Polisi Buru Pengirim Pesan Berantai Ajak Pelajar Demo di Depan DPR
Merdeka.com - Ratusan pelajar turun ke jalan, Rabu (25/9) lalu di depan Gedung DPR. Alasannya, mereka menolak RUU KUHP serta melanjutkan aksi para kakak mahasiswa di hari sebelumnya.
Beberapa pelajar yang berdemo mengungkap, mereka bersatu melakukan aksi setelah menerima ajakan berupa pesan berantai. Kini, polisi memburu dalang di balik beredarnya pesan berantai yang mampu menggerakkan massa pelajar.
"Kita memprofiling dahulu akun-akun menyebarkan konten yang bersifat ajakan kepada sekolah dan siswa untuk melakukan tindakan demo ke Jakarta, jika ditemukan unsur pidana, kita akan lakukan penindakan," kata Karopenmas Divhumas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada wartawan di kantornya, Jumat (27/9).
-
Bagaimana cara mencegah kejadian serupa? 'Jangan kasus seperti ini udah kejadian, terus selesai begitu saja. Harus ada langkah pencegahan untuk ke depannya,' tutup Sahroni.
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Apa yang dilakukan Pemprov DKI terhadap para pelajar? Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar apel pengarahan kepada ratusan pelajar terindikasi hendak tawuran di Balai Kota DKI Jakarta.
-
Bagaimana cara Polres Jakpus mencegah tawuran pelajar? 'Patroli Polres maupun Polsek jajaran akan dikerahkan untuk mengantisipasi adanya konvoi remaja yang menggunakan sepeda motor yang dapat mengakibatkan kemacetan dan ketakutan warga yang sedang melintas di jalan raya. Dengan adanya Patroli secara rutin masyarakat merasa aman dan nyaman diperjalanan maupun di rumah,' papar dia.
-
Mengapa pelajar terlibat perkelahian? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
-
Apa yang dilakukan polisi untuk membantu pemuda? Saat mereka berdua keluar tol, pemuda tersebut langsung diajak makan oleh anggota Polri yang tidak diketahui namanya itu. Pasalnya, pemuda tersebut belum makan dan masih harus melakukan perjalanan yang cukup panjang.
Selain penindakan, Polri juga melakukan tindakan pencegahan agar kejadian serupa tidak lagi diulangi oleh mereka yang rata-rata adalah pelajar kelas menengah tersebut. Dengan menggandeng Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI dan Kementerian Pendidikan, Polri akan memberikan literasi digital agar para pelajar paham tindakan apa yang sebenarnya mereka kemarin.
"Literasi digital ke masyarakat dan sekolah harus aktif memberikan edukasi ke siswanya, agar masyarakat paham terutama para siswa," ujarnya.
Sisi lain, lanjut Dedi, Polri telah mengendus dugaan adanya penumpang gelap yang menunggangi aksi massa dilakukan mahasiswa berujung ricuh pada 24 September 2019 tersebut. Jenderal bintang satu ini meyakini, aksi yang awalnya berlangsung damai mendadak bisa pecah dan anarkis hingga menyebabkan korban luka.
"Jadi ada indikasi aksi kemarin tidak murni aksi penyampaian pendapat tapi ada oknum atau penumpang gelap yang memanfaatkan momen agar aksi berakhir ricuh," katanya.
Namun menurut jenderal bintang satu ini, hal itu masih didalami lebih lanjut terdahulu oleh Polri terkait siapa saja oknum yang diduga bermain.
Reporter: Muhammad Radityo
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para pelajar itu mengikuti ajakan untuk bergabung di gedung DPR RI dari mulut ke mulut dan sosmed.
Baca SelengkapnyaPolisi mengidentifikasi asal sekolah pelajar yang diamankan. Dari 10 sekolah, hanya dua di antaranya yang berada di Kota Semarang.
Baca SelengkapnyaTotal ratusan pelajar, petasan, hingga puluhan motor yang digunakan untuk konvoi telah diamankan.
Baca SelengkapnyaDisdik Jakarta mengimbau para pelajar tak perlu bagi-bagi takjil dengan konvoi motor
Baca SelengkapnyaPolres Padang Sidempuan gelar sosialisasi kepada pelajar tentang bijak menggunakan media sosial yang bertajuk 'Polwan Goes To School'.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaCegah Tawuran Pelajar, Polda Metro Bakal Bikin Grup WhatsApp Bersama Para Guru
Baca SelengkapnyaPuan mengapresiasi penangkapan 3 terduga pelaku teroris di Kota Batu, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaDua dari 140 pelajar terindikasi positif konsumsi narkoba
Baca SelengkapnyaPolisi diminta tindak tegas pelaku tawuran agar tidak menimbulkan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, mahasiswa menentang Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) yang disampaikan Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR.
Baca Selengkapnya