Polisi buru otak peracik miras oplosan 'maut' di Bandung
Merdeka.com - Polisi baru menetapkan dua tersangka dalam kasus miras maut di Cicalengka, Kabupaten Bandung, yakni JS dan HM. Dari hasil pengembangan, saat ini pihak kepolisian memburu tujuh tersangka lain yang masih DPO.
Mereka adalah A, U, SN, SS, AS, W dan R. SS adalah otak dari pembuat minuman keras, yang diketahui sebagai suami dari HM yang sudah ditangkap.
Hal itu disampaikan Kapolda Jabar, Irjen Agung Budi Maryoto saat ditemui di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Kamis (12/4).
-
Di mana botol itu ditemukan? Peter Allan, 50 tahun, menemukan botol dari masa Victoria itu ketika dia membuka lantai tempat botol wiski itu tertinggal.
-
Siapa yang menemukan botol itu? Seorang tukang ledeng di Morningside, Edinburgh, Skotlandia, kaget ketika dia membongkar lantai sebuah rumah menemukan sebuah botol berisi pesan tertulis di kertas berusia 135 tahun.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Apa arti dari tutup botol air berwarna biru? Pertama, warna biru pada tutup botol menandakan air berasal dari sumber air bawah tanah melalui proses penyulingan.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
"Yang membuat adalah SS, dia dibantu oleh A, U dan SN. AS, W dan R menjadi penjual," katanya.
Dari keterangan saksi, didapatkan fakta bahwa produksi miras dilakukan sejak bulan Agustus 2017. Bahan-bahan yang digunakan untuk satu kali produksi adalah Air Mineral merk Minola sebanyak 6 Dus yang berisikan per-Dusnya 24 Botol yang dituangkan kedalam 10 buah ember besar.
Semua miras yang diracik oleh SS itu dimasukan ke dalam botol kosong kemudian ditutup oleh tutup botol warna biru dan di Label dengan warna putih dengan tutup botolnya.
"Tersangka yang sudah ditangkap mengatakan bahwa racikan dan lokasi pembelian bahan baku adalah SS," terang Agung.
Rata-rata produksi per hari sebanyak 10 Dus (240 Botol) sedangkan Harga per-Dusnya Rp. 270.000,-, keuntungannya Rp. 230.000,- per dus, jadi biaya per Dus nya adalah Rp. 40.000.
Uang hasil penjualan minuman oplosan tersebut digunakan keperluan untuk modal membuat miras, keperluan rumah tangga sehari-hari dan keperluan sekolah anak.
Cara tersangka mendistribusikan miras tersebut adalah menjual ke empat agen. AS menjual disekitar daerah Nagreg, Kabupaten Bandung; W menjual di daerah Cibiru, Kota Bandung; R menjual di dekat rel Kereta Api Cicalengka, Kabupaten Bandung dan JS yang sudah ditangkap menjual di daerah By Pass Cicalengka.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Miras yang diracik dan dijual tersangka menewaskan seorang nelayan di Pantai Samas.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan 256 botol ukuran kecil, dan 32 jerigen berisi 35 liter
Baca SelengkapnyaMinuman keras oplosan di Subang membuat 13 orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPabrik miras itu mampu memproduksi 900 botol plastik ukuran 600 mili liter setiap kali produksinya.
Baca SelengkapnyaPolisi menggerebek ruko yang dijadikan tempat produksi pabrik minuman keras ilegal jenis 'Ciu' di Tambora.
Baca SelengkapnyaApakah benar ada miras kemasan sachet yang menghebohkan publik?
Baca SelengkapnyaMinuman keras (miras) oplosan kembali memakan korban.
Baca SelengkapnyaUsaha pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) dari sumur ilegal tak habis-habisnya di Sumatera Selatan. Teranyar, satu lokasi diungkap dan ditutup di Ogan Ilir.
Baca SelengkapnyaGudang Produksi BBM Oplosan di UKU Digerebek Polisi, Pelaku Bikin Bensin Pakai Zat Pewarna
Baca SelengkapnyaRibuan botol Miras ilegal tersebut rencananya akan dipasarkan di Binjai
Baca SelengkapnyaBarang ilegal itu diselipkan di dinding mobil seperti modus penyelundupan narkoba
Baca SelengkapnyaDua di antara tiga yang ditangkap merupakan pasangan suami istri yang ditangkap di daerah Doyo Sentani, Kabupaten Jayapura.
Baca Selengkapnya