Polisi Gelar Prarekonstruksi Selidiki Kasus Balita Tanpa Kepala di Samarinda
Merdeka.com - Polisi melakukan prarekonstruksi di sekolah PAUD yang diduga lokasi hilangnya balita Ahmad Yusuf Ghazali (4). Yusuf hilang sekitar 2 Minggu lalu dan jasadnya ditemukan tanpa kepala di parit.
Sekitar 25 personel tim Reskrim gabungan Polsek dan Polresta Samarinda, termasuk tim Inafis memulai prarekonstruksi sekitar pukul 08.15 WITA. Prarekosntruksi dilakukan di dalam ruangan dan luar sekolah PAUD.
Tim Inafis juga menyelidiki alur parit terkait dugaan balita Yusuf tercebur hingga terseret arus hingga lokasi jasadnya ditemukan.
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
-
Bagaimana tim SAR menemukan korban? Seorang pendaki belum ditemukan. pencariannya akan dilanjutkan hari ini dengan menurunkan 50 tim gabungan untuk menyisir lokasi yang belum ditelusuri kemarin.
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
"Kami lakukan belasan adegan prarekon. Di mana awal anak itu dinyatakan hilang 22 November kemarin. Kami tanyakan ke pemilik tempat penitipan," kata Kasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Damus Asa ditemui di lokasi, Senin (9/12).
©2019 Merdeka.com/Saud RosadiDamus menerangkan, adegan pra rekonstruksi belum mengerucut kepada dugaan tindakan kriminal yang menyebabkan kematian balita Yusuf. "Sejauh ini tidak ada (dugaan tindak kriminal). Ini prarekon untuk awal saja," ujar Damus.
Terkait penolakan autopsi balita Yusuf dari pihak keluarga, Damus mengatakan hal tersebut tidak masalah "Tetap, kita melakukan pemeriksaan kembali," ucap dia.
"Apakah benar jasad anak itu adalah anak dari Pak Bambang (ayah kandung balita Yusuf)? Kita hanya menguatkan, walaupun tadi malam, disampaikan ciri melekat anak itu terkait pakaian, sesuai dengan anak itu," sambung Damus.
Dia mengakui kasus ini menjadi atensi dari pimpinan Polri setempat. Namun, kata Damus, tidak ada target kasus ini harus diungkap. "Kita secepatnya (mengungkap kasus itu), karena ini jadi atensi pimpinan," ungkap dia.
Kesaksian Pengelola PAUD
Pengelola PAUD Jannatul Atfhaal turut berduka atas meninggalnya Yusuf. Kepala Sekolah PAUD Jannatul Athfaal Mardiana menuturkan, pihaknya dimintai keterangan soal kronologi hilangnya Yusuf hingga diduga tercebur ke parit.
"Mulai dari balita Yusuf datang dan disambut bundanya (ibu asuh) sampai di akhir kejadian (balita Yusuf hilang)," kata Mardiana.
2019 Merdeka.com/Saud Rosadi
Dia mengaku bersama ibu asuh sudah dua kali mencari Yusuf di sekitar sekolah PAUD usai tidak melihatnya di dalam ruangan.
"Dua kali keliling-keliling. Saat itu juga tidak banjir, tidak hujan," ujar Mardiana.
Usai prarekonstruksi, lanjut Mardiana, polisi membawa dokumen perizinan sekolah PAUD yang dia pimpin. "Tidak ada yang bisa saya ungkapkan lagi. Dari awal saya dengar ada temuan jasad anak, saya cuma bisa diam," tuturnya.
"Saya terus komunikasi dengan orangtuanya (balita Yusuf), kebanyakan via telepon. Sabtu kemarin pun, saya bertemu dan minta maaf. Ini bukan kehendak kami dan kami berdoa semoga bisa ditemukan," tambah Mardiana.
2019 Merdeka.com/Saud Rosadi
Polisi terus bergerak menyelidiki kasus meninggalnya balita Yusuf. Tercatat, tidak kurang 9 saksi telah dimintai keterangan.
"Ya, nanti kita akan sampai ke sana. (sebab kematian wajar tidaknya balita Yusuf). Ini terus berproses," tandas Damus Asa.
Diketahui, balita Yusuf dilaporkan hilang saat masih berada di sekolah PAUD Jumat (22/11) pukul 15.00 WITA. 2 Minggu kemudian, warga menemukan sesosok jasad diduga balita Yusuf di sebuah parit. Kondisi balita tersebut tidak utuh di bagian kepala.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelumnya bocah tersebut dinyatakan hilang lebih dari sepekan atau sejak Kamis, 11 April 2024.
Baca SelengkapnyaSetelah dibawa ke rumah sakit dan diperiksa, kondisi orok bayi begitu mengenaskan. Selain tak bernyawa, beberapa bagian tubuhnya mengalami luka parah.
Baca SelengkapnyaTiba-tiba dia menemukan kotak kardus yang dikiranya berisi sepatu.
Baca SelengkapnyaDiduga, sebelum dibuang ke saluran irigasi, bayi tersebut mendapatkan penyiksaan dari orang tuanya.
Baca SelengkapnyaSaat ditemukan, jasad bayi berjenis kelamin perempuan itu sudah dalam kondisi membusuk.
Baca SelengkapnyaJasad perempuan berusia sekitar 35 tahun itu ditemukan saksi di dalam karung di dermaga kapal di Jalan Tuna Muara Baru.
Baca SelengkapnyaJasad bayi itu sudah dimakamkan di pemakaman keluarga H. Uspu Dusun Kampung Beru.
Baca SelengkapnyaKorban awalnya ditemukan seorang pencari ikan di sungai di Desa Japanan.
Baca SelengkapnyaKepolisian masih menyelidiki penemuan mayat bayi prematur diduga dikubur hidup-hidup orangtuanya tersebut.
Baca SelengkapnyaDiduga orangtuanya melakukan penganiayaan hingga tewas terhadap anaknya inisial AF (3)
Baca SelengkapnyaSetelah diautopsi, jenazah itu diduga merupakan korban pembunuhan.
Baca SelengkapnyaPerempuan Dewasa dan Anak Kecil Ditemukan Tewas Mengambang di Sungai Citarum
Baca Selengkapnya