Polisi bantah intimidasi mahasiswa karena Lentera tulis sejarah PKI
Merdeka.com - Kapolres Salatiga AKBP Yudho Hermanto membenarkan telah melakukan pemeriksaan terhadap tiga mahasiswa Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga yang menulis sejarah korban tragedi 1965 di majalah Lentera.
Namun, Yudho buru-buru menepis adanya upaya kriminalisasi atau memproses hukum terhadap tiga mahasiswa yakni Pemimpin Umum Arista Ayu Ananda, Pemimpin Redaksi Bima Satria Putra dan Bendahara Septi Dwi Astuti.
"Kalau penegakan hukum saya tidak akan gunakan intel saat memanggil mereka. Saya akan gunakan reserse saya suruh menangkap mereka," tegas Kapolresta Salatiga AKP Yudho Hermanto kepada merdeka.com Senin (19/10).
-
Bagaimana cara Komisi III agar polisi bisa tegas? “Dua sikap yang penting bagi jajaran di lapangan; tegas dan humanis. Berikan pelayanan yang maksimal untuk masyarakat dan tegas dalam menegur yang menyalahi aturan,“ demikian Sahroni.
-
Siapa yang dituduh sebagai orang ketiga? Ia menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk menyalahkan Salshabilla Adriani, seorang artis muda lainnya, yang disebut-sebut sebagai orang ketiga dalam hubungan mereka.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Apa yang diminta Komisi III kepada Polisi? Kebijakan Kapolri ini pun lantas turut mendapat dukungan dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Namun meski begitu, politikus Partai NasDem ini mewanti-wanti para jajaran yang bertugas saat Nataru 2024, agar tetap tegas dalam menegur masyarakat yang membahayakan dalam berkendara.
-
Apa yang terjadi di Trisakti? Pasalnya, sejumlah mahasiswa tewas dalam unjuk rasa tersebut.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
Yudho menjelaskan, pemanggilan dan pemeriksaan terhadap tiga mahasiswa aktivis pers kampus itu setelah melakukan rapat dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kota Salatiga, Jawa Tengah.
"Sebelum melangkah kita sudah bersama-sama mengkomunikasikan dengan Forkompimda diantaranya dengan Pak Walikota, Dandim dan Ketua DPRD. Kita rapat pada Jumat (16/10) sampai larut malam di Kantor Balaikota Salatiga," jelasnya.
Dia menuturkan, rapat itu membicarakan terbitnya Majalah Lentera dan gejolak di masyarakat setelah 500 eksemplar terbitan LPM UKSW Kota Salatiga disebar di luar kampus. "Banyak masyarakat yang komplain dan melakukan protes terkait penerbitan majalah tersebut. Judulnya 'Salatiga Kota Merah'. Yang bereaksi dari berbagai macam kalangan," ungkapnya.
Yudho menjelaskan proses pemanggilan terhadap tiga mahasiwa itu ditemani beberapa pejabat civitas akademik UKSW Kota Semarang. "Mereka (tiga mahasiswa) diperiksa ditemani Dekan, Pembantu Rektor dan Pak Rektor," ucapnya.
Dia menegaskan, polisi tidak ada upaya pembredelan terhadap majalah Lentera setelah munculnya terbitan ketiga berjudul Salatiga Kota Merah. "Wong barang buktinya majalah saja belum kita pegang dan kita terima. Masak mau membredel. Nggak bener itu," ucapnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tindakan intimidasi tentunya sangat disayangkan, untuk membuat video yang intinya mendukung pemerintah.
Baca SelengkapnyaKetua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Abdullah Latopada merespons tagar #SantriMenolakPolisi yang viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKabarhakam memastikan apa yang dilakukan pihaknya sesuai dengan ketentuan dan aturan.
Baca SelengkapnyaKendati mendapat intervensi, para mahasiswa tetap berjuang mengungkap kebenaran demi nama baik kampus.
Baca SelengkapnyaKapolres menyebut video itu untuk menjatuhkan institusi Polri dan memecah belah TNI-Polri.
Baca SelengkapnyaAksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Baca SelengkapnyaPara mahasiswa di Ibu kota tersebut menyatakan siap adu argumentasi dengan Prabowo
Baca SelengkapnyaKapolda memastikan semua mahasiswa yang sempat diamankan sudah dibebaskan.
Baca SelengkapnyaMiliter ada di belakang aksi-aksi mahasiswa pasca G30S/PKI. Ini pengakuan para jenderal saat itu.
Baca SelengkapnyaPolisi menyita tiga bendera Bintang Kejora yang memantik terjadinya pengepungan Asrama Mahasiswa Papua Cendrawasih IV Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaKuasa hukum korban menegaskan, pelaporan yang dilayangkan ke Polda Metro Jaya sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan proses pemilihan rektor Universitas P
Baca SelengkapnyaKapolri tidak mentolerir segala bentuk tindakan premanisme dan anarkis.
Baca Selengkapnya