Polisi Bongkar Kawin Kontrak di Puncak Bogor, Muncikari dan Penghulu Palsu Ditangkap
Merdeka.com - Polres Bogor membongkar sindikat perdagangan perempuan bermodus kawin kontrak di kawasan Puncak, Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Senin (23/12). Polisi menangkap empat orang dari praktik prostitusi berkedok kawin kontrak itu.
Empat orang ditangkap dan telah ditetapkan sebagai tersangka yakni ON, IM, BS dan K. Mereka ditangkap pada 20 Desember 2019.
Sementara korban atau calon mempelai perempuan enam orang diamankan polisi. Masing-masing berinisial H, Y, W, SN dan MR.
-
Siapa yang menentukan mas kawin? 'Pungkasnya, aku bingung harus memberikan maskawin apa karena Aal (Aaliyah) tidak mengajukan permintaan apa pun. Akhirnya, aku memutuskan untuk membuat sesuatu yang bisa mengingatkan kami tentang tanggal hari ini, yaitu 26.072.024.'
-
Apa mahar pernikahan Andika? Untuk menikahi Ayu, Andika memberikan mahar berupa emas 100 gram senilai sekitar Rp100 juta.
-
Bagaimana Tiko mempersiapkan mas kawin? Meskipun Tiko adalah seorang ahli teknologi, dia sudah menyiapkan mas kawin istimewa buat Bunga Citra Lestari menjelang pernikahan mereka.
-
Kapan acara perjodohan ini? Acara ini dijadwalkan pada bulan Oktober 2024 yang ditujukan bagi kaum muda, berusia 23 hingga 43 tahun, yang tinggal atau bekerja di distrik tersebut.
-
Apa mas kawin yang diberikan Raka Akmal? 'Yang bernama Adinda Noviana Sari Nurjannah Thomas binti Thomas Riyadi kepada engkau dengan mas kawin berupa 100 gram logam mulia dan uang tunai sejumlah Rp8.104.523 dibayar tunai,' ujar sang penghulu.
-
Kenapa Korsel kasih uang untuk pacaran? Korea Selatan (Korsel) tengah dilanda resesi angka kelahiran yang rendah. Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah Korsel dalam hal ini otoritas Distrik Busan akan memberikan insentif kepada warganya yang ingin berpacaran.
Kapolres Bogor, AKBP M Joni menjelaskan, untuk melakukan kawin kontrak ini calon laki-laki harus menyiapkan mahar uang tunai Rp7 juta. Dengan mahar itu durasi perkawinan telah disepakati antara muncikari dan kedua calon mempelai selama 5 hari.
"Barang bukti yang disita yakni mobil Toyota Rush berwarna hitam dan Honda Mobilio berwarna putih, termasuk 11 telepon genggam serta uang tunai Rp7 juta," kata Joni.
Dua Pelaku Mantan TKW
Dua pelaku berinisial OM dan IM merupakan mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di kawasan Timur Tengah. Sehingga mereka lebih mudah menawarkan calon pengantin perempuan kepada pria asal Timur Tengah.
"Mereka bekas TKW. Sudah menguasai bahasa Arab. Sehingga bisa berkomunikasi dengan tamu asal Timur Tengah yang akan melakukan kawin kontrak dengan warga Indonesia," kata dia.
Modus para tersangka menawarkan beberapa perempuan yang direkrut melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp. Kemudian para perempuan ini ditawarkan kepada sopir yang mengantar tamu asal Timur Tengah.
"Kemudian wanita rekrutan serta tamu dipertemukan di dalam sebuah villa oleh muncikari dengan diantar K yang berperan sebagai sopir dan BS sebagai penghulu palsu," kata Joni.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 14 calon pengantin di Palembang menjadi korban penipuan pengusaha wedding organizer (WO).
Baca SelengkapnyaPernikahan ini diketahui berlangsung di Pangandaran, Jawa Barat. Mempelai pria memberikan mas kawin Rp25 ribu hingga mobil.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami kerugian mencapai Rp2 miliar. Korban terdiri dari pengantin dan sejumlah vendor.
Baca SelengkapnyaPartner In Crime, Calo dan Honorer Dispendukcapil Malang Pungli Warga Urus KTP hingga KK
Baca SelengkapnyaTipu Para Perajin Emas, Pasutri di Ogan Ilir Bawa Kabur Rp5,1 Miliar
Baca SelengkapnyaPolisi Bandara Soekarno-Hatta, membongkar modus baru perdagangan orang ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaPara pelaku menjalani praktik prostitusi melalui aplikasi MiChat.
Baca SelengkapnyaSuami Ajak Balita Saat Jajakan Istri ke Pria Hidung Belang
Baca SelengkapnyaPelaku mulai melakukan aksi liciknya dengan mengaku bisa menggandakan uang.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan, rupanya uang palsu diproduksi sesuai permintaan dari seorang berinisial P.
Baca SelengkapnyaPolisi mengiming-imingi korban bisa bekerja di PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Baca Selengkapnya