Polisi Antisipasi Aksi Massa saat Putusan MK Disusupi Perusuh
Merdeka.com - Polisi mengantisipasi aksi massa disusupi jelang putusan sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK). Untuk itu aparat berupaya untuk melakukan pencegahan agar tak terjadi benturan.
"Kalau kemungkinan-kemungkinan ada mas. Tapi terus dilakukan upaya-upaya pencegahan dan deteksi aksi bersama antara petugas dengan korlap," kata Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Rabu (26/6).
Dedi juga mengimbau supaya masyarakat tenang dan tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. "Masyarakat tetap tenang, silakan menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Khusus bagi masyarakat yang akan menyampaikan aspirasinya (massa aksi) tetap pada koridor hukum dan menjaga kondusifitas keamanan Jakarta," imbaunya.
-
Kenapa polisi gencar jaga Kamtibmas menjelang pemilu? 'Pentingnya menjaga ketertiban umum (Kamtibmas) demi kelancaran Pemilu yang damai. Kegiatan sosialisasi dilakukan setelah salat Isya kemarin,' kata Bagus, Rabu (10/1)
-
Siapa yang memimpin pengamanan sidang MK? Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menyampaikan persiapan pertama yakni rekayasa lalu lintas sekitar Gedung MK di Jalan Merdeka Barat yang bersifat situasional
-
Apa saja yang harus dilakukan masyarakat untuk menjaga kerukunan di pemilu? Terakhir, akan dijelaskan cara menjaga kerukunan dalam pemilu bagi masyarakat. Selain pemerintah, masyarakat juga harus aktif dalam menegakkan toleransi selama pelaksanaan pemilu. Berikut cara menjaga kerukunan dalam pemilu bagi masyarakat, bisa dipraktikkan: 1. Menjaga Komunikasi yang Positif: Masyarakat dapat memastikan bahwa komunikasi dengan sesama warga negara tetap positif dan hormat meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
-
Siapa yang dilarang MK terlibat dalam sengketa Pilpres? Juru Bicara Mahkamah Konstitusi (MK) Fajar Laksono menegaskan, sidang perdana sengketa pilpres 2024 yang akan digelar perdana esom hari hanya dihadiri depalan hakim MK tanpa Anwar Usman.
-
Dimana sidang MK tentang sengketa Pilpres? Sidang lanjutan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) dalam sengketa Pilpres 2024, akan memasuki hari ketujuh, Jumat (5/4).
-
Apa isi putusan MK terkait Pilpres? MK menolak seluruh permohonan kubu 01 dan 03. Meski begitu ada tiga hakim yang memberi pendapat berbeda.
Pengamanan dari pihak Kepolisian telah disiapkan dengan matang. Bahkan pengamanan pun direncanakan untuk kemungkinan terburuk. "Secara umum sudah dipersiapkan secara matang mas," katanya.
"SOP pengamanan kegiatan masyarakat bahwa aparat keamanan tidak dibekali senjata api dan peluru tajam," tambahnya.
Sebelumnya, menjelang putusan sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK) pada Kamis, 27 Juni 2019 mendatang, pengamanan dari pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah disiapkan dengan matang. Bahkan pengamanan pun direncanakan untuk kemungkinan terburuk.
"Secara umum sudah dipersiapkan secara matang," kata Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Rabu (26/6).
"Iya betul mas. SOP pengamanan kegiatan masyarakat bahwa aparat keamanan tidak dibekali senjata api dan peluru tajam," lanjut Dedi kala ditanya mengenai apakah telah mempersiapkan situasi terburuk.
Dedi menyampaikan, ada sebanyak 13 ribu personel keamanan yang diterjunkan di sekitar MK. Total ada 47 ribu personel keamanan yang tersebar, terdiri dari 28 ribu personel polisi, 17 ribu personel TNI, dan 2 ribu dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta.
"13 Ribu personel pengamanan di MK dari total 47 ribu yang terdiri dari Polri 28 ribu, TNI 17 ribu, Pemda 2 ribu. Rekayasa arus lalin tergantung situasi di lapangan," sampai Dedi.
Dedi juga menyampaikan, personel keamanan hanya dibekali tameng, gas air mata serta water cannon. "Untuk senjata hanya untuk pleton anti-anarkis yang penggunaannya oleh Kapolda langsung," katanya.
Sampai pagi ini, kata Dedi, sudah ada tiga elemen masyarakat yang menyampaikan pemberitahuan akan menyelenggarakan aksi di sekitar Monas.
"Sampai dengan pagi ini, baru tiga elemen masyarakat yang mengirim surat pemberitahuan akan laksanakan giat dengan massa kurang lebih 1000 orang dan lokasi di sekitar Monas. Untuk di depan Gedung MK tetap dilarang," ujar Dedi.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengendara diminta cari jalan alternatif lain guna menghindari potensi kemacetan saat putusan sengketa Pilpres 2024 di MK.
Baca SelengkapnyaMasyarakat yang akan melintas di sekitar Monas untuk mencari jalan alternatif lainnya karena akan ada aksi penyampaian pendapat di Patung Kuda.
Baca SelengkapnyaPolisi berharap persidangan MK bisa menjadi khidmat tidak diganggu suara dari mobil komando.
Baca SelengkapnyaSebelum pengamanan dimulai telah dilakukan pengecekan untuk memastikan tidak ada senpi yang dibawa anggota.
Baca SelengkapnyaFadil menyebut telah memproyeksikan akan adanya peningkatan eskalasi massa.
Baca SelengkapnyaSebanyak ribuan personel dikerahkan termasuk tim K-9 dari Ditpolsatwa Korsabhara Baharkam Polri.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Siapkan Mitigasi Keamanan saat MK Umumkan Putusan Sengketa Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaSebanyak 400 personel akan disiagakan saat sidang sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaTerlihat Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol. Susatyo Purnomo Condro memimpin langsung upaya pembubaran massa.
Baca SelengkapnyaKapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan, 3.286 personel gabungan disebar di sekitar Patung Kuda dan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya akan melaksanakan proses pengamanan di Gedung MK pada kegiatan tersebut.
Baca SelengkapnyaPengerahkan pasukan pengamanan ini dilakukan untuk mengantisipasi kedatangan massa demonstran di tengah pembacaan putusan etik terhadap 9 hakim MK.
Baca Selengkapnya