Polisi Dalami Surat Terbuka Berisi Informasi Jumlah Korban Penembakan di Ilaga
Merdeka.com - Polda Papua masih melakukan proses pendalaman terkait beredarnya surat terbuka yang berisi perbedaan jumlah korban pada insiden penembakan di Distrik Sinak menuju Distrik Ilaga, Puncak, Papua pada Jumat (20/11)
Beredarnya surat terbuka di media sosial terkait jumlah korban penembakan adalah lima orang. Diantaranya empat anak sekolah dan satu merupakan aparatur negeri sipil (ASN). Padahal pada Sabtu (21/11), polisi telah menyampaikan kejadian itu memakan satu korban dan satunya lagi selamat.
"Info ini masih didalami," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (24/11).
-
Apa tugas Kominfo di Papua? Tugas yang diemban Libra dan rekannya sesama bidan maupun tenaga kesehatan di Papua tidak mudah. Kondisi geografis provinsi paling timur Indonesia penuh tantangan. Pemerintah dalam 10 tahun terakhir memang terus membenahi Papua. Namun medan yang berat membuat upaya itu belum bisa menjangkau setiap jengkal tanah Papua.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Papua? Gerakan Papua Merdeka semakin terorganisir melalui budaya, sosial, politik luar negeri, senjata, bahkan berhasil menarik perhatian aktivis NGO.
-
Apa yang menjadi masalah akar konflik Papua? Peneliti dari Yayasan Bentala Rakyat, Laksmi Adriani Savitri mengatakan bahwa salah satu akar masalah dari konflik Papua adalah dorongan modernisasi yang dipaksakan.
-
Bagaimana cara Kemendag berikan bantuan ke Papua? 'Kegiatan ini merupakan bukti kehadiran negara, yang diwakili oleh Kementerian Perdagangan, di manapun masyarakat berada. Apa yang dirasakan masyarakat Papua Tengah, khususnya Kabupaten Puncak, kami juga merasakan sebagai bentuk tali asih,'
-
Mengapa Pemprov Kaltim menghimpun informasi untuk isu strategis? Kemudian Sekda menjelaskan bahwa Pemprov menghimpun informasi dari berbagai sumber untuk menentukan isu-isu strategis yang perlu diperhatikan salah satunya transformasi sosial, ekonomi dan tata kelola.
-
Bagaimana solusi penyelesaian konflik Papua? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
Namun, Ahmad mengatakan informasi yang beredar di media sosial tersebut masih sekadar informasi, bukan fakta. Belum ada laporan secara tertulis yang diterima polisi.
"Belum ada yang laporan tertulisnya ke Polres hanya laporan informasi. Warga yang akan dimintai keterangan juga tidak datang lagi ke Polres," terangnya.
Surat Terbuka dari Keluarga Korban
Berikut surat terbuka pihak keluarga korban penembakan di Ilaga Papua yang diterima merdeka.com
Izin ya pak saya share infonya
Syalom..Selamat pagi!!Bapak Kapolda Papua danBapak Pangdam PapuaBapak Ketua Komnas Ham RI Perwakilan Provinsi Papua di Jayapura.
Salam Sejahtera Untuk Kita Semua !!
Ijin sampaikan bahwa terkait Penembakan terhadap 5 orang dimana 4 orang adalah anak sekolah dan 1 orang adalah seorang ASN Pemda Kabupaten Puncak yang terjadi di Puncak Belantara Limbaga antara Distrik Agandugume dan Distrik Gome Utara, tanggal 19 November 2020 yaitu:1. Atanius Murib, umur 18 Tahun, siswa kelas III SMK Negeri I Ilaga Kabupaten Puncak (ditembak mati);
2. Manus Murib, umur 18 Tahun, siswa kelas III SMA Negeri I Ilaga Kabupaten Puncak (keadaan kritis dilarikan ke rumah sakit Timika);
3. Akis Alom, 34 Tahun, seorang ASN Pemda Kabupaten Puncak (ditembak mati);
4. Wenis Wenda, 13 Tahun anak siswa kelas VI SD YPPK Katolik Mundirok Kampung Yaiki Distrik Gome Utara Kabupaten Puncak, (ditembak mati);
5. Gopenus Tabuni, 19 Tahun, siswa kelas III SMK Negeri I Ilaga Kabupaten Puncak (ditembak mati);
Semua korban merupakan keluarga kami tidak terlibat dalam Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau sebutan lainnya. Mereka adalah benar-benar anak sekolah dan 1 orang adalah seorang ASN. Tetapi Aparat TNI dengan membabi buta menembak keluarga kami tanpa ditanya identitas mereka. Mereka bukan OPM, mereka bukan KKB, mereka bukan OTK, kami keluarga benar-benar kecewa dan sedih tindakan aparat yang melakukan sewenang-wenang menghilangkan nyawa keluarga kami. Tindakan Aparat selalu dianggap Orang Papua adalah kelompok kriminal bersenyata seperti ini kami keluarga tidak terima baik dan tidak dibenarkan diatas muka bumi ini.
Untuk itu, Kami keluarga meminta dan menuntut kepada Aparat Penegak Hukum segera membentuk Tim dan turun kelapangan melakukan investigasi dan proses hukum terhadap Aparat yang melakukan penembakan keluarga kami.
Demikian Bapak Kapolda, Bapak Pangdam dan Bapak Ketua Komnas Ham RI Perwakilan Prov. Papua. Terima Kasih.
Tuhan Memberkati.🙏🏾🙏🏾
*Nenu Tabuni, S.Sos*_Keluarga korban_
Versi Laporan Polisi
Polisi melaporkan jika dua warga Distrik Sinak menuju Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua kembali menjadi korban penembakan diduga Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Jumat (20/11). Diketahui, keduanya berstatus sebagai pelajar, yakni Amanus Murib dan Atanius Murib.
Sayangnya, nyawa Atanius Murib tak bisa diselamatkan. Sedangkan, Amanus Murib selamat setelah ia pura-pura tewas usai diberondong tembakan di lokasi kejadian.
Kapolres Puncak AKBP Dicky Saragih mengatakan menurut kesaksian Amanus Murib, korban selamat, penembakan terjadi sekitar pukul 06.00 Wit saat hendak menuju Distrik Agandume.
Saat itu, kata Dicky Saragih, tiba-tiba mereka berdua ditembak dari ketinggian. Tembakan itu mengenai Atanius dan Manus. Kejadian itu, Atanius meninggal di TKP, sedangkan Manus yang mengalami luka tembak sempat berpura-pura mati sehingga para penembak mendekati dan menaruh senjata laras pendek di tubuhnya lalu memfoto.
Setelah para penembak pergi, kata dia, Manus kemudian berlari dan ditolong warga di Kampung Jakimaki, dan membawanya ke Puskesmas Ilaga untuk mendapat pertolongan.
"Korban Manus tiba di Puskesmas Ilaga sekitar pukul 18.00 Wit dengan diantar warga dan pendeta, " katanya.
Kini, Amanus yang merupakan pelajar SMK Gome kelas XI dievakuasi ke Timika. Manus Murib, pelajar SMK Gome, Sabtu (21/11) dievakuasi ke Timika untuk mendapat perawatan, sedangkan jenazah Atanius Murib, pelajar SMA Ilaga yang juga korban penembakan OTK, saat ini masih berada di TKP.
"Lokasi TKP di mana kedua pelajar ditembak OTK, Jumat (20/11) pagi, hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 15 jam dari Ilaga," kata Dicky Saragih, seperti diberitakan Antara.
Kapolres Puncak yang dihubungi dari Jayapura mengatakan korban selamat setelah sebelumnya pura-pura mati sesaat setelah temannya Atanius ditembak.
Menurut dia, TKP penembakan berada di tengah hutan antara Distrik Agandume dengan Distrik Dume. Ketika ditanya jenazah Atanius, Kapolres Puncak mengatakan hingga kini masih berada di TKP.
"Dari hasil pertemuan disepakati keluarga akan mengevakuasi dari TKP dan membawa ke kampung untuk dimakamkan," katanya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Kami sudah mengambil keterangan dari 9 orang, 4 dari anggota Dit Polairud, 3 Masyarakat dan 2 dari pelaku," kata Kabid Propam Polda Sultra, Mochammad Sholeh.
Baca SelengkapnyaKKB menembak dua warga sipil, pada 9 April 2024 di kios jembatan Yesey Mersey, Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua
Baca SelengkapnyaPolisi telah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus penembakan ini.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa menghubungi di Hotline 08116669007 dan 0895607345098
Baca SelengkapnyaMencatat ada 8 orang meninggal dunia, terdiri atas lima anggota TNI/POLRI dan tiga warga sipil
Baca SelengkapnyaTim advokasi melaporkan kasus dugaan penembakan tersebut ke Bareskrim Polri lantaran tak ada perkembangan dari Polda Kalimantan Tengah.
Baca Selengkapnya