Polisi Belum Bisa Temukan Penyebar Selebaran Provokatif di Bali
Merdeka.com - Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose menyampaikan, akan tetap meminta untuk menyelidiki dan mengusut pelaku penyebaran selembaran provokatif dengan kata-kata menjarah Bali, beberapa hari lalu.
"Kita tetap melakukan penyelidikan. Tetapi seperti yang saya katakan orang coba untuk memprovokasi Bali. Bali sekarang dalam keadaan sulit, kita lihat tingkat ekonomi dari minus 11, sekarang minus 10," kata Petrus, saat usai memantau jalannya unjuk rasa di depan Kampus Universitas Udayana, Kamis (22/10).
Ia juga menyampaikan, saat ini Bali memiliki sejumlah permasalahan terutama Covid-19. Kendati, angka kesembuhan sudah mulai naik.
-
Siapa yang mengalami masalah kesehatan di Bali? Pongki menjelaskan bahwa keputusan tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan istrinya. 2 Sophie mengalami masalah kesehatan, namun setelah pindah ke Bali, kesehatannya sangat membaik dan kini sudah pulih sepenuhnya.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi di Bali? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa saja penyakit kritis yang meningkat? Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik (jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, dan lainnya) di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di tahun 2022.
-
Kenapa kasus kanker di Indonesia meningkat? Meningkatnya Jumlah Kanker di Indonesia Terjadi Akibat Gaya Hidup Kebaratan Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penerapan gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara barat menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker.
"Tetapi yang paling saya yakinkan untuk dijaga adalah keselamatan rakyat, keselamatan masyarakat. Jadi, bukan bagaimana kita untuk mencari pelaku dan tetap kita usut dan tetap kita pantau, kita juga monitor dalam kegiatan. Tetapi, selama tujuannya memprovokasi dan menyebarkan rasa ketakutan, itu tidak membuat gentar saya," ujarnya.
Ia juga menyampaikan, terimakasih kepada masyarakat dan para pengunjuk rasa yang telah membubarkan diri sesuai aturan. Kemudian, juga tidak terprovokasi dengan adanya edaran-edaran tak bertanggung jawab.
"Saya juga terimakasih kepada pengunjuk rasa bahwa mereka sudah membubarkan diri sesuai dengan aturan sebelum jam 6 sore," ujarnya.
Sementara, di tempat yang sama Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Syamsi menerangkan, bahwa pihaknya belum menemukan siapa membuat selembaran berisi imbauan penjarahan yang ditempel di sejumlah sudut Kota Denpasar. Selain itu, belum ada satu pihak pun yang dicurigai membuat selembaran itu. Sehingga, polisi belum ada saksi yang bisa diperiksa.
"Kita bukan bicara curiga-curiga. Kita bicara fakta. Belum ada (saksi). Karena itu sudah terpasang. Kita istilahnya belum ketemu," ujar Syamsi.
Selain itu, pihaknya juga sudah mengklarifikasi Aliansi Bali Tidak Diam dan mereka tak pernah membuat selembaran provokasi itu. Kemudian, untuk di sekitar penempelan selembaran pihaknya tak menemukan CCTV terdekat.
"Dari pihak mereka sudah diklarifikasi tak ada. Ternyata bukan mereka yang buat.Tidak ada CCTV kita tidak temukan," ujar Syamsi.
Seperti diberitakan, sebuah selembaran bertuliskan kata-kata provokatif tertempel di tiang listrik di depan Kantor DPD Partai Demokrat Provinsi Bali, Jalan Ir Juanda, Renon, Kota Denpasar, Bali, Rabu (21/10).
Selembar itu bertuliskan, "Aksi Nasional Bergerak Bersama Batalkan Omnibuslaw. Bersama Rakyat Bali Bergerak Mari Kita Kumpul Untuk Melakukan Aksi Unjuk Rasa Terhadap Pemerintah, Serang Hancurkan, Jarah dan Bakar".
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Temuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri menyinggung pengelolaan pariwisata Bali yang tidak terkontrol.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaKemenparekraf memiliki tugas penting agar wisatawan juga mengenal Bali secara luas.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaPenyakit Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA tengah menjadi ancaman di Indonesia, khususnya warga sekitar Jakarta.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaHal ini kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi imigrasi untuk mengidentifikasi lokasi, waktu maupun pelaku kejadian.
Baca Selengkapnya