Polisi gadungan di Medan akan edarkan uang palsu saat Lebaran
Merdeka.com - Polisi mengungkap pembuatan peredaran uang palsu di Medan. Salah seorang tersangka pelaku ditengarai sebagai polisi gadungan.
Tersangka diamankan berinisial N, warga Jalan Pasar IV Barat, Kompleks Griya Lestari Permai, Terjun, Medan Marelan. Dia ditangkap tim Opsnal Subdit III/Jatanras Ditreskrimum Polda Sumatera Utara di kediamannya, Kamis (2/6), sekitar pukul 01.00 WIB.
"Seorang rekannya berinisial T masih kita buru," kata Kasubbid Penerangan Masyarakat Bidang Humas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan, Jumat (3/6).
-
Uang palsu apa yang diedarkan? Disampaikan Kepala Polsek Leles, AKP Agus Kustanto, keduanya mengedarkan uang imitasi dengan pecahan Rp10 sampai Rp100 ribu.
-
Dimana uang palsu diedarkan? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
-
Apa saja kasus polisi narkoba? 'Ada tujuh yang sudah vonis PTDH. Empat sudah keluar surat keputusan (pemecatan), tiga masih menunggu keputusan dari Polda Sulsel,' ujarnya saat rilis akhir tahun di Mapolrestabes Makassar, Sabtu (30/12). Ngajib menyebut personel yang mendapatkan vonis PTDH, mayoritas karena kasus disersi atau pengingkaran tugas atau jabatan tanpa permisi. Sementara dua kasus lainnya adalah keterlibatan anggota dalam penyalahgunaan narkoba.
-
Kenapa uang palsu di Garut diedarkan? Polisi menangkap dua pelaku atas dugaan membuat dan mengedarkan uang palsu,“ katanya, dikutip dari ANTARA, Senin (14/8).
-
Apa yang dibeli dan dijual dalam mafia hukum? 'Masih terjadi ketidakadilan di mana-mana, penegakan hukum juga ditandai oleh berbagai transaksi, jual beli kasus, jual beli vonis,' sambungnya.
-
Siapa yang edarkan uang palsu di Garut? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Dari tangan N, petugas mengamankan 660 lembar uang palsu pecahan Rp 50 ribu, dan 67 lembar kertas HVS yang telah dicetak gambar uang tetapi belum dipotong. Mereka juga menyita perangkat komputer, printer, keping penyimpan data, serta tas.
Petugas pun menemukan kartu tanda anggota kepolisian palsu atas nama tersangka. Ditemukan juga dua butir peluru.
"KTA palsu itu digunakan untuk meyakinkan pelanggan bahwa dia anggota Polri. Kartu itu dia dapat dari seseorang yang masih kita telusuri," imbuh Nainggolan.
N juga menggunakan uang palsu buat membeli sabu. Buktinya ditemukan botol air mineral telah dimodifikasi sebagai alat isap.
"Dia sudah tukar 10 lembar digunakannya untuk membeli sabu-sabu. Pelaku juga mengaku akan mengedarkan uang palsu itu pada Lebaran nanti," ucap Nainggolan.
Polisi masih mengembangkan penangkapan N. Mereka juga memburu pelaku lain yang terlibat peredaran uang palsu ini. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi masih mendalami dugaan telah adanya uang palsu yang beredar jelang Hari Raya Iduladha 1445 H.
Baca SelengkapnyaSaat ini, pihaknya masih mendalami peredaran uang palsu tersebut apakah bakal disebarkan ke Jakarta atau di luar daerah.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan, rupanya uang palsu diproduksi sesuai permintaan dari seorang berinisial P.
Baca SelengkapnyaTak hanya pecahan besar, ibu dan anak juga edarkan pecaan kecil. Waspada.
Baca SelengkapnyaPengedar ini diketahui biasa membelanjakan uang palsunya di warung-warung kecil perkampungan.
Baca SelengkapnyaKepolisian Sektor Pakuhaji menangkap pelaku pengedar dan pembuat uang palsu yang menjalankan aksinya di wilayah Kabupaten Tangerang, Banten.
Baca SelengkapnyaPengungkapan berawal ketika tersangka T beraksi menggunakan sepeda motor Honda Beat bernopol H 6252 ASD.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan terungkap fakta bahwa kawanan sindikat peredaran uang palsu beroperasi sejak April 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ini, polisi masih mendalami peredaran uang palsu tersebut apakah bakal disebar ke Jakarta atau di luar daerah.
Baca SelengkapnyaSepasang kekasih itu sudah menjual sekitar Rp100 juta uang palsu
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami apakah kelima orang itu berada dalam jaringan kelompok narkoba yang sama.
Baca SelengkapnyaModus operandi yang dilakukan para tersangka menggunakan uang itu sebagai alat transaksi membeli keperluan sehari-hari.
Baca Selengkapnya