca SelengkapnyaDalam kasus tersebut, Kejagung telah menetapkan seorang tersangka yakni Surya Darmadi yang saat ini sudah diputus di pengadilan.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mengembangkan kasus perampokan toko jam tangan mewah di kawasan PIK 2, Tangerang. Mereka mendalami keterlibatan pegawai toko.
Baca SelengkapnyaKomplotan ini memiliki berbagi peran. Si wanita mengawasi korban di dalam bank dan lainnya mengeksekusi setelah diberi kode oleh tersangka wanita.
Baca SelengkapnyaPenyidik Kejagung juga menetapkan lima tersangka korporasi terkait korupsi dan TPPU di kasus mafia minyak goreng
Baca SelengkapnyaMeski sudah mengembalikan uang, 2 tersangka tetap diproses hukum.
Baca SelengkapnyaSelama melakukan penggeledahan, dua petugas polisi bersiaga di depan pintu masuk gedung.
Baca SelengkapnyaPenyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyita sejumlah uang tunai dan barang bukti elektronik Menteri Abdul Halim Iskandar
Baca Selengkapnya