Polisi akan izin keluarga sebelum otopsi korban ospek ITN Malang
Merdeka.com - Polda Jawa Timur akan meminta izin otopsi kepada keluarga Fikri Dolasmantya Surya, mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, yang menjadi korban ospek dalam waktu dekat ini. Polisi butuh otopsi untuk mengungkap kasus kematian mahasiswa baru jurusan Planologi asal Mataram tersebut.
"Dalam waktu dekat, kami akan kembali meminta izin kepada keluarga korban untuk otopsi jasad Fikri. Kami berharap diberi izin pihak keluarga agar mempermudah pengungkapan kasus tersebut," terang Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Awi Setiyono, Kamis (12/12).
Sebelumnya, Awi melanjutkan, polisi sempat meminta izin tapi tidak disetujui. "Sebelumnya keluarga korban sempat memberi pernyataan menolak jasad Fikri untuk di otopsi, untuk itulah kami akan kembali mengajukan izin tersebut."
-
Apa yang diminta polisi ke korban? Setelah itu, ia melaporkan peristiwa tersebut ke polsek terdekat. Beberapa hari kemudian, ia iseng melihat forum jual beli di media sosial Facebook. Tanpa sengaja, ia menemukan ada akun yang menjual motornya. Keesokan harinya, ia melaporkan hal itu ke Polsek. Namun, seusai membuat laporan, ia dimintai uang oleh anggota kepolisian untuk beli bensin dan makan.
-
Kenapa keluarga korban minta pelaku dipenjara? 'Kalau misal ada undang-undangnya saya minta untuk dipenjarakan saja. Biar ada efek jera. Karena itu anak telah melakukan kejadian yang sangat brutal,'
-
Bagaimana cara keluarga APD dan pelaku mencapai kesepakatan? 'Orangtua pelaku juga sudah membuat kesepakatan dengan kami ada poin yaitu membantu biayanya pengobatan anak sampai dirinya sembuh dan ada nominal yang sudah disepakati hanya saja tidak pantas saya sebutkan,' imbuhnya.
-
Kenapa keluarga AFK melapor ke polisi? 'Kami harap kasus ini diproses karena ada dugaan kelalaian oleh petugas sunat,' ungkap kuasa hukum keluarga korban Fitriyadi, Rabu (29/11).
-
Apa permintaan Ahmad Sahroni terkait kasus ini? Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta, agar pihak kepolisian segera menjerat pelaku dengan pasal pembunuhan berencana.
-
Siapa yang minta perguruan tinggi verifikasi data KIP Kuliah? Oleh karena itu, Suharti meminta perguruan tinggi untuk segera melakukan identifikasi dan verifikasi data mahasiswa penerima KIP Kuliah yang sedang berjalan atau belum menerima KIP Kuliah pada semester genap 2023/2024, serta berkoordinasi dengan Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek untuk memproses pencairan.
Jika keluarga memberikan izin, kata Awi, polisi segera bertindak cepat, agar bisa diketahui pasti bagaimana korban dibunuh dan bagaimana cara membunuhnya. "Tim dari Laboratorium Forensik dan Biddokes Polda Jatim siap diturunkan untuk melakukan otopsi jasad Fikri," terang Awi.
Untuk sementara ini, polisi masih terus mendalami kasus kematian Fikri dengan mengumpulkan sejumlah bukti, di antaranya saksi dari kalangan mahasiswa, hingga sejumlah saksi ahli. "Gelar perkara juga beberapa kali dilakukan di Mapolres Malang," katanya.
Polisi sendiri telah memeriksa empat mahasiswa ITN Malang, yang diduga mengetahui persis bagaimana kronologi tewasnya Fikri. Keempat mahasiswa itu dari kalangan peserta dan panitia Kemah Bakti Desa (KBD) di kawasan Goa China, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
"Keempatnya berada di lokasi kejadian, dan melihat langsung bagaimana korban meninggal dunia," terang Awi.
Informasi yang dihimpun kepolisian, atas kasus ini, kampus telah menjatuhkan sanksi kepada 110 mahasiswa panitia KBD sesuai porsi kesalahannya. Ada empat jenis hukuman diberikan, skors dua semester, skors satu semester, pembatalan mata kuliah, dan surat peringatan (SP).
Selain memberi sanksi panitia dari kalangan mahasiswa, kampus juga memberhentikan Ketua Jurusan Planologi ITN, Ibnu Sasongko dan sekretarisnya, Arief Setiyawan. Keduanya dinilai lalai dalam mengawasi panitia KBD sehingga menewaskan seorang mahasiswa baru.
Sementara Paman korban, Muhammad Nurhadi, seperti yang diinformasikan polisi, mengaku mengetahui langsung kondisi jenazah Fikri di kamar jenazah Rumah Sakit Saiful Anwar Malang. Beberapa jam setelah Fikri meninggal, Nurhadi melihat lidah keponakannya itu menjulur dan tergigit, bola mata kanan penuh darah, dan alat kelaminnya mengeluarkan sperma.
Merujuk pada hasil visum dokter forensik menyebut tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di sekujur tubuh korban dan keluarga pun tidak melayangkan protes. Terlebih pihak kampus menerangkan kalau Fikri meninggal karena kelelahan, saat mengikuti Kemah Bakti Desa di Goa China, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang pada 9 hingga 12 Oktober lalu. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keluarga dari korban yang meninggal di Kali Bekasi, Jawa Barat, diminta membawa alat pribadi
Baca SelengkapnyaPenyidik akan mereview kembali temuan dengan fakta yang didapat dari lapangan.
Baca SelengkapnyaKapolda yakin proses autopsi awal telah dilakukan secara profesional.
Baca SelengkapnyaPolisi juga melakukan olah TKP kembali untuk mendapatkan benang merah dari fakta-fakta yang diperoleh penyidik.
Baca SelengkapnyaEkshumasi dilakukan sesuai dengan harapan dan permintaan dari keluarga Afif Maulana.
Baca SelengkapnyaPihak warga juga berharap agar Polda Sumbat segera mengungkap kasus secepatnya, dan menangkap pelaku.
Baca SelengkapnyaJasad korban kemudian akan langsung di terbangkan ke Sulawesi Utara melalui Bandara Soekarno-Hatta.
Baca SelengkapnyaEkshumasi dilakukan untuk mendapatkan kepastian mengenai penyebab kematian Afif Maulana.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga meminta dorongan dari DPR RI agar dilakukan ekshumasi atau pembongkaran kubur.
Baca SelengkapnyaPermintaan itu disampaikan LBHAP PP Muhammadiyah yang telah mendapat kuasa dari orang tua Afif Maulana.
Baca SelengkapnyaDugaan intervensi itu sebelumnya dilakukan anggota Polrestabes Semarang, sebagaimana disampaikan keluarga GRO.
Baca Selengkapnya