Polisi panggil seluruh anggota grup Telegram diduga simpatisan ISIS
Merdeka.com - Setelah menetapkan status tersangka terhadap Toni Rianda (24) dalam kasus ujaran kebencian, polisi kini fokus terhadap pemeriksaan terduga pelaku lain. Seluruh anggota grup Telegram yang diikuti tersangka akan dipanggil.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel Kombes Pol Prasetijo Utomo mengatakan, pemanggilan sangat penting dilakukan untuk mengetahui tujuan mereka membuat dan bergabung dalam grup itu. Grup itu diduga dibuat sedemikian rupa yang mengarah ke simpatisan ISIS.
"Masih dalam penyelidikan, kami lakukan pemanggilan grup itu, akan kita cek satu persatu apa yang dimaksud dari tulisan-tulisan tersebut," ungkap Prasetijo, Senin (10/7).
-
Siapa yang terlibat dalam sindikat TPPO? Berdasarkan hasil penelusuran BP2MI para mafia besar diduga berkomplot dengan orang-orang yang diberikan kekuasaan oleh negara, seperti aparat penegak hukum atau APH.
-
Apa yang dilakukan jaringan kriminal di Asia Tenggara di Telegram? Sebuah laporan terbaru dari UNODC, kantor PBB yang menangani urusan narkoba dan kejahatan, mengungkapkan bahwa aplikasi Telegram telah menjadi sarana utama bagi jaringan kriminal di Asia Tenggara untuk melakukan aktivitas ilegal dalam skala besar.
-
Bagaimana jaringan kriminal Asia Tenggara menggunakan Telegram? Menurut laporan UNODC, aktivitas ilegal yang terjadi di platform tersebut meliputi perdagangan data hasil peretasan, seperti informasi kartu kredit, password, dan riwayat penelusuran.
-
Siapa saja yang menjadi tersangka? Chandrika Chika dan lima orang rekannya telah resmi dijadikan tersangka dalam kasus penyalahgunaan narkoba.
-
Siapa pemimpin kelompok yang dicurigai? Peristiwa Talangsari 1989 berawal dari kecurigaan masyarakat dan aparat desa terhadap kelompok keagamaan yang dipimpin oleh Warsidi.
-
Kenapa Telegram menjadi platform favorit jaringan kriminal di Asia Tenggara? Laporan tersebut juga menunjukkan adanya bukti kuat mengenai pasar data gelap yang beralih ke Telegram, di mana penjual secara aktif menargetkan kelompok kejahatan terorganisir transnasional yang beroperasi di Asia Tenggara.
Dari pemeriksaan sementara, kata dia, grup tersebut banyak terdapat ujaran kebencian dan kalimat yang mengandung ajaran ISIS. Hanya saja, Prasetijo tidak menyebutkan asal mayoritas anggota grup.
"Belum tahu, masih dilakukan penelitian. Dari mana saja belum tahu, termasuk dari Sumsel," ujarnya.
Sebelumnya, Prasetijo menyebut keberadaan grup Telegram itu telah lama dipantau oleh tim cyber Polri. Sedangkan tersangka Toni bergabung grup itu sejak tiga bulan lalu.
"Ini hasil cyber patrol. Begitu keberadaan terperiksa diketahui kita gelar razia," ungkap Prasetijo, Sabtu (8/7) malam.
Menurutnya, anggota grup Telegram itu cukup banyak. Mereka mayoritas adalah orang-orang yang berpandangan polisi adalah musuh bersama dan layak dibunuh. "Anggota grup itu banyak, ada ribuan," pungkasnya. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu simpatisan ISIS bergerak sendiri adalah DE, karyawan BUMN yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya akan memberikan pernyataan terkait ini nanti sore
Baca SelengkapnyaPenangkapan tiga anggota polisi karena diduga terkait terorisme, menyusul pengembangan tersangka pegawai KAI.
Baca SelengkapnyaKedua terduga teroris itu berinisial RJ dan AM. Petugas melakukan penangkapan pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris yang ditangkap di Bekasi berinisial DE (27).
Baca SelengkapnyaPPATK telah membekukan beberapa rekening yang berkaitan dengan pegawai KAI tersebut.
Baca SelengkapnyaKaropenmas Div Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, terduga teroris yang ditangkap di Bekasi, memiliki satu akun Media Sosial Telegram.
Baca SelengkapnyaDensus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami asal dan rencana penggunaan senjata tersebut.
Baca SelengkapnyaPerintah Kapolri itu guna memastikan apakah DE yang merupakan pegawai KAI berdiri sendiri atau tergabung dalam jaringan kelompok teroris lain.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaKetujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca Selengkapnya