Polda Papua antisipasi sistem noken saat Pilkada karena rawan konflik
Merdeka.com - Polda Papua menyiapkan sejumlah langkah antisipasi konflik saat Pilkada serentak 2018 nanti. Sebab, masih terdapat kabupaten di wilayah Pegunungan Tengah Papua dengan tingkat kerawanan cukup tinggi.
"Jadi begini di sana itu ada kan sistem noken, noken ini yang perlu kita antisipasi, karena kita belajar dari peristiwa Pilkada 2017, dari satu kota dan 10 Kabupaten itu ada lima kabupaten yang PSU dan terjadi konflik yang berkepanjangan dan itu merugikan kita semua," ujar Kabid Humas Polda Papua, Kombes A.M Kamal di Kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (17/1).
Untuk sistem noken adalah pemilihan suara sebuah komunitas berdasarkan perintah kepala sukunya atau dikenal dengan istilah Big Man.
-
Bagaimana cara masyarakat memilih pemimpin? Pilkada dilakukan secara langsung oleh masyarakat melalui pemungutan suara. Setiap pemilih memberikan suaranya untuk memilih pasangan calon yang dianggap paling mampu dan sesuai dengan aspirasi mereka dalam memimpin daerah tersebut.
-
Bagaimana masyarakat memilih pemimpin? Dalam Pilkada, masyarakat memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin yang dianggap paling cocok untuk memimpin dan mengelola daerah mereka. Pemimpin yang dipilih melalui Pilkada diharapkan dapat menjadi perwakilan dari keinginan dan aspirasi masyarakat, serta mampu memenuhi kebutuhan dan harapan mereka.
-
Apa arti Pemilu? Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Pemilu atau Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa itu Pemilu? Pemilu adalah sarana penyelenggaraan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
Dengan adanya sistem tersebut yang sampai saat ini masih dipegang oleh masyarakat Papua, justru sistem tersebut bisa menimbulkan atau menyebabkan konflik di daerah yang memang dianggap rawan oleh pihaknya.
"Di Intan Jaya itu ada 4 orang meninggal, di Puncak Jaya ada 7 orang meninggal. Belum kerugian materiil baik perkantoran ataupun rumah. Bahkan luka di Intan Jaya sampai 106. Kapolda, jajaran dan Kasdam waktu itu ada di sana. Termasuk anggota kita juga kena luka panah. Karena kita beras di tengah-tengah masyarakat," ujarnya.
Oleh karena itu, Polda Papua melakukan pendekatan terhadap tokoh masyarakat yang ada di Papua, agar tak terjadi konflik yang berkepanjangan. Dirinya juga yakin terhadap masyarakat Papua bisa memilih calon pemimpin yang benar tanpa harus melalui sistem noken.
"Nah ini yang tidak kita harapkan, maka dari itu langkah yang dilakukan oleh pak Kapolda berupaya dengan seluruh tokoh masyarakat untuk menekan terjadi gangguan Kamtibmas. Yakinkan kepada masyarakat, ajak masyarakat untuk bahwa kita akan memilih calon pemimpin yang terbaik dari orang-orang yang baik yang ada di masing-masing kabupaten ataupun di provinsi Papua," tandasnya.
Seperti diketahui, Petahana Lukas Enembe dan Klemen Tinal akan ditantang oleh pasangan John Wempi Wetipo dan Habel Melkias Suwae, yang menjadi calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua.
Sebenarnya, ada satu pasang calon lagi, yakni Ones Pahabol dan Petrus Yoram Mambai. Namun, KPU Provinsi Papua menolak pendaftaran calon ini karena alasan kelengkapan syarat.
Pasangan Lukas Enembe dan Klemen Tinal merupakan petahana sejak April 2013. Keduanya diusung oleh sembilan partai politik dengan total 42 kursi DPRD Papua, yakni Partai Demokrat 16 kursi, Partai Golkar 6 kursi, Partai Hanura 5 kursi, PKB 5 kursi, Partai Nasdem 3 kursi, PKS 3 kursi, PAN 2 kursi, PKPI 2 kursi, dan PPP 1 kursi. Pasangan ini telah mendaftarkan diri ke KPU Provinsi Papua pada hari kedua pendaftaran calon, Selasa (9/1).
Sementara itu, pasangan Ones Pahabol dan Petrus Yoram Mambai yang hanya oleh diusung dua partai politik dengan total jumlah 13 kursi yakni PDI Perjuangan 6 kursi dan Partai Gerindra 7 kursi. Pasangan ini mendaftarkan diri ke KPU Provinsi Papua pada hari ketiga pendaftaran calon, Rabu (10/1).
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sistem pemilihan tanpa menggunakan kotak suara ini merupakan bagian dari upaya melestarikan kebudayaan lokal
Baca SelengkapnyaTemuan 12 daerah rawan konflik ini berdasarkan hasil pemetaan Polda Papua.
Baca SelengkapnyaBawaslu mencatat Papua menjadi lokasi awan dalam tahapan Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaData Perludem ada 21 PHPU di Papua Tengah yang didaftarkan ke MK
Baca Selengkapnya1.297 TPS di Tanah Papua Belum Pemungutan Suara, Ini Penyebabnya
Baca Selengkapnyajenazah disemayamkan di rumah duka keluarga masing-masing di SP 1 dan SP 2 Mimika.
Baca SelengkapnyaSelain Papua, yang menjadi konsen TNI dalam pengamanan pada Pilkada nanti yakni di Aceh.
Baca SelengkapnyaJawa Tengah menjadi salah satu titik rawan Pilkada 2024, KPU beberkan sejumlah faktornya.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Hasyim dalam sidang panel satu Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pileg 2024 di Gedung I MK RI, Jakarta, Jumat (3/5).
Baca SelengkapnyaSetiap Pilkada menghadirkan berbagai dinamika politik, mulai dari proses pencalonan, kampanye, hingga hari pemungutan suara.
Baca SelengkapnyaSuku ini merupakan salah satu marga etnis Minangkabau yang masih berkerabat dengan Suku Koto yang membentuk Adat Katumanggungan.
Baca SelengkapnyaPilkada dan Pemilu sebenarnya sama-sama kegiatan pemilihan wakil rakyat yang digelar oleh pihak KPU. Namun ternyata keduanya memiliki perbedaan.
Baca Selengkapnya