Polisi: Hasil Rontgen Tak Ada Kekerasan di Kemaluan Siswi SMP Pontianak Dikeroyok
Merdeka.com - Polisi telah mengantongi hasil medis pemeriksaan kesehatan ABZ (15), siswi SMP di Pontianak, yang menjadi korban pengeroyokan siswi SMA, dua pekan lalu. Hasilnya, tidak ada luka pada alat vital korban, seperti yang beredar di media sosial.
"Hasil rontgen tidak ada perlukaan pada kemaluan korban, atau memar. Ini hasil medis, tidak ada memar pada kulit, depresi pascatrauma," kata Kapolresta Pontianak Kombes Muhammad Anwar Nasir, dalam keterangan resmi dia, kepada wartawan di Pontianak, Rabu (10/4).
Nasir menerangkan, tim Reskrim Polresta Pontianak juga bergerak cepat melakukan penyelidikan, dengan meminta keterangan korban, dan juga orangtuanya. Dengan diperolehnya hasil visum, polisi segera mensinkronkan keterangan korban dan pelaku.
-
Bagaimana cara Podkesmas memperlihatkan sisi kebapakan? Selama berlibur para anggota Podkesmas memperlihatkan sisi kebapakan yang jarang mereka tampilkan di TV. Tak heran jika keempatnya disebut sebagai Hot Daddy.
-
Mengapa KPK menelaah laporan tersebut? 'Bila ada laporan/pengaduan yang masuk akan dilakukan verifikasi dan bila sudah lengkap akan ditelaah dan pengumpul info,' kata Tessa dalam keterangannya, Selasa (4/9).
-
Apa yang ditemukan Kemenkes tentang perundungan di sekolah kedokteran? Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkap saat ini 300 perundungan di sekolah spesialis kedokteran. Hasil itu berdasarkan hasil investigasi Kemenkes di Universitas Diponegoro, Universitas Airlangga, Universitas Sumatera Utara dan Universitas Sriwijaya.
-
Bagaimana Kapolda Jateng menanggapi kasus Sukolilo? 'Salah satu penegak hukum adalah Polisi, Polri adalah representasi negara di masyarakat, Kita ndak boleh main hakim sendiri. Kita (masyarakat) tidak boleh bertindak seperti Polisi. Kalau ada permasalahan lapor polisi,' tegasnya.
-
Apa yang ditemukan di TKP? Bukannya membawa korban ke Rumah Sakit, pelaku malah meninggalkannya di ruko TKP ditemukan jasad RN tewas bersimbah darah.
"Hasil visum sudah menjawab, tinggal mensinkronkan antara keterangan pelaku dan korban. Korban alhamdulillah sudah membaik, dan korban sudah dapat bercanda," ujar Nasir.
"Korban masih belum berani ketemu dengan para pelaku. Karena pelaku ini semuanya anak-anak, pasalnya adalah pasal Undang-undang Perlindungan anak (dengan ancaman ) di bawah 7 tahun sehingga tidak dilakukan penahanan," tambah Nasir.
Kendati demikian, diduga informasi yang beredar belakangan ini, ada yang dilebih-lebihkan. "Kita koordinasi dengan KPPAD. Mungkin, ada kronologis yang terlalu dilebihkan. Karena, hasil visum sudah jelas. Faktanya, saya sampaikan seperti ini," ungkap Nasir.
"Terkait ada kekerasan kelamin, tidak ada. Cuma ada tekanan (terhadap korban). Saat ini, ada kemungkinan 3 saksi, menjadi tersangka," demikian Nasir.
Kepala Bidang Dokkes Polda Kalbar, Kombes Sucipto mengatakan, dari hasil pemeriksaan dokter, hasilnya tidak seperti yang diberikan di media sosial yang menyatakan pada area sensitifnya dianiaya.
"intinya masih utuh, tidak ada robekan atau luka, dan tidak ada trauma fisik pada area sensitif tersebut," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kuasa hukum Supriyani, Andre Darmawan mengaku yakin kliennya tidak terbukti melakukan perbuatan kekerasan pada murid.
Baca SelengkapnyaCamat di Gresik menjelaskan duduk perkara tuduhan intimidasi ke keluarga bocah dicolok tusuk bakso.
Baca SelengkapnyaKasus penganiayaan di Binus dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaPersidangan kasus guru honorer SDN 4 Baito Supriyani kembali digelar dengan agenda pemeriksaan saksi Dokter Ahli Forensik Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Kendari
Baca SelengkapnyaJika divonis bebas murni, Supriyani sudah menyiapkan langkah selanjutnya.
Baca SelengkapnyaPolisi masih menyelidiki kasus meninggalnya DKW siswi SD berusia 12 tahun di Semarang lantaran diduga korban pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaPolisi menghentikan penyelidikan kasus dugaan pelecehan seksual yang dilaporkan mahasiswi kampus ternama yang sedang menjalani program PKL di salah satu hotel.
Baca SelengkapnyaKoordinasi dilakukan dengan tim dari Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan tentang dugaan penyebab kematian dokter asal Tegal itu.
Baca Selengkapnya