Polisi pastikan dua anak meninggal di Monas bukan karena antre sembako
Merdeka.com - Polda Metro Jaya memastikan dua anak yang meninggal dunia di Monas pada Sabtu (28/4) bukan peserta yang ikut dalam acara bagi-bagi sembako yang dilaksanakan Forum Untukmu Indonesia (FUI). Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga S Uno menyampaikan dirinya mendapat laporan ada dua orang yang meninggal dunia.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono menyampaikan isu yang menyatakan dua anak ini meninggal karena mengantre sembako keliru. "Tidak benar," ujarnya di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (1/5)
Ia menambahkan anak ini ditemukan di luar pagar atau area Monas dan tidak dalam keadaan sedang mengantresembako. "Kita temukan di luar pagar tergeletak," kata Argo. "Kita temukan tidak mengantre," tambahnya.
-
Dimana pemuda itu meninggal? Pemuda itu meninggal dunia usai dipatuk ular kobra pada bagian hidungnya.
-
Mengapa mumi remaja meninggal? Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa gadis tersebut, yang diperkirakan berusia antara 14 dan 17 tahun, meninggal karena komplikasi saat melahirkan, dengan tengkorak janin yang ditemukan di jalan lahir.
-
Bagaimana cara anak itu meninggal? Antropologi fisik di lokasi menyatakan bocah itu berusia 10 tahun saat meninggal dengan gigi terkikis dan tanda-tanda infeksi didalam mulutnya.
-
Di mana kerangka dua bocah ditemukan? Dikutip dari laman Smithsonian Magazine, Rabu (3/7), kerangka bocah ini ditemukan di pemakaman di Huanchaco, kota di pantai Pasifik utara Peru.
-
Kapan dua bocah ini meninggal? Bocah ini meninggal pada masa kolonisasi Eropa awal di Amerika Selatan dan temuan ini memberikan pengetahuan baru terkait wabah cacar di kawasan tersebut.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
Pihaknya mendapat laporan pada tanggal 28 April sekitar pukul 15.00 ada anak laki-laki berumur 13 tahun pingsan di luar area Monas atau di seberang Mabes Angkatan Darat. Anak ini kemudian dibawa Satpol PP ke RS Tarakan.
"Setelah dicek di RS Tarakan masih hidup. Kemudian beberapa menit kemudian korban meninggal dunia," jelasnya.
Argo menambahkan anak tersebut meninggal karena suhu badan yang tinggi dan kekurangan cairan atau dehidrasi.
Seorang anak lainnya yang meninggal dunia berumur 11 tahun. Ia meninggal dunia di RS Tarakan pada Minggu (29/4) pada pukul 05.00 WIB.
"Setelah kita tanya dokter yang jaga, yang bersangkutan kekurangan cairan atau dehidrasi dan suhu badan tinggi. Menurut keterangan orangtua korban, korban ada keterbelakangan mental," jelasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keduanya berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada pagi Minggu (3/3)
Baca SelengkapnyaPada 22 September 2024, korban pergi dari pondok dan pulang ke rumahnya. Tapi diantarkan kembali oleh orangtuanya tapi kabur lagi.
Baca SelengkapnyaBocah itu sempat dilaporkan hilang saat orang tuanya berkegiatan di Masjid Raya Al-Jabbar pada Minggu (17/12) malam.
Baca SelengkapnyaKejadian tersebut terjadi setelah panitia perlombaan layar menginstruksikan para atlet untuk merapat kembali ke pantai lantaran cuaca yang tidak mendukung.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal sesaat setelah tiba di rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilarikan ke RSUD Sawah Besar untuk mendapatkan pengobatan. Namun sesampai di lokasi, remaja itu dinyatakan meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaAlhasil, kedua rekannya menyuruh untuk AW beristirahat sejenak di terminal.
Baca SelengkapnyaSempat melapor ke polisi, namun keluarga korban diarahkan ke Denpom I/Bukit Barisan.
Baca SelengkapnyaSonia, mengatakan dari hasil pemeriksaan dokter, korban meninggal dunia tak mengalami luka di fisik korban.
Baca SelengkapnyaKasus ini sebelumnya terungkap bermula dari pelaporan pihak keluarga korban di Polsek Glenmore wilayah hukum Polresta Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaKetiganya bocah berusia 10 tahun, 6 tahun dan 4 tahun
Baca SelengkapnyaBeruntung, ada sejumlah warga yang sedang memancing dan melihat anak-anak tersebut tenggelam.
Baca Selengkapnya