Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Polisi Belum Bisa Temukan Penyebar Selebaran Provokatif di Bali

Polisi Belum Bisa Temukan Penyebar Selebaran Provokatif di Bali Selebaran provokatif di depan kantor DPD Demokrat Bali. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose menyampaikan, akan tetap meminta untuk menyelidiki dan mengusut pelaku penyebaran selembaran provokatif dengan kata-kata menjarah Bali, beberapa hari lalu.

"Kita tetap melakukan penyelidikan. Tetapi seperti yang saya katakan orang coba untuk memprovokasi Bali. Bali sekarang dalam keadaan sulit, kita lihat tingkat ekonomi dari minus 11, sekarang minus 10," kata Petrus, saat usai memantau jalannya unjuk rasa di depan Kampus Universitas Udayana, Kamis (22/10).

Ia juga menyampaikan, saat ini Bali memiliki sejumlah permasalahan terutama Covid-19. Kendati, angka kesembuhan sudah mulai naik.

"Tetapi yang paling saya yakinkan untuk dijaga adalah keselamatan rakyat, keselamatan masyarakat. Jadi, bukan bagaimana kita untuk mencari pelaku dan tetap kita usut dan tetap kita pantau, kita juga monitor dalam kegiatan. Tetapi, selama tujuannya memprovokasi dan menyebarkan rasa ketakutan, itu tidak membuat gentar saya," ujarnya.

Ia juga menyampaikan, terimakasih kepada masyarakat dan para pengunjuk rasa yang telah membubarkan diri sesuai aturan. Kemudian, juga tidak terprovokasi dengan adanya edaran-edaran tak bertanggung jawab.

"Saya juga terimakasih kepada pengunjuk rasa bahwa mereka sudah membubarkan diri sesuai dengan aturan sebelum jam 6 sore," ujarnya.

Sementara, di tempat yang sama Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Syamsi menerangkan, bahwa pihaknya belum menemukan siapa membuat selembaran berisi imbauan penjarahan yang ditempel di sejumlah sudut Kota Denpasar. Selain itu, belum ada satu pihak pun yang dicurigai membuat selembaran itu. Sehingga, polisi belum ada saksi yang bisa diperiksa.

"Kita bukan bicara curiga-curiga. Kita bicara fakta. Belum ada (saksi). Karena itu sudah terpasang. Kita istilahnya belum ketemu," ujar Syamsi.

Selain itu, pihaknya juga sudah mengklarifikasi Aliansi Bali Tidak Diam dan mereka tak pernah membuat selembaran provokasi itu. Kemudian, untuk di sekitar penempelan selembaran pihaknya tak menemukan CCTV terdekat.

"Dari pihak mereka sudah diklarifikasi tak ada. Ternyata bukan mereka yang buat.Tidak ada CCTV kita tidak temukan," ujar Syamsi.

Seperti diberitakan, sebuah selembaran bertuliskan kata-kata provokatif tertempel di tiang listrik di depan Kantor DPD Partai Demokrat Provinsi Bali, Jalan Ir Juanda, Renon, Kota Denpasar, Bali, Rabu (21/10).

Selembar itu bertuliskan, "Aksi Nasional Bergerak Bersama Batalkan Omnibuslaw. Bersama Rakyat Bali Bergerak Mari Kita Kumpul Untuk Melakukan Aksi Unjuk Rasa Terhadap Pemerintah, Serang Hancurkan, Jarah dan Bakar".

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
43 Kasus Covid-19 Ditemukan di Bali, Warga Diimbau Terapkan Prokes
43 Kasus Covid-19 Ditemukan di Bali, Warga Diimbau Terapkan Prokes

Temuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Usai Libur Nataru, Kemenkes: Masih Level Aman
Kasus Covid-19 Naik Usai Libur Nataru, Kemenkes: Masih Level Aman

Peningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Megawati Kritik Pariwisata Bali Amburadul, Begini Respons Koster
Megawati Kritik Pariwisata Bali Amburadul, Begini Respons Koster

Megawati Soekarnoputri menyinggung pengelolaan pariwisata Bali yang tidak terkontrol.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat

Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.

Baca Selengkapnya
Bukan Kelebihan Wisatawan, Tapi Bali Sedang Alami Kondisi Ini
Bukan Kelebihan Wisatawan, Tapi Bali Sedang Alami Kondisi Ini

Kemenparekraf memiliki tugas penting agar wisatawan juga mengenal Bali secara luas.

Baca Selengkapnya
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir

Terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kemenkes Sebut Pasien ISPA 200.000 per Agustus, Tegaskan Tak Sepenuhnya Salah Polusi
VIDEO: Kemenkes Sebut Pasien ISPA 200.000 per Agustus, Tegaskan Tak Sepenuhnya Salah Polusi

Penyakit Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA tengah menjadi ancaman di Indonesia, khususnya warga sekitar Jakarta.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1
Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1

Hingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.

Baca Selengkapnya
Marak Kasus Bule Arogan Viral di Bali, Imigrasi Denpasar Perkuat Konsolidasi
Marak Kasus Bule Arogan Viral di Bali, Imigrasi Denpasar Perkuat Konsolidasi

Hal ini kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi imigrasi untuk mengidentifikasi lokasi, waktu maupun pelaku kejadian.

Baca Selengkapnya