Polisi ciduk pemasang bendera mirip ISIS di Polsek Kebayoran Lama
Merdeka.com - Polisi menangkap terduga pelaku pemasangan bendera negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Mapolsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, sekitar pukul 03.00 WIB, pada Senin (3/7) lalu. Pelaku diketahui Ghilman Omar Harridhi (20).
"Pada tanggal 7 Juli 2017 sekitar pukul 21.00 WIB, disekitar Jalan H. Nurisan, Kecamatan Kebayoran Lama, telah dilakukan penangkapan terhadap pelaku (Ghilman) pemasang bendera ISIS di Mapolsek Kebayoran Lama," kata Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Rikwanto, Jakarta, Minggu (9/7).
Rikwanto menjelaskan Ghilman memahami ISIS dari pemahaman radikal yang ia peroleh dari cyber space sejak tahun 2015 lalu. Salah satunya juga dari group dan channel telegram seperti Manjanik, Ghuroba, UKK, Khilafah Islamiyah dan juga membeli buku dari Oman Abdurrahman secara online.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Bagaimana cara pelaku melancarkan aksinya? Untuk memuluskan aksinya, NUG, HS, dan DK melakukan panggilan darurat ke Mako Damkar Induk Sleman.
"Kemudian berbaiat pada ISIS secara sendiri pada pertengahan 2017, dengan teks yang diperolehnya dari group telegram "Khilafah Islamiyah"," jelasnya.
"Setelah melakukan baiat kemudian menyiapkan fisik sendiri / idad, dengan item lari, sit up, push up, back up secara sendiri di rumahnya. Kemudian sempat melakukan idad dengan memanah, dengan panah dan busur panah yang dimilikinya. Maksud dari idad tersebut adalah agar tubuh selalu siap untuk melakukan jihad pada kapanpun, yang juga dianjurkan pda group group telegram yang diikutinya," sambung Rikwanto.
Selain itu, Rikwanto menyebut ada beberapa motivasi Ghilman untuk berani melakukan hal tersebut. Yang pertama untuk memberi peringatan kepada seluruh aparat mengenai haramnya hukum demokrasi.
"Mengingatkan kepada seluruh aparat bahwa Islam akan berkuasa di dunia dan mendirikan khilafah," tandasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedua terduga teroris itu berinisial RJ dan AM. Petugas melakukan penangkapan pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris RJ dan AM pernah mengibarkan bendera ISIS sebagai upaya melakukan propaganda menggalang dukungan.
Baca SelengkapnyaSalah satu simpatisan ISIS bergerak sendiri adalah DE, karyawan BUMN yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaTersangka teroris itu ditangkap di perumahan pesona anggrek harapan blok B 7 Nomor 20A RT 07 RW 027 harapan Jaya Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya akan memberikan pernyataan terkait ini nanti sore
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap seorang pria berinisial DE. Pegawai BUMN itu ditangkap Densus 88 di Harapan Jaya, Bekasi Utara.
Baca SelengkapnyaKasus pegawai KAI ini menjadi sorotan Densus 88 karena meski ISIS bubar, tapi pendukungnya masih ada
Baca SelengkapnyaSenjata api rakitan ilegal tersebut merupakan milik tersangka IG yang kemudian dibawa oleh tersangka IMS ke Rusun Polri Cikeas.
Baca SelengkapnyaNoor Huda berpesan agar masyarakat tidak terpaku pada stereotipe atau subjektivitas yang berlaku di masyarakat.
Baca SelengkapnyaPerintah Kapolri itu guna memastikan apakah DE yang merupakan pegawai KAI berdiri sendiri atau tergabung dalam jaringan kelompok teroris lain.
Baca SelengkapnyaPelaku merupakan anggota kelompok Daulah Islamiyah yang masih terafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami asal dan rencana penggunaan senjata tersebut.
Baca Selengkapnya