Polisi belum terima laporan soal camilan 'Bikini'
Merdeka.com - Camilan bihun kekinian (Bikini) yang mengundang kontroversi belum ditindaklanjuti kepolisian. Sebab camilan yang menampilkan kemasan vulgar itu belum ada yang melapor.
Hal itu disampaikan Kapolda Jabar Irjen Pol Bambang Waskito saat ditemui di Balai Kota, Kota Bandung, Jumat (5/8).
"Belum (ada laporan), ya sudah itu saja," kata jenderal polisi bintang dua itu.
-
Kenapa polisi belum bisa pastikan motif pembunuhan? Awaluddin mengaku belum bisa memastikan kasus tersebut apakah pembunuhan atau perampokan. Ia menegaskan saat ini personel sedang melakukan penyelidikan.
-
Apa yang membuat Bhabinkamtibmas curiga? “Dalam perekrutan tersebut, saya mencium bau yang tidak sedap. Jadi di dalam perekrutan tersebut, anak saya nilainya bagus namun digeser dengan kuota khusus,“ ujarnya. “Saya ngga mengerti apa syarat dari kriteria khusus,“ lanjutnya.
-
Kenapa BP2MI membantah informasi itu? 'Itu hoaks dan tidak benar, kami di lembaga BP2MI tidak pernah mengeluarkan program bantuan sosial kepada Pekerja Migran Indonesia seperti informasi yang beredar,' kata Wahyuningrum atau yang akrab disapa Yayuk, dikutip dari situs bp2mi.go.id, Senin (4/12).
-
Bagaimana polisi tangani kasus? “Rencananya penyidik akan melakukan pemeriksaan lanjutan saksi dari hari kemarin. Rencananya hari ini tiga orang saksi dilakukan pemeriksaan kembali,“ singat Kasie Humas Polres Tangsel, Iptu Wendi Afrianto, Jumat.
-
Siapa yang diduga merintangi penyidikan kasus Vina Cirebon? Polisi dalami dugaan orang tua Pegi Setiawan alias Pegi alias Perong alias Robi Irawan melakukan obstruction of justice atau merintangi penyidikan dalam kasus pembunuhan sepasang kekasih Vina dan Rizky (Eky) yang terjadi di Cirebon Kota, Jawa Barat pada 2016 silam.
-
Gimana alibi didukung? Saksi, catatan CCTV, atau bukti lainnya dapat menjadi elemen yang memperkuat alibi.
Menurut Bambang, polisi tidak bisa gegabah menindaklanjuti sesuatu yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Untuk diketahui, camilan bikini ini memang belum diketahui pasti tempat produksi dan peredarannya.
Camilan yang menampilkan ilustrasi tubuh wanita secara vulgar dengan petunjuk 'remas aku' hanya dijual lewat online.
"Ini mau dirapatkan dulu enggak usah buru-burulah, ini kan proses, jadi perlu waktu gitu loh. Kita jangan memutuskan sesuatu yang buru-buru yang tidak didasari dengan fakta yang ada gitu, nanti malah salah masyarakat menerima informasi yang tidak benar gitu," ucapnya.
Dia melanjutkan, polisi tidak tinggal diam atas temuan kemasan camilan yang memang membuat resah masyarakat. Hanya saja itu butuh pengumpulan data, bukti, dan penunjang lainnya untuk memproses.
"Sebetulnya kalau polisi aparat penegak hukum itu sudah bicara itu sudah A1 gitu, ini kan belum. Jadi masih dalam proses penyelidikan, pengumpulan data, pengumpulan fakta yang ada, sudah ada berakibat jelek atau belum, apa akibatnya, gitu," tandas Bambang.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen lucu dua polisi mewarnai gambar di tengah tugasnya.
Baca SelengkapnyaPolisi tidak menemukan ada unsur pembunuhan berencana pada kasus pencabulan dan pembunuhan seorang bocah perempuan terbungkus karung di Bekasi.
Baca SelengkapnyaBahlil menjelaskan untuk siapa yang nanti menjadi pihak diadukan semua dikembalikan kepada hasil penelaahan dari kepolisian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menariknya, sang komandan dan anggotanya ini menggunakan kata istilah yang bisa bikin senyum-senyum sendiri.
Baca SelengkapnyaLahan seluas 312 Hektare di Inhu Riau terbakar. Proses pendinginan masih berlangsung.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mencari tahu identitas dari pelaku termasuk tiga rekannya yang berhasil melarikan diri.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilaporkan hilang oleh ibunya di kantor polisi sebelum ditemukan tewas.
Baca SelengkapnyaIa menangis histeris saat ibunya menolak permintaan maafnya pasca diamankan di kantor kepolisian.
Baca SelengkapnyaBeruntungnya luka diderita Iptu Rano tidak terlalu parah dan sudah kembali membaik.
Baca Selengkapnya