Polisi kantongi nama calo pembawa Adelina ke Malaysia via jalur ilegal
Merdeka.com - Adelina Sau atau Adelina Lisao, TKW asal Desa Abi, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan, meregang nyawa usai diperlakukan tak manusiawi oleh majikannya asal Malaysia. Adelina diduga masuk Malaysia via jalur ilegal oleh seseorang calo.
Kapolres TTS AKBP Totok Mulyanto mengatakan sudah menerima laporan dari ibunda Adelina, Yohana atas kasus tersebut. Totok mengaku pihaknya telah mengantongi nama calo, yang mengirim korban secara ilegal ke Malaysia.
"Langkah awal penyelidikan yakni indikasi pemalsuan dokumen korban. Polisi sudah mengantongi nama pengirim korban ke Malaysia secara ilegal. Namun, identitas pengirim masih dirahasiakan untuk kepentingan pengungkapan kasus ini," ujar Totok, Rabu (14/2).
-
Siapa yang disebut mendapat tawaran uang? Uang bernilai fantastis itu disebut agar Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mundur dari posisinya selaku calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.
-
Kenapa pelaku meminta uang dari korban? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
-
Siapa yang meminta uang ke korban begal? Aiptu US dijebloskan ke rutan karena meminta uang kepada korban begal yang viral di media sosial.
-
Kenapa polisi minta uang ke korban? 'Tim Paminal dari Polrestabes Bandung melakukan pemeriksaan kepada Aiptu US. Hasilnya, terbukti yang bersangkutan meminta uang untuk operasional mencari motor korban yang hilang.'
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Siapa yang menjanjikan penggandaan uang kepada korban Paryanto? Berdasarkan hasil pemeriksaan, Paryanto dibunuh oleh Mbah Slamet dengan cara diberi minuman yang telah dicampur potas (potasium sianida). Hal itu dilakukan karena Mbah Slamet kesal terus-menerus ditagih oleh korban. Mbah Slamet juga menjanjikan akan melipatgandakan uang senilai Rp70 juta, yang disetorkan PO, menjadi Rp5 miliar.
Menurut Totok, setelah korban direkrut dan dikirim ke Malaysia, orangtua korban pernah diberi uang Rp 500,000 oleh calo perekrut calon tenaga kerja. Namun, uang itu dititip perekrut melalui tetangga korban.
Setelah korban dibawa oleh perekrut, sejak saat itu pula komunikasi antara korban dengan keluarganya putus, hingga keluarga mendapatkan informasi bahwa, korban sudah meninggal dunia di Malaysia.
"Kami tidak main-main dengan kasus ini. Kami akan usut hingga tuntas, karena semua dokumen korban dipalsukan," tegas Totok.
Dia menjelaskan, nama korban sebenarnya adalah, Adelina Sau. Namun karena sudah dipalsukan semua dokumen korban menjadi Adelina Lisao, oleh pihak pengirim untuk diberangkatkan secara ilegal ke Malaysia.
Paspor korban diterbitkan oleh kantor Imigrasi Jawa Timur, dan saat diberangkatkan usia korban baru berusia 15 tahun.
Fakta lain menyebutkan, salah salah satu bukti yang diperoleh Tim Anti-Trafficking Polres TTS yakni, kartu keluarga yang dipakai untuk mengurus dokumen korban. KOP dari kartu keluarga itu, berasal dari Pemerintah Kabupaten Belu, namun isinya Kabupaten Kupang, Kecamatan Kupang Tengah, Desa Tanah Merah.
Tersangka yang merekrut Adelina, sebelumnya sudah ditangkap aparat Polres TTS dalam kasus yang sama. Namun, lanjut Totok pihaknya masih melakukan penyelidikan mendalam, sehingga belum bisa dipastikan.
"Ini sudah bagian manipulasi dokumen, dan kami akan proses hingga tuntas. Saya sudah perintahkan tim yang dipimpin Kasat Reskrim untuk lidik, dan kami akan proses sesuai dengan penanganan kasus-kasus trafficking sebelumnya," imbuhnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Laporannya tak kunjung ditindaklanjuti, Herawati mengadu ke Kapolri melalui media sosial. Ternyata cara ini membuat sang pelaku tertangkap.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkapkan fakta baru dari terduga pelaku penyanderaan bocah perempuan yang terjadi di Pos Polisi (Pospol) Pejaten, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaDari keterangan RAD, dia tega menjual anaknya pada pria hidung belang karena terlilit utang pinjaman online (pinjol). Jumlah utang RAD mencapai Rp 100 juta.
Baca SelengkapnyaIptu Supriadi ditangkap karena diduga terlibat penipuan dan penggelapan Rp1,2 miliar dengan modus iming-iming bisa meloloskan calon taruna Akpol.
Baca SelengkapnyaSementara itu, ketiga korban yakni BN (29) asal Tasikmalaya, O (40) asal Subang dan A (28) asal Subang. Kedua pelaku disinyalir untung Rp2 juta per korban.
Baca SelengkapnyaSetelah korban bekerja sebulan, ia menerima upah yang tak sesuai dengan kesepakatan awal.
Baca SelengkapnyaSatu korban dibuang di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan tindak pidana penjualan orang (TPPO) di Ogan Ilir diungkap polisi. Ironisnya, pelaku dan tujuh korbannya merupakan keluarga dekat.
Baca SelengkapnyaKorban dikurung dan disiksa selama 10 hari di pelbagai tempat negara bagian Malaysia, termasuk Penang.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat ia kebelet membeli coklat yang tengah viral itu di media sosial, Sabtu (7/12) malam.
Baca SelengkapnyaDua pelaku Ali Alatas (42) dan Kodratullah (38) ditangkap dan ditahan di rutan Polsek Jelutung.
Baca SelengkapnyaPolisi Bandara Soekarno-Hatta, membongkar modus baru perdagangan orang ke luar negeri.
Baca Selengkapnya